Jumat, 31 Juli 2009

Selamatkan Ginjal dengan Gigi yang Sehat

Pengobatan Ust. Galih Gumelar - Memasuki usia tua, seseorang mengalami banyak kemunduran pada sistem organ tubuhnya. Berbagai penyakit sistemik seperti penyakit hati, ginjal, dan jantung menjadi hal yang menghantui banyak orang lanjut usia. Ketakutan akan penyakit-penyakit yang mengancam jiwa sayangnya membuat banyak orang menganggap kesehatan gigi dan mulut seolah-olah menjadi kurang penting. Padahal banyak penyakit yang berawal dari penyakit gigi dan mulut.

Salah satunya adalah penyakit ginjal, yang merupakan masalah kesehatan yang banyak terjadi di masyarakat kita namun sebagian besar penderita tidak menyadari adanya gejala-gejala penyakit tersebut pada tubuh mereka. Menurut National Kidney Foundation, satu dari sembilan orang dewasa di Amerika menderita penyakit ginjal kronik. Penyakit ini dapat mempengaruhi tekanan darah dan kesehatan tulang. Pada akhirnya penyakit ini dapat mengarah kepada penyakit jantung atau gagal ginjal.

Dari beberapa laporan penelitian baru-baru ini, dilansir fakta-fakta bahwa faktor resiko seperti penyakit periodontal, kurangnya pendidikan dan pengetahuan tentang kesehatan, serta buruknya akses terhadap fasilitas dan sarana kesehatan sangat berkaitan dengan penyakit ginjal kronik.

Penyakit periodontal adalah penyakit pada jaringan pendukung gusi, di mana terjadi peradangan atau pun infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Dalam bahasa kedokteran peradangan jaringan periodontal disebutperiodontitis, dalam tingkat lanjut periodontitis menyebabkan kerusakan tulang dan mengakibatkan kegoyangan gigi sehingga gigi akhirnya harus dicabut. Periodontitis merupakan penyebab utama hilangnya gigi pada orang dewasa.

Dalam penelitian yang baru-baru ini dipublikasikan dalam Journal of Periodontology, didapati bahwa orang dewasa yang tidak bergigi lebih besar kemungkinan untuk menderita penyakit ginjal kronik daripada orang dewasa yang gigi geliginya masih cukup lengkap. Penelitian yang dilakukan oleh penelitia dari Case Western Reserve University, Cleveland, Ohio tersebut melibatkan 4053 orang dewasa berusia 40 tahun keatas. Fungsi ginjal dan kesehatan periodontal pada partisipan tersebut diperiksa, dan dari hasil penelitian tersebut terungkap bahwa partisipan yang sudah kehilangan semua gigi ternyata lebih besar kemungkinan untuk menderita penyakit ginjal kronik daripada partisipan yang giginya masih lengkap. Menurut penelitinya, peradangan kronik yang destruktif pada jaringan periodontal dapat berperan dalam tingginya angka penyakit ginjal kronik di antara pasien tidak bergigi.

Pada penelitian lain yang dilakukan oleh peneliti dari Medical University Polandia, didapati angka periodontitisyang lebih tinggi pada penderita ginjal kronik dibandingkan dengan populasi umum terutama pada penderita gagal ginjal yang harus menjalani cuci darah secara rutin. Dapat diasumsikan bahwa penyakit ginjal kronik dan penyakit periodontal memiliki hubungan kausatif dua arah.

Dari data-data tersebut dapat disimpulkan bahwa kebersihan dan kesehatan gigi dan mulut yang terpelihara dapat menghindarkan seseorang dari resiko menderita penyakit ginjal kronik. Sebaliknya, tindakan profilaksis dan perawatan penyakit gigi dan mulut secara dini dan seksama pada penderita penyakit ginjal kronik dapat berdampak positif bagi kesehatan umum pasien tersebut. Terapi periodontal tersebut meliputi pembersihan karang gigi, penghalusan akar, dan pemberian antibiotik yang pada akhirnya akan menurunkan tingkat peradangan secara signifikan

Konsumsi Ikan dapat Mengurangi Risiko Gangguan pada Otak

Pengobatan Ust. Galih Gumelar - Konsumsi ikan tuna dan ikan lainnya telah diteliti dapat mengurangi angka kejadian dari infark (kematian sel) otak subklinis dan abnormalitas dari substansi putih otak. Para peneliti menemukan bahwa konsumsi ikan dalam porsi sedang pada orang dewasa berkaitan dengan penurunan abnormalitas otak yang dibuktikan melalui pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI). Konsumsi ikan yang dimaksud dalam hal ini adalah ikan dengan pengolahan direbus atau dipanggang.

Jenis ikan yang yang memiliki peran penting dalam kesehatan adalah yang mengandung eicosapentanoic dandocosahexanoid acid. The American Heart Association (AHA) menganjurkan agar memakan ikan minimal 2 kali dalam seminggu. Rekomendasi yang mereka berikan adalah ikan seperti makarel, tuna, herring, dan salmon yang memiliki kandungan omega 3 dalam kadar tinggi.

Penelitian yang diketuai oleh Jyrki Virtanen, PhD dari Universitas Kuopio di Finlandia melibatkan 3660 partisipan usia 65 tahun ke atas atau lebih tua. Semua partisipan merupakan bagian dari Penelitian Kesehatan Jantung dan Pembuluh Darah, dan memiliki pemeriksaan MRI sebagai dasar. Lima tahun kemudian, hanya sekitar 2300 pasien yang membutuhkan pemeriksaan MRI ulang.

Setelah menganalisis berbagai faktor risiko multipel, peneliti menemukan bahwa risiko mengalami infark di satu atau beberapa tempat, lebih rendah pada mereka yang mengkonsumsi tuna dan ikan lain 3 kali atau lebih dalam seminggu dibandingkan dengan mereka yang mengkonsumsi ikan kurang dari 1 kali sebulan. Mereka menemukan bahwa konsumsi ikan berkaitan dengan penurunan angka kejadian dari infark subklinis. Dan ikan juga berkaitan dengan penurunan gangguan pada substansi putih di otak. Para peneliti juga menemukan bahwa tidak didapatkan keterkaitan antara ikan yang digoreng dengan abnormalitas dari otak.

Sumber : www. fairmanstudios.com

Penelitian ini memiliki beberapa kekuatan diantaranya adalah rekruitmen berdasarkan polulasi, jumlah partisipan yang besar, dan pemeriksaan menyeluruh mengenai faktor risiko lain, termasuk memiliki MRI sebagai dasar. Namun penelitian ini juga memiiliki kelemahan diantaranya adalah adanya faktor lain yang mendukung kesehatan seperti pola hidup sehat. Para peneliti memerlukan penelitian lebih lanjut lagi mengenai konsumsi ikan atau minyak ikan untuk membuktikan keterkaitannya menurunkan angka kejadian iskemik.

Cara Penyebaran Kanker Otak

Pengobatan Ust. Galih Gumelar - Penelitian yang dilakukan di Universitas Oxford dan diterbitkan di dalam jurnal PLoS One, telah berhasil mengidentifikasikan mekanisme mengenai bagaimana sel kanker dapat masuk ke pembuluh daran menuju otak. Hal ini akan berguna untuk membuat obat jenis baru dengan mekanisme mencegah sel kanker menyebar dan tumbuh di otak.

Metastasis adalah proses penyebaran dan pertumbuhan sel kanker dari massa kanker utama ke organ di sekitarnya. Hal ini merupakan penyebab utama mengapa kanker merupakan penyakit yang berbahaya dan menyebabkan kematian.

Metastasis ke organ otak merupakan penyebab paling umum kanker yang berkembang di otak atau susunan saraf pusat. Jumlah metastasis otak mencapai 10 kali lipat dibandingkan kanker yang berasal dari otak sendiri (original). Sekali sel kanker bermetastasis ke otak, prognosis pasien ke depan tidak terlalu bagus. Umumnya pasien hanya dapat bertahan 9 bulan dengan terapi maksimal. Sekitar 20% dari seluruh penderita kanker akan bermetastasis ke otak.

“Metastasis ke otak merupakan tahap terminal dari penyakit kanker dan sangat sedikit yang diketahui mengenai proses tersebut,” kata dr. W Shawn Carbonell, seorang peneliti post-doctoral di MRC/CRUK Gray Institute for Radiation Oncology and Biology Universitas Oxford. ”Namun dengan melakukan berbagai penelitian mengenai hal ini, diharapkan kita akan mampu memberikan suatu terapi yang lebih baik untuk mengatasi penyebaran kanker tersebut.”

Tim penelitian dari Universitas Oxford yang dipimpin oleh profesor Ruth Muschel dari Gray Institute for Radiation Oncology and Biology mencoba menjawab pertanyaan : bagaimana sel kanker tumbuh dan berkembang di dalam otak? Mereka melakukan penelitian berbagai jenis sel kanker baik dari manusia maupun tikus (sel kanker payudara, melanoma, limfoma) dan memeriksa bagaimana sel kanker tersebut bertumbuh di dalam otak (in vitro).

Para peneliti menemukan bahwa sel kanker mulai bertumbuh melalui dinding pembuluh darah otak pada 95% kasus, bukan di sel saraf secara langsung. Peneliti menduga bahwa dengan menguasai pembuluh darah di orak, sel kanker akan memperoleh nutrisi dan oksigen serta dapat berkembang biak tanpa perlu menumbuhkan pembuluh darah sendiri. Selain itu, sel kanker membutuhkan pembuluh darah otak untuk menginvasi otak secara keseluruhan.

Ketergantungan sel kanker terhadap pembuluh darah di otak merupakan suatu celah untuk membantu menemukan terapi baru untuk kanker, ujar profesor Muschel. Penemuan ini merupakan salah satu bagian dari teka-teki dimana hal ini merupakan terobosan untuk menemukan terapi pencegahan penyebaran sel kanker di otak.

Mitos Salah tentang Diabetes

Pengobatan Ust. Galih Gumelar - Penyakit diabetes semakin banyak berkembang. Penderitanya pun tak terbatas pada golongan usia tertentu atau berdasarkan salah satu jenis kelamin saja. Tak heran, jika pencegahan dan penanganan yang benar tentang penyakit itu semakin banyak digaungkan di seluruh dunia.

Namun, seringkali ditemukan beberapa mitos salah mengenai diabetes dalam masyarakat. Padahal, bisa jadi kesalahan itu justru bisa menjerumuskan dalam keadaan yang berbahaya.

Berikut adalah beberapa mitos salah mengenai diabetes serta alasannya yang perlu Anda ketahui, antara lain :

Mitos 1 : Mengonsumsi terlalu banyak gula dapat menyebabkan diabetes

Salah. Penyebab diabetes belum dipahami sepenuhnya. Terlalu banyak mengonsumsi gula tidak secara otomatis menyebabkan diabetes. Alih-alih, diabetes mulai ketika kemampuan tubuh untuk memproses makanan menjadi glukosa yang dibutuhkan sel tubuh terganggu. Sebuah jenis hormon yang disebut insulin diproduksi didalam pankreas. Insulin membantu sel dalam tubuh untuk menggunakan glukosa menjadi bahan bakar. Hal itu merupakan tipe diabetes yang paling umum dan penyebabnya.

Diabetes Tipe 1 muncul ketika pankreas tidak dapat memproduksi insulin. Tanpa insulin, gula yang dikonsumsi akan terkumpul di aliran darah. Orang yang terkena diabetes tipe 1 harus mendapatkan insulin agar gula dapat masuk ke dalam sel.

Sementara itu diabetes tipe 2 muncul ketika insulin tidak berfungsi sebagaimana seharusnya atau biasa disebut resistensi insulin atau jika pankreas tidak memproduksi cukup insulin. Orang yang kelebihan berat badan cenderung mengalami hal itu. Kejadian itu dapat terjadi pada orang dengan usia berapa saja. Selain itu, wanita bisa mengalami diabetes pada masa kehamilan yang disebut gestational diabetes.

Mitos 2 : Jika dokter mengatakan Anda memiliki garis batas diabetes, maka tidak perlu khawatir

Tidak ada istilah garis batas diabetes. Untuk sebagian besar orang, perbatasan berarti mereka tidak memiliki diabetes sehingga tidak perlu mengontrol apa pun. Hal itu salah! Jika Anda memiliki diabetes, maka terima kenyataan Anda mengidapnya. Diabetes harus diobati dan dianggap serius.

Jika Anda mengalami pradiabetes, yaitu ketika kadar gula darah tinggi namun belum sampai tingkat diabetes, maka sebaiknya Anda menyikapinya dengan serius.

Mitos ke-3 : Jika saya tidak perlu minum obat diabetes, maka diabetes saya tidak serius

Tidak semua penderita diabetes membutuhkan obat. Jika tubuh memperoduksi sebagian kecil insulin, menurunkan berat badan, menerapkan pola makan sehat serta berolahraga secara teratur maka insulin akan bekerja lebih efektif. Namun, diabetes senantiasa berubah seiring dengan waktu dan bisa saja bantuan obat diperlukan nantinya.

Mitos ke-4 : Sebelumnya saya tidak mengonsumsi obat diabetes, namun sekarang dokter telah meminta saya untuk makan obat atau memperoleh insulin tambahan. Artinya, saya telah melakukan sesuatu yang salah atau saya telah gagal

Seperti yang telah disebutkan diatas, diabetes berubah seiring waktu. Sesuatu yang berhasil saat ini, belum tentu akan berhasil di masa datang karena diabetes adalah penyakit yang berkembang terus menerus. Tujuan yang paling penting bagi penderita diabetes adalah tetap menjaga kadar gula darah mendekati normal agar tubuh terasa sehat dan menghindari komplikasi diabetes pada jangka panjang.

Mitos ke-5 : Insulin dapat menyebabkan penambahan berat badan dan menyebabkan obesitas yang tidak baik, sebaiknya Anda menghindari insulin

Dua penelitian yang khusus mengobservasi dan mempelajaari manajemen diabetes yang dilakukan United Kingdom Prospective Study (UKPDS) dan Diabetes Control and Complications Trial (DCCT) menunjukkan, manfaat dari pengaturan glukosa dengan insulin yang nyatanya tidak menambah berat badan.

Mitos ke -6 : Cara terbaik untuk mengetahui kadar gula darah adalah bagaimana perasaan Anda hari ini

Sebagian orang memiliki gejala ketika kadag gula darah terlalu rendah atau tinggi, sementara yang lainnya tidak. Karena gejala-gejala kadar gula darah tinggi dan rendah hampir serupa, sangat sulit mengetahui arti dari gejala yang Anda rasakan. Satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah mengecek kadar gula darah seperti biasa.

Mitos ke-7 : Jika kadar gula darah saya tidak melebihi dari 180 mg/dl, tentunya normal untuk saya sebagai penderita diabetes

Tidak! Kadar gula darah para penderita diabetes memang tidak sama dengan kadar gula darah orang normal. Namun, meskipun kadar glukosa Anda tinggi, bukan berarti ukkuran tersebut baik. Kadar gula yang berlebihan dari yang direkomendasikan dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ dan sistem dalam tubuh Anda.

Mitos ke-8 : Diabetes tipe-2 tidaklah serius

Mitos itu sangat berbahaya karena orang yang mempercayai hal itu bisa saja tidak menganggap penyakit ini serius. Semua tipe diabetes sangat serius dan harus ditangani dengan serius juga.

Mitos ke-9 : Ada alat pengukur kadar gula darah yang tidak mengharuskan saya untuk mengeluarkan darah

Setiap pengukur gula darah membutuhkan tetesan darah untuk mendapatkan hasilnya. Ada berbagai jenis pengukur gula darah yang memungkinkan Anda mengambil darah dari telapak tangan atau jari. Yang perlu diingat, Anda harus mengeluarkan darah untuk memperoleh tetesan darah yagn diperlukan.

Mitos ke-10 : Komplikasi diabetes tidak dapat dihindari, jadi mengapa harus memperhatikan penyakit diabetes yang saya alami.

Komplikasi diabetes dapat dihindari. Studi yang dilakukan oleh UKPDS dan DCCT menunjukkan, komplikasi dapat dihambat dan dicegah dengan kontrol gula darah. Diabetes adalah penyakit serius, umum, biaya mahal namun dapat dikontrol. Banyak orang yang mengalami diabetes dapat menjalani hidup normal serta mencegah komplikasi tambahan lainnya

Ramadhan, Tahan Diri dari Makanan Tak Sehat

Pengobatan Ust. Galih Gumelar - Pola makan tidak sehat seperti makan terlalu banyak atau konsumsi gula berlebih seringkali sulit diubah. Alasan klasik adalah kesulitan menahan diri.

Ramadhan menjadi salah satu bagian dari solusi masalah dengan memberikan motivasi, kotrol diri dan kesempatan untuk melaksanakan kebiasaan yang lebih baik.

Saat seseorang berpuasa, maka dia belajar mengontrol nafsu terhadap makanan atau minuman yang disukai secara berlebihan. Selanjutnya, dapat melatih menghentikan melakukan sesuatu yang merusak kesehatan dan kehidupan.

Pakar Nutrisi Universitas West Virginia, Amerika Serikat, Profesor Dr. Mohammad Zafar A. Nomani mengatakan, berpuasa menjaga panas atau perasaan sebah pada perut dan asam pada mulut untuk sebagian masyarakat.

"Yang biasanya disebabkan kenaikan asam gastrik pada lambung," ujar Nomani seperti dilansirIslamonline.net, beberapa waktu lalu.

Mengistirahatkan pencernaan dari kue donat dan kopi serta makanan ringan, lalu memilih konsumsi makanan kaya protein, serat dan bergizi seperti roti gandum, sayuran,kacang-kacangan, dan buah akan mengurangi produksi asam gastrik dan produksi asam oleh empedu.

Bagi para perokok, ada keuntungan lain di bulan puasa yaitu dapat menahan diri seharian. Berdasarkan data dari Rumah Sakit Lehigh Valley dan Jaringan kesehatan, merokok satu bungkus dalam sehari selama setahun menambah dua gelas tar pada paru-paru perokok.

Tubuh sebenarnya dapat menghilangkan racun tar saat seseorang berhenti merokok termasuk di bulan Ramadhan. Diakhir bulan bebas rokok, indra perasa dan pembau akan kembali berfungsi seperti sedia kala. Anda tidak lagi bernafas pendek dan terjadi peningkatan energi.

Menurut studi yang dilakukan komunitas ilmu jiwa Amerika, kafein dan nikotin memanfaatkan kenaikan potensi marah selama puasa. Tapi, diakhir bualn Ramadhan, tingkat emosi perokok menurun ke level terendah dari sebelumnya selama bulan puasa dimulai.

Dengan meningkatkan perhatian terhadap pola makan selama bulan puasa, maka seseorang akan termotivasi untuk memakan lebih banyak buah dan meminum lebih banyak dari kebiasaan sehari-hari. Selain itu, bulan suci juga akan dipengaruhi oleh meningkatnya kesadaran atas keberadaan Allah SWT.

Menjelang hari akhir bulan puasa, teruskan mengatur pembatasan pola konsumsi dari makanan yang tidak sehat seperti makanan ringan, rokok, kafein, gula. Anda akan menyadari, bisa bertahan tanpa dan merasa lebih baik.

Sesekali anda harus menghilangkan racun pada tubuh dari kafein, gula dan nikotin. Niscaya sakit kepala menghilang dan merasa lebih berenergi dibandingkan saat mengonsumsi kopi setiap pagi.

Perut Langsing, Menghindari Kanker Pankreas

Pengobatan Ust. Galih Gumelar – Para wanita yang kelebihan berat terutama di bagian perut, sebaiknya ekstra waspada. Mungkin Anda bisa segera berdiet dan berolahraga untuk mengecilkannya. Penelitian terbaru menyebutkan, kecenderungan lemak berlebih di bagian tubuh tersebut memperbesar risiko hingga 70% terhadap kanker pankreas.

Studi tersebut juga membuktikan bahwa kaitan antara obesitas dan kanker terjadi sama besarnya pada perempuan dan laki-laki. Hal itu diungkap Juhua Luo dari institut Karolinska Swedia pada Jurnal Kanker Inggris seperti dilansir Kantor Berita Reuters, baru-baru ini.

“Kami menemukan risiko meningkatnya kanker pankreas terjadi pada wanita yang menderita obesitas pada masa pasca-menopouse, yang memiliki kelebihan berat di sekitar perut. Obesitas adalah masalah yang dapat dicegah, untuk itu penting bagi para wanita menyadari hal itu berisiko tinggi," jelasnya.

Kanker pankreas menempati urutan kelima yang penyebab kematian. Setidaknya 2% dari diagnosa kanker setiap tahunnya. Namun, menurut Universitas Johns Hopkins di Baltimore, yang berhasil bertahan hidup pada tahun pertama kurang dari 5%.

Hingga saat ini penyebab kanker pankreas yang terbanyak yang disebabkan oleh asap rokok dan sakit pankreas kronis. Kini semakin banyak bukti yang mengungkap bahwa risiko kanker tersebut meningkat karena faktor obesitas pada wanita dan pria.

Penelitian terbaru itu merupakan bagian dari Women's Health Initiative, yang melibatkan lebih dari 138.000 wanita yang sudah memasuki menopause di Amerika Serikat selama lebih dari tujuh tahun. Tim peneliti fokus mempelajari hubungan antara obesitas dan kanker pankreas.

Mereka menemukan 251 wanita benar-benar terkena kanker pankreas, sekitar 78 orang dari mereka memiliki pinggul besar. Setelah menyisihkan faktor lain, maka sekitar 70% dari wanita tersebut sekitar 34 orang tercatat memiliki kelebihan lemak di bagian perut terbanyak benar-benar terjangkit. Penemuan juga menunjukan bahwa kelebihan berat di sekitar perut lebih mudah diprediksi penyakit daripada indeks massa badan, ukuran obesitas.

Tim peneliti juga mengatakan, obesitas lebih berisiko terkena kanker pankreas dengan beberapa faktor lainnya seperti pemakaian insulin tingkat tertentu. Terutama, obesitas juga memperbesar kemungkinan untuk terkena penyakit diabetes. “Seperti yang kita ketahui,lemak yang berlebih pada bagian perut berhubungan dengan meningkatnya level insulin, bisa jadi hal itu menjadi penyebab antara obesitas dan kanker pankreas” terang Luo.

Beberapa penilitian sebelumnya menunjukan, obesitas meningkatkan resiko beberapa tipe kanker termasuk payudara dan usus juga serangan jantung dan kondisi lain

Kenali Gangguan Hati Melalui Warna Urin

Pengobatan Ust. Galih Gumelar - Salah satu organ vital dalam tubuh manusia adalah hati (liver). Dalam organ itu, terjadi proses-proses penting, yaitu proses penyimpanan energi, pembentukan protein dan asam empedu, pengaturan metabolisme kolesterol, dan penetralan racun/obat yang masuk dalam tubuh.

Jika terdapat kerusakan pada hati, otomatis akan mengganggu fungsi tubuh seseorang. Salah satu kerusakan pada hati yang dikenal adalah kolestasis.

Kolestasis terjadi akibat kegagalan hati memproduksi dan pengeluaran empedu. Seseorang yang menderita kolestasis mengalami kesulitan dalam penyerapan lemak dan vitamin A, D, E, K oleh usus. Selain itu kolestasis juga menyebakan adanya penumpukan asam empedu, bilirubin dan kolesterol di hati.

Gangguan aliran empedu bisa terjadi di sepanjang jalur antara sel-sel hati dan usus dua belas jari. Meskipun empedu tidak mengalir, tetapi hati terus mengeluarkan bilirubin, yaitu komponen empedu yang berwarna jingga. Bilirubin kemudian diendapkan di kulit dan dibuang ke air kemih, kejadian it menyebabkan sakit kuning (jaundice).

Untuk tujuan diagnosis dan pengobatan, penyebab kolestasis dibagi menjadi dua kelompok. Pertama, gangguan yang berasal dari hati, seperti hepatitis, penyakit hati alkoholik, akibat obat-obatan dan perubahan hormon selama kehamilan.

Kemudian, gangguan berasal dari luar hati, seperti batu di saluran empedu, penyempitan saluran empedu, kanker saluran empedu, kanker pankreas dan peradangan penkreas.

Gejala gangguan hati dapat dilihat dari bilirubin yang berlebihan di dalam kulit dan air kemih yang menyebabkan warna air kemih lebih gelap. Selain itu, perubahan dapat dilihat dari warna tinja.

Akibat adanya ganguan aliran empedu sehingga bilirubin tidak mengalir ke usus dan menyebabkan tinja tampak pucat. Tinja juga bisa mengandung banyak terlalu banyak lemak, karena di dalam usus tidak terdapat empedu untuk membantu proses pencernaan lemak dalam makanan.

Berkurangnya empedu dalam usus, juga menyebabkan berkurangnya penyerapan kalsium dan vitamin D. Jika kolestasis menetap, kekurangan kalsium dan vitamin D akan menyebabkan pengeroposan tulang sehingga penderita kolestasis merasakan nyeri di tulang hingga bisa menyebabkan patah tulang.

Selain itu, terjadi juga gangguan penyerapan bahan-bahan yang diperlukan untuk pembekuan darah, sehingga penderita cenderung mudah mengalami pendarahan.

Gejala lainnya tergantung dari penyebab kolestasis, bisa berupa sakit perut, hilangnya nafsu makan, muntah atau demam.

Penggobatan paling rasional untuk kolestasis adalah perbaikan aliran empedu ke dalam usus. perbaikan aliran empedu secara medis dapat dengan pemberian pemberian fenobarbital dan kolestiramin, ursodioxy cholic acid (UDCA).

Penyumbatan di luar hati biasanya dapat diobati dengan pembedahan. Sementara itu, jika penyumbatan terjadi di dalam hati bisa diobati dengan berbagai cara, tergantung dari penyebabnya.

Jika penyebabnya adalah obat, maka pemakaian obat dihentikan dan jika penyebabnya adalah hepatitis, Biasanya kolestasis dan sakit kuning akan menghilang sejalan dengan membaiknya penyakit.

Minum Es Teh, Rawan Batu Ginjal

Pengobatan Ust. Galih Gumelar - Minuman teh dicampur dengan es sebagai pelepas dahaga di siang hari yang terik tentunya sangat menyenangkan. Namun, bagi Anda yang memiliki kecenderungan mengalami pembentukan batu ginjal sebagiknya berhati-hati. Penelitian terbaru menyarankan, sebaiknya beralih dari es teh ke air putih dengan lemon atau jus lemon.

Menurut para ahli, batu yang terbentuk dari kristal di dalam ginjal atau saluran air seni dari ginjal ke kandung kemih mempengaruhi sekitar 10% populasi Amerika Serikat. Pria tercatat memiliki risiko empat kali lebih besar dibandingkan wanita. Risiko pembentukan batu ginjal tesebut biasanya akan meningkat setelah usia 40 tahun.


Kandungan zat oxalate sebagai salah satu kunci pembentukan batu ginjal, terdapat didalam es teh dalam tingkat konsentrasi tinggi.

"Untuk banyak orang, es teh adalah salah satu minuman yang paling buruk. Terutama bagi orang yang memiliki risiko pembentukan batu ginjal, minuman itu sangat berisiko," ujar Instruktur department of urology di Loyola University Chicago Stritch School of Medicine, John Milner.

Kegagalan untuk menjaga kecukupan cairan dalam tubuh adalah penyebab utama pembentukan gagal ginjal. Tingginya suhu udara dan tingkat kelembaban, sering menyebabkan keringat berlebih dan dehidrasi, didukung oleh tingginya konsumsi es teh, dapat meningkatkan risiko gagal ginjal saat ini.

Tea Association dari Amerika Serikat melaporkan, warganya mengonsumsi sekitar 1,91 miliar galon es teh per tahun. Hal tersebut dilatari dengan keyakinan bahwa minuman tersebut lebih sehat dibandingkan minuman lain seperti soda dan bir.

Milner mengatakan, minum air putih adalah cara terbaik untuk menjaga cairan dalam tubuh. Jika seseorang cenderung terkena batu ginjal, pilihan terbaik adalah minum air putih dengan lemon atau jus lemon.

"Lemon memiliki kandungan sitrat yang tinggi, sehingga dapat mencegah pembentukan batu ginjal. Jus lemon yang tidak dicampur dengan bahan-bahan perasa lainnya, dapat membantu pembentukan batu ginjal terutama bagi orang-orang yang berisiko tinggi," jelas Milner.

Makanan lainnya yang memiliki tingkat oxalate tinggi yang perlu dihindari oleh orang yang memiliki kecenderungan batu ginjal antara lain, bayam, coklat dan kacang.

Selain itu, perlu juga mengurngi konsumsi garam, dan minum air putih yang cukup setiap hari. Serta, makanan dengan kandungan kalsium tinggi yang dapat menetralkan penyerapan tubuh terhadap oxalate.

Wanita...Berwaspadalah.....

Pengobatan Ust. Galih Gumelar - Saat ini 8,5 juta kematian perempuan akibat penyakit jantung.3 juta kematian perempuan akibat serangan stroke.

Saat ini, penyakit jantung tidak lagi menjadi monopoli kaum laki-laki. Pada masa globalisasi seperti sekarang perempuan telah menjadi agen perubahan utama yang semakin disibukan dengan berbagai kegiatan, baik di luar maupun di dalam rumah.

Ini bisa menyebabkan stres berat, menjalani gaya hidup kurang sehat seperti merokok dan minum minuman beralkhohol, hingga kurangnya waktu untuk beristirahat dan berolahraga. Faktor-faktor itulah yang membuat wanita saat ini sangat berpotensi untuk menderita penyakit jantung.

Di seluruh dunia penyakit jantung dan pembuluh darah (SJPD) menduduki urutan nomor 1 sebagai penyebab kematian perempuan. Namun, masih belum banyak perempuan yang menyadari hal tersebut. Karena itu, Yayasan Jantung Indonesia bekerja sama dengan SK II dan Senayan City, mengadakan acaraThe Red Runway yang juga menjadi bagian dari rangkaian Fashionation Senayan City. Tujuan untuk menggugah kesadaran dan kewaspadaan kaum perempuan sedunia terhadap bahaya penyakit jantung.

Berbagai kajian di bidang kesehatan jantung dan stroke menemukan indikasi bahwa penyakit jantung dan stroke terkait sangat erat dengan pola dan gaya hidup seseorang. Yaitu bagaimana sikap dan perilaku perempuan terhadap aktivitasnya, baik dalam bekerja ataupun berolahraga, pola makan dan gizi seimbang, dan kebiasaan merokok baik aktif maupun pasif. Itu semua memungkinkan wanita mengidap penyakit SJPD.

Anda perlu tahu, ada enam faktor ®MDNM¯risiko penyebab penyakit jantung dan stroke yang dapat dicegah, dikendalikan, atau diobat, yaitu :

Tekanan darah tinggi

Kemungkinan terkena hipertensi meningkat jika Anda memilki keluarga dengan riwayat hipertensi dan berat tubuh Anda 9 kilogram di atas rata-rata.

Kolesterol darah tinggi
Kolesterol adalah substansi mirip lemak yang dapat menyatu dengan substansi lain di dalam dinding arteri dan membentuk plak, yang dapat menyempitkan pembuluh-pembuluh darah. Plak yang pecah, bersama dengan darah, akan membentuk gumpalan. Jika gumpalan menutup pembuluh darah ke jantung dapat mengakibatkan serangan jantung. Jika menutup pembuluh darah ke otak, maka dapat menyebabkan stroke.

Merokok
Perempuan yang merokok umumnya meninggal karena penyakit jantung dan stroke.

Kurang olahraga
Cukup dengan peregangan, atau jalan-jalan di sekitar komplek rumah Anda selama 30 menit, Anda telah menurunkan risiko terkena penyakit jantung dan stroke.

Obesitas atau kegemukan
Bagi perempuan Indonesia, yang berisiko tinggi terkena tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, PJPD dan stroke adalah mereka dengan lingkar pinggang lebih dari 88 cm.

Diabetes atau penyakit kencing manis
Perempuan menderita diabetes berisiko lebih tinggi terkena PJPD daripada bukan penderita diabetes. Jika nilai gula darah anda 22 mg/dl atau lebih, berkonsultasilah dengan dokter. Sebab, 75 persen penderita diabetes meninggal akibat PJPD.

Semua perempuan, terutama setelah monopause, wajib mewaspadai dan mengenali gejala-gejala serangan jantung. Inilah langkah terpenting untuk menyelamatkan banyak nyawa, termasuk nyawa Anda sendiri. n ci2/banyak sumber

Gejala-gejala Serangan Jantung

  1. Rasa tidak enak pada rongga dada, rasa diremas atau sakit di dada bagian tengah, atau di daerah tulang belikat atau tulang belakang.
  2. Rasa tidak enak atau sakit yang menyebar ke bagian-bagian lain tubuh bagian atas, seperti pada salah satu lengan atau keduanya, punggung, leher, dagu, atau daerah perut.
  3. Napas pendek tersengal-sengal, sesak, lemas, lelah tanpa sebab yang jelas, kembung atau rasa penuh gas di perut.
  4. Detak jantung tidak teratur, bedebar-debar, dam gelisah yang tidak dapat dijelaskan.
  5. Keringat berlebihan atau keringat dingin.
  6. Pusing disertai muntah-muntah atau pingsan. n ci2/berbagai sumber

Penyakit Ginjal Datang tanpa Gejala Khas

Pengobatan Ust. Galih Gumelar - Penyakit ginjal bisa menyerang siapa saja, tak melulu orang berusia lanjut. Arief Ashari, contohnya. Pria berusia 30 tahun ini adalah penderita gagal ginjal. Dua kali seminggu ia harus menjalani cuci darah. Arief berusia 28 tahun saat terdeteksi berpenyakit ginjal. Muntah berkali-kali, lemah, dan kehilangan nafsu makan memaksanya terbaring di rumah sakit. ''Setelah melalui berbagai pemeriksaan diketahui ginjal saya tinggal 32 persen,'' kenang Arief.

Dokter, lanjut Arief, awalnya tak khawatir dan tidak merekomendasikannya untuk cuci darah. Kondisi Arief dikatakan bisa membaik asalkan berdiet ketat, tidak capek, dan tidak stres. ''Itu karena saya masih muda dan tidak ada penyakit lain.'' Hanya saja, tuntutan pekerjaan sebagai jurnalis foto pada sebuah majalah terkemuka membuat Arief tak bisa memenuhi persyaratan tadi. Kondisi kesehatan ginjalnya pun merosot, menyisakan 17 persen bagian ginjal yang berfungsi. ''Saya sedang tak sadar saat cuci darah pertama berlangsung.''

Menyusul memburuknya kondisi kesehatannya, Arief memilih berhenti dari pekerjaannya sebagai fotografer. Arief yakin faktor keturunan bukan satu-satunya hal yang membuatnya sakit ginjal. ''Kecapekan, pola makan yang tidak teratur, daya tahan tubuh yang kurang baik, serta kegemukan turut andil sebagai pencetus,'' komentar Arief yang ayahnya pernah terkena penyakit batu ginjal.

Tak hanya Arief. Kris Biantoro juga akrab dengan penyakit ginjal. Pembawa acara televisi yang berjaya di era 1980-1990-an ini telah 40 tahun menjadi pasien prehemodialisis (pre-HD). Dengan memilah makanan yang masuk ke mulutnya, Kris yang kini berusia 70 tahun dapat tampil energik dengan penyakit ginjal kronisnya. Kisah Samuel Mulia lain lagi. Penulis mode dan gaya hidup ini berpuluh tahun hidup dengan atrofi ginjal, ukuran ginjalnya kecil. ''Ternyata, ini kelainan ginjal bawaan,'' ungkapnya dalam seminar yang diselenggarakan oleh Indonesia Kidney Care Club, Ahad (16/3).

Pada tahun 2005, ia sempat cuci darah selama dua bulan. Di tahun yang sama, ia ke Cina untuk melakukan transplantasi ginjal. ''Saya merasa jauh lebih sehat setelahnya,'' kata Samuel. Sebelum terdeteksi sakit ginjal, baik Arief, Kris, maupun Samuel sama-sama tak merasakan keluhan apapun. Mereka merasa sehat meski organ penting dalam tubuhnya sudah mengalami penurunan fungsi kerja. ''Penyakit ginjal memang datang tanpa gejala yang khas,'' jelas Dr dr Suhardjono SpPD-KGH KGer. Tanda kegawatan baru akan muncul saat kondisi ginjal sudah telanjur parah. Tak heran jika kebanyakan orang datang ke dokter setelah ginjalnya yang sehat tinggal 15 persen. Mereka mengeluh cepat lelah, nafsu makan turun, susah tidur, kram otot, bengkak pada pergelangan kaki, gatal dan kulit kering, dan sering berkemih di malam hari.

Lantas, bagaimana kita dapat mengetahui sehat-tidaknya ginjal? Ternyata, caranya sangat mudah. Meski begitu, tidak banyak orang yang mau menyempatkan diri melakukan pemeriksaan. ''Coba tes urine secara rutin di laboratorium,'' saran ketua umum Perhimpunan Dokter Ahli Penyakit Ginjal dan Hipertensi tersebut. Urin secara rinci dapat memperlihatkan kondisi ginjal. Terkait penyakit ginjal, waspadai keberadaan leukosit pada urine. Ini mencerminkan ginjal yang terinfeksi. Sedangkan, adanya protein di urine menunjukkan penurunan fungsi ginjal. ''Sebab, ginjal yang sehat mampu menyaring protein hingga tidak tampak sedikitpun pada urine,'' kata Suhardjono.

Selain urine, kadar kreatinin dalam darah juga perlu diperiksa. Kadar kreatinin bisa dilihat dari pemeriksaan darah rutin. ''Pada orang yang ginjalnya rusak, kadar kreatinin dalam darahnya akan meningkat,'' jelas dokter yang bertugas di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta ini. Pada kasus Kris, kreatinin memperjelas perburukan kondisi ginjalnya. Dalam darah kakek empat cucu ini pernah terpantau kreatinin yang bertengger di angka tujuh. Padahal idealnya, kreatinin -- zat buangan yang berasal dari aktivitas otot dan dibuang dari darah oleh ginjal --berada di rentang nol hingga 1,5.

Tanpa kedua pemeriksaan tersebut, mustahil meneropong kondisi ginjal. Apalagi, rasa sakit di sekitar pinggang yang banyak orang kira sebagai pertanda penyakit ginjal bukanlah indikator akurat. ''Sakit pinggang biasanya cuma persoalan musculo-skeletal, seputar otot dan tulang,'' cetus dokter yang juga praktik di RS Pelni Pertamburan, Jakarta Barat itu.

Sejumlah pemicu
Penyakit ginjal, lanjut Suhardjono, memang tak pandang bulu. Ia tidak memandang usia maupun jenis kelamin. Namun, pada orang yang di keluarganya terdapat penderita batu ginjal, diabetes, stroke, dan penyakit jantung koroner, risikonya lebih tinggi. ''Orang yang pernah menjalani operasi pengangkatan batu ginjal pun berisiko terkena penyakit ginjal.''

Dulu, penyakit ini hanya akrab menghinggapi orang-orang berusia lanjut yang karena perjalanan waktu mengalami penurunan fungsi organ. Namun, seiring pola konsumsi makanan yang salah dan meningkatnya jumlah penderita diabetes, tren penderita penyakit ginjal ikut berubah. ''Belakangan, yang berusia 50 tahun makin banyak yang sudah terserang,'' ujar Suhardjono.

Penyakit ginjal datang dengan berbagai penyebab. Bisa lantaran kelainan bawaan, mungkin pula akibat konsumsi obat terlarang maupun penggunaan analgesik secara berlebihan. Di samping itu, infeksi serta komplikasi penyakit seperti diabetes, hipertensi, lupus, HIV/AIDS, hepatitis C, dan gagal jantung pun berpotensi memengaruhi kerja ginjal.

Di Indonesia, kasus penyakit ginjal umumnya disebabkan oleh komplikasi penyakit lain dan faktor usia lanjut. Tekanan darah tinggi alias hipertensi dan diabetes merupakan penyakit yang paling sering berujung pada kerusakan ginjal. ''Sebagai langkah deteksi dini, cobalah secara rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, terutama cek urine dan darah,'' cetus alumnus Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini

Sehat dengan Mandi

Pengobatan Ust. Galih Gumelar - Menurut penelitian terbaru mandi ternyata tidak hanya baik untuk membersihkan tubuh dari kotoran dan menjauhkan stress, tapi mandi juga memiliki peranan penting meningkatkan sistem kekebalan, membantu kulit terhindar dari penyakit seperti eksema dan bahkan menyembuhkan masalah medis serius.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine menunjukkan penderita diabetes yang menghabiskan hanya setengah jam berendam dalam bak air hangat dapat menurunkan tingkat gula darah sekitar 13 persen.
Penelitian terpisah di Jepang menunjukkan 10 menit berendam dalam air hangat dapat memperbaiki kesehatan jantung baik pria maupun wanita, membantu mereka menjalani test olahraga lebih baik dan mengurangi rasa sakit.

Apa manfaat mandi dan berapa lama anda sebaiknya mandi? Berikut beberapa petunjuk mandi asyik dan menyehatkan:

Mengeluarkan racun
Mandi air hangat sekitar 32-35 derajat Celsius membuka pori-pori yang dapat membantu mengeluarkan toksin. Mandi air hangat juga dapat membantu menurunkan tingkat gula darah, menyembuhkan sakit otot dan membantu menjaga usus besar bekerja dengan baik. Waktu yang dianjurkan selama 10-20 menit.

Stress
Jika anda benar-benar mengalami stress, mandi air dingin akan menjadi jawaban yang tepat. Temperatur yang dianjurkan sekitar 12-18 derajat Celsius. Mandi air dingin sangat baik meredakan ketegangan, sebaliknya dari air hangat karena mandi air dingin dapat mempersempit darah dan meningkatkan tingkat gula darah.

Eksema
Penyakit kulit tertentu seperti eksema, ruam atau gatal-gatal dengan menambahkan baking soda (sodium bicarbonate) ke dalam bak mandi dapat membuat perbedaan besar. Sodium bicarbonate bertindak sebagai antiseptik. Isi air dengan air hangat kuku, tambahkan kira-kira satu pound baking soda dan aduk sampai rata. Dianjurkan berendam selama 10-20 menit.

Infeksi
Infeksi yeast seperti sariawan dapat dibantu dengan menambahkan tiga atau empat cuka dari sari buah apel ke dalam bak mandi. Ini juga baik untuk mengeluarkan racun dari dalam tubuh karena cuka dapat menyeimbangkan kembali asam. Tambahkan pada air hangat dan berendam selama 15-20 menit.

Flu dan Sakit Kepala
Merendam kaki dalam air hangat dapat membantu menyembuhkan flu dan sakit kepala dan juga menyegarkan kembali kaki yang lelah. Masukan air hangat secukupnya dalam bak sampai menutupi kaki dan pergelangan kaki tambahkan beberapa tetes minyak seperti lavender, peppermint atau lemon. Setelah selesai basuh dengan air dingin. Lakukan selama 10-20 menit.

Insomnia
Merendam kaki dalam air dingin sangat baik bagi anda yang memiliki masalah insomnia atau mereka yang memiliki masalah tidur. Masukan kaki sampai kaki merasa dingin. Pengobatan ini juga berguna bagi kaki lelah, pendarahan hidung, flu dan sembelit.

Sirkulasi
Cobalah merendam kaki secara bergantian antara air hangat dan air dingin jika anda mengalami masalah sirkulasi. Mulai dengan merendam kaki selama satu atau dua menit dalam air hangat, kemudian 30 menit dalam air dingin. Cobalah lakukan selama 15 menit kemudian diselesaikan dengan air dingin.

Kopi Bisa Tunda Penyakit Alzheimer

Pengobatan Ust. Galih Gumelar - Konsumsi kopi setiap hari mungkin membantu menunda perkembangan penyakit Alzheimer atau memutarbalikkan kondisi tersebut, demikian hasil satu studi di dalam edisi Journal of Azheimer`s Disease, edisi online.

Minum kopi sebelumnya telah dikaitkan dengan resiko lebih kecil perkembangan Alzheimer, tapi itu adalah studi pertama yang menyatakan kafein dapat secara langsung menjadikan penyakit itu sendiri sebagai sasaran.

Beberapa peneliti dari University of South Florida mengkaji 55 tikus yang secara genetika telah direkayasa agar terserang gejala kegilaan yang serupa dengan gejala Alzheimer saat hewan tersebut berusia lanjut.

Alzheimer muncul ketika segumpal protein tidak normal yang lengket di otak yang disebut "beta-amyloid" bertumpuk hingga membentuk plak, sehingga merusak fungsi kofnitif.

Separoh hewan itu diberikan dosis kafein setiap hari di dalam air minumnya, sementara separoh lagi terus minum air biasa.

Pada akhir studi dua bulan tersebut, semua tikus yang minum kafein memperlihatkan hasil pemeriksaan yang jauh lebih baik dalam ingatan dan kemampuan berfikirnya dibandingkan dengan tikus yang diberi air biasa. Daya ingat hewan itu setajam tikus sehat yang lebih tua tanpa kegilaan.

Studi tersebut mendapati bahwa kafein memangkas sampai separuh darah yang berlebihan dan tingkat "beta amyloid" di otak pada tikus itu.

"Temuan baru tersebut memberi bukti bahwa kafein dapat menjadi `perawatan` yang aktif bagi penyakit Alzheimer, yang sudah menyerang, dan bukan hanya strategi perlindungan," kata pemimpin peneliti itu Gary Arendash, ilmuwan ahli syaraf di University of South Florida.

"Itu penting karena kafein adalah obat yang aman bagi kebanyakan orang, zat tersebut dengan mudah memasuki otak, dan kelihatannya secara langsung mempengaruhi proses penyakit itu," kata Arendash sebagaimana dilaporkan kantor berita resmi China, Xinhua.

Para peneliti tersebut berharap kafein dapat menjadi perawatan yang aman dan tidak mahal bagi penyakit hilang ingatan dan ingin melakukan percobaan pada pasien manusia sesegera mungkin.

Satu studi pada 2002 mendapati bahwa orang yang mengkonsumsi kafein pada pertengahan usia mereka memiliki resiko 60 persen lebih kecil untuk terserang penyakit itu.

Kadar Protein Susu Kuda Dekati Kualitas ASI

Pengobatan Ust. Galih Gumelar - Kandungan kadar protein dalam air susu kuda lebih tinggi dan berkualitas sebagai alternatif tambahan air susu ibu (ASI) bagi bayi dalam masa pertumbuhan dan untuk kecerdasan otak.

"Berbeda dengan susu kuda, susu sapi juga mengandung protein dengan kadar tinggi dan justru tidak baik untuk bayi," kata Eva Roma Ida, ketua kelompok peneliti mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung di sela-sela Pameran Kreativitas Mahasiswa Unpad di kampus Jalan Dipati Ukur Bandung, Selasa.

Rantai protein pada susu kuda Sumbawa lebih pendek dibandingkan dengan yang ada pada susu sapi sehingga mudah dicerna bayi. Secara umum, kandungan protein pada susu sapi sebanyak 17,35 persen dan pada susu kuda 17,52 persen.

Rano Kurnia, anggota kelompok peneliti mahasiswa dalam penelitian berjudul "Analisis Kadar Protein dalam Susu Kuda Sumbawa sebagai Alternatif Susu Formula Bayi" mengungkapkan cara pembuatan susu bubuk kuda.

Pertama, tes kadar protein dilakukan, lalu dilanjutkan dengan pengeringan untuk dijadikan bubuk.
Kandungan susu formula kemasan yang beredar di pasaran tidak menunjukkan bahan-bahan lengkap pembuatannya.

"Minimal ada 150 bahan, tapi mungkin dijadikan rahasia perusahaan," ucapnya. Oleh karena itu, Rano dan timnya membuat susu formula sederhana dengan bahan yang mengacu pada batch kemasan susu.

Tim peneliti berharap penelitian yang dimulai pada akhir April ini akan selesai pada pertengahan Juni 2009.

Kalsium, Kunci Panjang Umur

Pengobatan Ust. Galih Gumelar - Untuk menghindari terjadi penyumbatan pembuluh darah akibat kolesterol, produk susu kaya kandungan kalsium semasa kanak-kanak dapat membantu. Dalam sebagian kasus, asupan tersebut juga dapat memperpanjang usia, seperti diungkap sebuah studi seperti dilansir afp, Senin (27/7)

Penelitian yang dilakukan selama 65 tahun sejak tahun 1930 terhadap 1.300 di Inggris dan Skotlandia menunjukkan, pola makan yang dilengkapi dengan porsi susu, keju dan mentega yang tinggi tidak menunjukkan angka yang tinggi terhadap penyakit kardiovaskuler.

Bahkan, anak-anak yang paling banyak mengonsumsi kalsium dari produk susu memiliki risiko yang rendah terhadap kematian akibat stroke. Demikian dipaparkan oleh studi yang dipublikasikan dalam British Medical Journal (BMJ).

Faktor risiko penyakit jantung dimulai sejak masa kanak-kanak, namun bukti yang mendukung pernyataan itu belum bisa dipastikan penyebabnya, apakah konsumsi produk susu sejak dini dapat membantu atau sebaliknya.

Beberapa ahli mengungkap argumentasi, kandungan lemak yang tinggi pada produk susu seperti makanan dengan kandungan mentega tinggi dapat berdampak pada penyakit jantung di masa yang akan datang.

Tim peneliti yang dipimpin oleh seorang ilmuwan dari Queensland Institute of Medical Research, Jolieke van der Pols mengikutsertakan 4.374 orang sebagai partisipan sejak akhir tahun 1930 yang fokus pada konsumsi makanan.

Pada tahun 2005, sekitar 34 % dari partisipan yaitu sebanyak 1.468 orang meninggal dunia. Secara rinci, 378 orang meninggal karena terkena penyakit jantung koroner dan 121 orang meninggal akibat stroke. Tidak ada bukti yang menemukan kaitan antara asupan makanan atau minuman produk susu dengan penyebab kematian.

Secara mengejutkan justru ditemukan, asupan kalsium pada masa kanak-kanak yang terutama diperoleh dari susu dan bahan makanan lainnya, memiliki angka kematian yang lebih rendah yang disebabkan oleh stroke. "Lebih lanjut, asupan makanan yang kaya dengan produk susu atau kalsium berhubungan dengan berbagai penyebab kematian di masa dewasa," ujar peneliti pada kesimpulan hasil studi.

Namun, para peneliti itu juga menekankan perlunya studi lebih lanjut untuk mengonfirmasi penemuan tersebut, termasuk faktor lain seperti tingkat pendapatan dan pekerjaan. (rin)

Obat Alternatif Radang Gusi

Pengobatan Ust. Galih Gumelar - Peneliti dari Fakultas Kedokteran gigi, Universitas Indonesia (FKG-UI), Lies Zubardiah M. Qosim, menemukan obat alternatif baru yang berasal dari daun "Lawsonia inermis Linnaeus" atau dikenal sebagai daun inai atau henna sebagai obat alternatif untuk radang gusi.


Lies Zubardiah, dalam keterangan persnya mengatakan, penelitian ini membuktikan peranan daun Lawsonia inermis Linnaeus atau dikenal sebagai daun inai atau henna yang oleh masyarakat pedesaan tertentu di Indonesia sering digunakan sebagai obat penyembuh luka kulit di badan.

Ia menjelaskan penelitian obat mulut alternatif ini menggunakan berbagai macam pengujian, seperti uji fitokimia, uji antibakteri terhadap "Streptococcus sanguinis", uji toksisitas akut, uji sitotoksisitas, uji penyembuhan gingivitis pada hewan coba dan manusia, serta uji penyerapan warna pada gigi.

Hasil penelitian itu ditemukan bahwa daun hena yang mengandung golongan senyawa antibakteri, seperti flavonoid, minyak atsiri, saponin, steroid, triterpen, dan tanin, yang terbukti ampuh melawan bakteri S. sanguinis, dapat menurunkan konsentrasi plak, tidak bersifat toksit pada manusia, dan menyembuhkan gingivitis.

Hasil penelitian yang sedang dalam proses Hak atas Kekayaaan atas Intelektual (HAKI) ini, merupakan salah satu bentuk obat alternatif yang lebih aman untuk pengobatan radang gusi pada anak- anak dan dewasa.

Seperti diketahui, salah satu jenis gangguan kesehatan pada gigi dan mulut adalah gingivitis (radang gusi). Gingivitis adalah jenis penyakit periodontal yang paling sering ditemukan pada 80 persen anak usia 11-13 tahun di negara-negara berkembang dan bersifat kronis.

Jika dibiarkan berlanjut, gingivitis dapat menjadi periodontitis (peradangan jaringan penyangga gigi), sehingga gigi menjadi goyang dan mudah lepas. Faktor etiologi utama gingivitis adalah plak bakteri, yang mampu merusak jaringan penyangga gigi dimulai dengan kerusakan pada gingiva (gusi).

"Streptococcus sanguinis" merupakan salah satu bakteri yang paling banyak dijumpai di dalam plak. Plak melekat erat pada gigi dan hanya dapat dihilangkan melalui pembersihan dengan sikat gigi dan alat pembersih interdental. Senyawa yang bersifat antibakteri dibutuhkan untuk membantu menghilangkan peradangan.

Mereparasi Katup Jantung yang Sakit

Pengobatan Ust. Galih Gumelar - Gangguan pada jantung dan pembuluh darah sering datang tanpa gejala. Apabila tidak segera diatasi, penyakit itu bisa berakibat fatal bagi penderitanya. Demi memperpanjang harapan hidup pasien, berbagai terobosan teknologi bidang kedokteran terus dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir ini.

Ancaman kematian karena penyakit jantung kini makin nyata. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan pada tahun 2020 kematian karena penyakit jantung akan bertambah dua kali lipat di negara berkembang, jauh lebih tinggi dibandingkan negara maju.

Hal ini seiring perubahan pola hidup masyarakat di negara berkembang. Kian banyak penduduk gemar mengonsumsi makanan berlemak tinggi dan jarang olahraga. ”Pola hidup tidak sehat memicu tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, kelebihan berat badan, dan stres yang merupakan faktor risiko penyakit jantung,” kata dr Philip Koh, ahli jantung dari
The Heart Clinic, Mount Elizabeth Hospital, di Singapura, beberapa waktu lalu.

Selain pola hidup tidak sehat, tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya mencegah penyakit ini sejak dini masih rendah. Pencegahan primer penyakit jantung koroner dilakukan dengan mengontrol faktor risiko secara bersamaan, yaitu dengan mengubah gaya hidup, seperti olahraga secara teratur, diet, dan berhenti merokok. Adapun pencegahan sekunder dilakukan jika sudah terkena penyakit kardiovaskular.

Katup Jantung

Salah satu tipe penyakit jantung yang banyak dijumpai adalah gangguan katup jantung (
valve disease). Satu atau lebih katup jantung mengalami kelainan fungsi karena kebocoran atau kegagalan membuka katup, atau keduanya. Itu semua bisa memengaruhi kemampuan jantung untuk memompa darah.

Secara anatomi, jantung memiliki bilik bagian atas (atrium) dan bilik bagian bawah (ventrikel). Darah mengalir lewat jantung dalam satu arah dari vena ke atrium ke ventrikel lalu ke arteri. Ada 4 katup yang memastikan darah mengalir searah.

Empat katup itu adalah trikuspid yang menjaga hubungan atrium dan ventrikel kanan terbuka, katup mitral yang membuka dari atrium kiri ke ventrikel kiri. Dua katup jantung lain adalah katup pulmonalis di pintu masuk batang paru dari ventrikel kanan serta katup aorta yang menjaga aorta dari ventrikel kiri.

Stenosis aorta

”Salah satu masalah katup jantung adalah stenosis katup aorta, penyempitan pada lubang katup aorta yang menyebabkan peningkatan tahanan terhadap aliran darah dari ventrikel kiri ke aorta,” kata dr Saharman Leman dan rekan dari Subbagian Kardiologi Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang, Sumatera Barat, pada simposium ”Pendekatan Holistik Penyakit Kardiovaskular VIII, di Jakarta.

Di Amerika Utara dan Eropa Barat, stenosis katup aorta merupakan penyakit utama pada orangtua akibat pembentukan jaringan parut dan penimbunan kalsium dalam katup. Stenosis katup aorta seperti ini timbul setelah usia 60 tahun. Pada anak-anak stenosis ini disebabkan demam rematik.

Pada keadaan ini biasanya disertai kelainan pada katup mitral, baik berupa stenosis, regurgitasi atau kebocoran, maupun keduanya. Pada orang lebih muda, penyebab paling sering adalah kelainan bawaan, terutama pada masa pertumbuhan anak.

Ukuran katup tidak berubah, sementara jantung melebar dan mencoba untuk memompa sejumlah besar darah melalui katup yang kecil. ”Katup mungkin hanya memiliki dua daun yang seharusnya tiga atau memiliki bentuk abnormal. Lama-lama, lubang pembukaan katup itu jadi kaku dan menyempit karena endapan kalsium,” ujarnya.

Dr Marulam M Panggabean dari Divisi Kardiologi Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia menjelaskan, gejala yang sering muncul adalah angina-nyeri dada atau rasa tertekan yang terjadi jika otot jantung kekurangan oksigen (35 persen). Gejala lain adalah sinkop (15 persen) dan gagal jantung (50 persen). Begitu gejala muncul, rata-rata hanya 25 persen yang bertahan hidup 3 tahun.

Oleh karena itu, apabila mengalami gejala seperti angina, pingsan, dan sesak napas, pasien harus segera dioperasi untuk mengganti katup jantung.

”Tindakan pembedahan sebaiknya dilakukan sebelum terjadi kerusakan ventrikel kiri yang menetap. Katup pengganti dapat berupa katup mekanik,” kata Saharman. Untuk mencegah infeksi, setiap penderita dengan katup pengganti harus mengonsumsi antibiotik sebelum menjalani pembedahan.

”Pengobatan dini sangat penting karena kematian mendadak bisa terjadi sebelum timbul gejala,” ujarnya. Untuk anak-anak, pilihan yang aman dan efektif untuk mengganti katup adalah perbaikan katup melalui pembedahan dan valvuloplasti balon.

Pada valvuloplasti balon, suatu kateter yang pada ujungnya terpasang balon dimasukkan ke dalam katup dan balon digelembungkan untuk melebarkan lubang katup. Valvuloplasti balon juga digunakan pada pasien yang lebih tua jika tidak dapat menjalani pembedahan meski stenosisnya cenderung berulang.

Namun, sejauh ini yang paling sering dilakukan adalah operasi penggantian dengan katup mekanik artifisial atau bioprotese, reparasi, homograft, atau autograft. ”Balonisasi atau tindakan penggantian katup perkutan baru diperuntukkan bagi mereka yang berisiko sangat tinggi untuk operasi penggantian katup, gagal jantung berat, dan kesakitan yang tidak memungkinkan untuk operasi jantung,” kata Marulam.

”Tingkat harapan hidup selama 10 tahun pada penderita pascaoperasi ganti katup aorta sekitar 60 persen dan rata-rata 30 persen katup artifisial bioprotese mengalami gangguan setelah 10 tahun dan memerlukan operasi ulang,” ujarnya.

Katup metal artifisial harus dilindungi dengan antikoagulan untuk mencegah trombus dan embolisasi. Sebanyak 30 persen dari penderita ini akan mengalami komplikasi perdarahan akibat terapi itu.

Soal PVR

Marulam menjelaskan, valvuloplasti aorta perkutan dengan balon dapat dilakukan pada anak atau remaja dengan stenosis aorta bawaan. Di sebagian pasien dewasa tindakan ini menimbulkan restenosis (penyempitan berulang) yang tinggi.

Belakangan muncul teknologi dan desain katup yang lebih baru sehingga tak harus operasi jantung terbuka. Jadi, katup aorta pada pasien yang sudah berusia lanjut dengan stenosis aorta digantikan dengan prostesis mekanis. ”Metode baru ini dikenal sebagai penggantian jantung perkutan atau percutaneous valve replacement,” kata Philip Koh memaparkan.

Prosedur itu dilakukan melalui penyisipan balon yang dapat mengembang atau katup aorta artifisial/buatan ke katup pasien yang mengalami penyempitan. Metode ini memakai kateter, balon aorta, dan katup buatan.

Jadi, kateter dimasukkan melalui arteri femoral (pembuluh darah yang berawal dari bagian bawah perut menuju paha) yang berlokasi di pangkal paha. Jalan menuju arteri femoral diperoleh lewat teknik penusukan dipandu benang. Balon membuka dan melonggarkan katup yang mengalami penyempitan sehingga terbentuk jalur katup buatan yang akan ditanam.

Balon lalu mengembang agar katup bisa dilepaskan dan mengambil alih fungsi katup asli yang sakit. ”Bagian luar tabung ditarik sehingga terjadi pengembangan dan penanaman katup buatan,” kata Koh.

Kateter kemudian ditarik diikuti penutupan lubang arteri femoral. Pasien perlu beristirahat beberapa jam sebelum boleh berjalan-jalan.

Untuk pasien gagal jantung dengan penyebab apa pun, termasuk penyempitan katup aorta, harapan memperpanjang hidup dilakukan dengan pompa jantung buatan. Karena cangkok jantung tidak bisa langsung dilaksanakan, pilihan ini sebagai ”jembatan untuk transplantasi”.

Di Indonesia, perkembangan terapi jantung juga berkembang pesat. Bahkan, tim peneliti dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tengah meneliti penggunaan sel punca bagi penderita gagal jantung dan hasilnya menggembirakan. Dalam terapi itu, sel punca diambil dari sumsum tulang lalu secara selektif disuntikkan ke bagian jantung rusak.

Berbagai kemajuan terapi ini memberi harapan untuk memperpanjang dan menyelamatkan hidup penderita gagal jantung. Tentu kemajuan teknologi itu baru bermanfaat apabila diikuti kemudahan akses bagi pasien.