Hepatitis B adalah suatu penyakit yang dapat dicegah. Terpenting, praktek-praktek perlindungan spesifik harus dipromosikan untuk menghindari risiko penularan virus secara seksual atau oleh darah yang tercemar. Sebagai tambahan, dua tipe dariimmunoprophylaxis (pencegahan dengan metode-metode imunologi) tersedia untuk mencegah virus hepatitis B. Yang satu adalah perlindungan pasif, dimana antibodi-antibodi terhadap virus hepatitis B diberikan kepada pasien. Yang lainnya adalah perlindungan aktif, atau vaksinasi, yang menstimulasi tubuh untuk menghasilkan antibodi-antibodinya sendiri.
Keefektifan Hepatitis B Immune Globulin (HBIG) Dalam Mencegah Hepatitis B
Pada metode perlindungan pasif, anti-Hbs, yang adalah antibodi-antibodi spesifik terhadap HBsAg diberikan. Preparat yang tersedia dari antibodi-antibodi sepesifik dikenal sebagai hepatitis B immune globulin atau HBIG (BayHep B). HBIG terbentuk dari plasma (suatu produk darah) yang diketahui mengandung suatu konsentrasi yang tinggi dari antibodi-antibodi permukaan hepatitis B (hepatitis B surface). Perlindungan pasif biasanya diberikan setelah suatu paparan pada virus untuk mencegah seorang yang peka memperoleh virus hepatitis B. Jika diberikan dalam 10 hari dari paparan pada virus, HBIG adalah hampir selalu berhasil dalam mencegah infeksi virus hepatitis B. Bahkan jika diberikan sedikit lebih telat, bagaimanapun, HBIG mungkin mengurangi keparahan dari suatu infeksi virus hepatitis B. Perlindungan terhadap virus hepatitis B berlangsung/bertahan untuk kira-kira tiga minggu setelah HBIG diberikan. Tidak ada kasus-kasus yang didokumentasikan dari penularan HIV yang telah dikaitkan dengan pemberian HBIG.
Keefektifan Vaksinansi Untuk Hepatitis B
Untuk perlindungan aktif, atau vaksinasi, suatu antigen virus hepatitis B virus yang tidak berbahaya diberikan untuk menstimulasi sistim imun tubuh untuk menghasilkan antibodi-antibodi yang melindungi terhadap virus hepatitis B. Vaksin dengan demikian mencegah infeksi virus hepatitis B. Vaksin-vaksin virus hepatitis B yang pertama diturunkan dari plasma yang disatukan (gabungan) yang diperoleh dari orang-orang dengan tingkat-tingkat HBsAg yang tinggi. Vaksin-vaksin yang sekarang tersedia di Amerika dibuat (disintesis) menggunakan teknologi penggabungan-ulang (recombinant) DNA (menggabungkan segmen-segmen DNA). Vaksin-vaksin recombinant hepatitis B ini (Energix-B dan Recombivax-HB) dikonstrusikan mengandung hanya bagian dari HBsAg yang sangat berpotensi dalam menstimulasi sistim imun untuk menghasilkan anti-HBs. Vaksin tidak mengandung komponen virus lainnya dan adalah tidak menular (tidak menyebabkan infeksi).
Vaksin hepatitis B diberikan sebagai suatu rangkaian dari tiga suntikan-suntikan intramuskular. Untuk efek yang maksimal, vaksin harus disuntikan pada otot deltoid (pundak) pada dewasa-dewasa. Lebih dari 95% dari anak-anak dan anak-anak remaja, dan lebih dari 90% dari dewasa-dewasa yang muda dan sehat mengembangkan antibodi-antibodi (anti-HBs) yang memadai dalam responnya pada rangkaian dari tiga dosis yang direkomendasikan. Suatu kekurangan respon pada vaksin-vaksin hepatitis B tampaknya ditentukan oleh gen-gen warisan (diturunkan) yang spesifik dari individu yang mempengaruhi produksi antibodi-antibodi tertentu dari tubuh. Orang-orang yang merespon dengan antibodi-antibodi yang memadai pada vaksin hepatitis B terlindung terhadap hepatitis B. Sebagai tambahan, mereka, oleh karenanya, terlindung terhadap penyakit-penyakit yang tergantung dari virus hepatitis B, seperti hepatitis B kronis, sirosis virus hepatitis B dan komplikasi-komplikasinya (termasuk kanker hati hepatitis B), polyarteritis nodosa, dan hepatitis delta.
Komite Penasehat pada Praktek-Praktek Imunisasi pada Pusat-Pusat Pengontrolan Penyakit merekomendasikan vaksinasi hepatitis B untuk setiap orang berumur 18 tahun atau lebih muda, dan untuk dewasa-dewasa yang berumur lebih dari 18 tahun yang berada pada risiko yang meningkat untuk infeksi virus hepatitis B. Vaksinasi hepatitis B telah direkomendasikan sebagai suatu vaksinasi untuk bayi-bayi sejak 1991 dan untuk remaja-remaja sejak 1995. Dewasa-dewasa yang berada pada risiko yang meningkat untuk infeksi virus hepatitis B, dan mereka, oleh karenanya, harus menerima vaksin termasuk: heteroseksual-heteroseksual yang aktif secar seksual dengan lebih dari satu pasangan seksualnya dalam waktu sebelum enam bulan atau suatu sejarah dari suatu penyakit yang ditularkan secara seksual; pria-pria yang mempunyai hubunga seksual dengan pria-pria; pengguna-pengguna dari obat-obat suntikan yang ilegal (terlarang); orang-orang dengan suatu risiko infeksi dari pekerjaannya (contohnya, pekerja-pekerja pelayanan kesehatan); pasien-pasien hemodialysis; kontak-kontak rumah tangga dan seksual dari orang-orang dengan infeksi virus hepatitis B kronis; dan penghuni-penghuni dan staf dari institusi-institusi kejiwaan dan penjara-penjara.
Kebanyakan orang-orang dengan fungsi imun yang normal yang merespon secara memadai pada rangkaian 3-dosis vaksin hepatitis B akan mungkin tetap terlindungi secara tidak terbatas. Contohnya, mereka terlindungi bahkan ketika tingkat-tingkat anti-HBs dalam darah, yang secara normal berkurang secara perlahan dalam waktu bertahun-tahun, menjadi begitu rendah sehingga mereka tidak terdeteksi oleh tes-tes yang biasanya digunakan. Untuk sebab ini, memonitor tingkat-tingkat darah anti-HBs setelah vaksinasi dan dosis-dosis pendorong (booster) masa depan tidak direkomendsikan pada orang-orang yang sehat.
Diantara pasien-pasien yang tidak merespon pada suatu rangkaian tiga dosis vaksin hepatitis B, 25 sampai 50% dari mereka dengan fungsi imun yang normal akan merespon pada suatu dosis vaksin tambahan dan 50 sampai 75% akan merespon pada tiga dosis tambahan. Seseorang yang tidak merespon pada enam dosis vaksin, bagaimanapun, tidak akan mendapat manfaat dari dosis tambahan dan tidak terlindung dari infeksi virus hepatitis B. Akhirnya, seorang individu yang sistim imunnya terganggu mempunyai suatu angka respon antibodi yang jauh lebih rendah pada vaksin hepatitis B standar. Contoh-contoh dari individu-individu dengan sistim imun yang terganggu termasuk penerima-penerima pencangkokan atau orang-orang dengan infeksi HIV, kanker, atau gagal ginjal kronis.
Post-exposure immunoprophylaxis Untuk Virus Hepatitis B
Pencegahan infeksi dengan virus hepatitis B setelah seseorang terpapar melibatkan pemberian HBIG dan/atau vaksin hepatitis B (recombinant). Ini adalah kedua metode-metode dari immunoprophylaxis. Tipe immunoprophylaxis yang direkomendasikan pada situasi-situasi setelah paparan (post-exposure) tergantung dari tipe paparan (exposure). (Lihat tabel 2).
Tabel 2: Petunjuk pada post-exposure immunoprophylaxis untuk virus hepatitis B
Tipe Paparan | Immunoprophylaxis |
Peri-natal | Vaksinasi dan HBIG |
Seksual Infeksi akut Pembawa kronis | HBIG dengan atau tanpa vaksinasi Vaksinasi |
Kontak rumah tangga Pembawa kronis Kasus akut Kasus akut, paparan yang diketahui | Vaksinasi Tidak ada, kecuali paparan yang diketahui HBIG dengan atau tanpa vaksinasi |
Bayi (12 bulan) Kasus akut pada pemberi layanan utama Inadvertent cutaneous atau mukosal | HBIG dan vaksinasi Vaksinasi dengan atau tanpa HBIG |
Mencegah Penularan Virus Hepatitis B Dari Ibu Ke Bayi Yang Baru Dilahirkan
Peri-natal immunoprophylaxis adalah penting sekali (kritis) untuk mencegah penularan virus hepatitis B dari ibu ke bayi yang baru dilahirkan. Pada satu situasi, jika bayi dilahirkan oleh seorang ibu yang diketahui adalah HBsAg positif, bayi harus menerima HBIG waktu lahir atau dalam 12 jam kelahiran. Pada situasi yang lain, jika ibu tidak disaring sebelumnya untuk HBsAg dan ditemukan positif setelah melahirkan, bayi harus menerima HBIG sesegera mungkin, tidak lebih telat dari satu minggu setelah kelahiran. Pada kedua situasi, bayi harus juga diberikan vaksin hepatitis B (recombinant); menerima dosis pertama waktu kelahiran (dalam 12 jam), yang kedua waktu 1 bulan (tidak lebih telat dari 2 bulan), dan ketiga waktu 6 bulan.
Pengobatan Bekampun mampu mencegah terjadinya penyakit Hepatitis B, pengeluaran darah kotor mampu membuat kerja hati menjadi ringan, terutama dalam mefilterisasi darah. Berbekam sebulan sekali dengan mengikuti sunah Rasulullah dapat membuat hati (liver) mampu melakukan rehatd an peratahanan terhadap penyakit.
EmoticonEmoticon