Minggu, 26 Desember 2010

Di Manakah kita bisa terkena Alergi

Kita telah melihat bahwa allergen-allergen adalah tipe-tipe spesial dari antigen-antigen yang menyebabkan reaksi-reaksi alergi. Gejala-gejala dan penyakit-penyakit yang ditimbulkan tergantung sebagian besar dari jalan masuknya dan tingkat ekspose pada allergen-allergen. Struktur kimia dari allergen-allergen mempengaruhi jalannya ekspose. 

Serbuk sari diudara, contohnya, akan berdampak sedikit pada kulit. Mereka mudah sekali terhirup dan jadi akan menyebabkan lebih banyak gejala-gejala hidung dan paru-paru dan membatasi gejala-gejala kulit. Sedangkan allergen-allergen yang ditelan atau disuntik mereka akan berjalan menuju bagian-bagian lain tubuh dan memprovokasi gejala-gejala yang jauh dari titik masuknya. Sebagai contoh, allergen-allergen didalam makanan mungkin dapat mempercepat pelepasan penengah-penengah (mediators) didalam kulit dan menyebabkan hives.

Kita akan mengasumsikan bahwa allergen-allergen didefinisikan sebagai: sumber dari bahan-bahan yang menghasilkan alergi (sebagai contoh, kucing), bahannya sendiri (dander kucing), atau protein-protein spesifik yang memprovokasi tanggapan imun (contohnya, Feld1). Feld1, dari Felis domesticus (kucing yang jinak), adalah allergen kimia yang paling penting pada dander kucing.
Allergen-allergen mungkin dapat terhirup, tercerna (termakan atau tertelan), dipakai pada kulit, atau disuntik kedalam tubuh baik sebagai obat atau dengan tidak hati-hati oleh sengatan serangga.

Didalam Udara Yang Kita Napas

Bernapas dapat penuh risiko jika anda alergi. Disamping oksigen, udara mengandung variasi yang lebar dari partikel-partikel; beberapa beracun, beberapa berinfeksi, dan beberapa tidak berbahaya termasuk allergen-allergen. Penyakit-penyakit yang umum yang berasal dari allergen-allergen udara adalah hay fever, asma, dan conjunctivitis. Allergen-allergen berikut umumnya tidak berbahaya, namun dapat memicu reaksi-reaksi alergi ketika dihirup oleh individu-individu yang sensitif.
  • Serbuk sari: pohon-pohon, rumput-rumput, dan/atau rumput-rumput liar
  • Tungau
  • Protein-protein binatang: dander, kulit, dan/atau urin
  • Spora-spora jamur
  • Bagian-bagian serangga: kacoa-kacoa

Didalam Apa Yang Kita Makan

Ketika makanan-makanan dan obat-obatan dicerna, allergen-allegen mungkin dapat mengakses kedalam aliran darah dan menjadi terpasang pada IgE tertentu didalam sel-sel pada tempat-tempat yang jauh seperti kulit atau selaput-selaput hidung. Kemampuan dari allergen-allergen untuk berpergian menerangkan bagaimana gejala-gejala dapat terjadi pada area-area yang berlainan dari saluran pencernaan. Reaksi-reaksi alergi makanan dapat mulai dengan pembengkakan lidah atau tenggorokan dan mungkin diikuti oleh kesemutan (tingling), mual, diare, atau kram perut. Kesulitan bernapas dengan hidung atau reaksi-reaksi kulit mungkin juga dapat terjadi. Dua grup utama allergen-allergen yang dicerna adalah:
  • Makanan: Makanan yang paling umum yang menyebabkan reaksi-reaksi alergi adalah susu sapi, ikan, kerang-kerangan, telur-telur, kacang-kacangan, kacang-kacang tumbuhan, kedele, dan gandum.
  • Obat-obatan (ketika diminum): contohnya, antibiotik-antibiotik dan aspirin

Menyentuh kulit Kita

Allergic contact dermatitis adalah peradangan kulit yang disebabkan oleh reaksi alergi lokal. Mayoritas dari reaksi-reaksi kulit lokal ini tidak melibatkan IgE, namun disebabkan oleh sel-sel peradangan. Rash yang ditimbulkan adalah serupa dengan yang dari ivy rash yang beracun. Harus dicatat bahwa ketika beberapa allergen-allergen (contohnya, latex) bersentuhan dengan kulit, mereka diserap oleh kulit dan dapat juga berpotensi menyebabkan reaksi-reaksi keseluruh tubuh, tidak hanya pada kulit saja. Untuk kebanyakan orang, bagaimanapun, kulit adalah penghalang yang hebat yang hanya dapat dipengaruhi secara lokal. Contoh-contoh dari allergic contact dermatitis termasuk:
  • Latex (menyebabkan reaksi-reaksi IgE dan non-IgE)
  • Tumbuh-tumbuhan (poison ivy and oak)
  • Zat pewarna (Dyes)
  • Bahan-bahan kimia
  • Logam-logam (nickel)
  • Kosmetik-Kosmetik
Allergic contact dermatitis tidak melibatkan antibodi IgE, namun melibatkan sel-sel dari sistim imun yang diprogram untuk bereaksi ketika dipicu oleh allergen yang mensensitifkan. Menyentuh atau menggosok unsur/bahan yang pernah membuat anda sensitif sebelumnya dapat memicu rash kulit (skin rash).

Yang Disuntikkan Kedalam Tubuh

Reaksi-reaksi yang paling berat dapat terjadi ketika allergen-allergen disuntikan kedalam tubuh dan mendapat akses langsung kedalam aliran darah. Akses ini membawa risiko dari reaksi umum, seperti anaphylaxis, yang dapat membahayakan nyawa. Berikut adalah allergen-allergen yang paling umum disuntikan yang dapat menyebabkan rekasi-rekasi alergi yang berat:
  • Racun serangga
  • Obat-obatan
  • Vaksin-vaksin (termasuk suntikan alergi)
  • Hormon-hormon (contohnya, insulin)

Allergic Shock

Allergic shock (anaphylaxis atau anaphylactic shock) adalah reaksi alergi yang mengancam nyawa yang dapat mempengaruhi sejumlah organ-organ pada waktu yang bersamaan. Tanggapan ini secara khas terjadi ketika allergen dimakan (contohnya, makanan) atau disuntikakan (contohnya sengatan lebah). Beberapa atau seluruh dari gejala-gejala berikut dapat terjadi:

  • Hives atau perubahan warna kemerahan dari kulit
  • Hidung mampet
  • Pembengkakkan dari tenggorokan
  • Sakit perut, mual dan muntah
  • Napas pendek, mencuit-cuit (wheezing)
  • Tekanan darah rendah atau shock
Shock merujuk pada sirkulasi darah yang tidak mencukupi kepada jaringan-jaringan tubuh. Shock paling umum disebabkan oleh kehilangan darah atau infeksi. Allergic shock disebabkan oleh pembuluh-pembuluh yang membesar dan "bocor", yang berakibat pada merosotnya tekanan darah.



HIVES


Hives (urticaria) adalah reaksi-reaksi kulit yang timbul sebagai pembengkakkan-pembengkakkan yang gatal dan dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja. Hives dapat disebabkan oleh reaksi alergi, seperti pada makanan atau obat-obatan, namun mereka juga dapat terjadi pada orang-orang yang tidak alergi. Gejala-gejala hives yang khas adalah:

  • Raised red welts
  • Gatal yang hebat

Allergic Eczema

Allergic eczema (atopic dermatitis) adalah alergi ruam yang umumnya tidak disebabkan oleh kontak kulit dengan allergen. Kondisi ini umumnya dihubungkan dengan alergi rhinitis atau asma dan menonjolkan gejala-gejala berikut:

  • Gatal, kemerahan, dan atau kekeringan dari kulit
  • Ruam (Rash) pada muka, terutama anak-anak
  • Ruam sekeliling mata-mata, pada lipatan-lipatan sikut, dan dibelakang lutut-lutut, terutama pada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa

Kondisi-Kondisi Umum Alergi dan Gejal-Gejala dan Tanda-Tandanya

Bagian-bagian tubuh yang cenderung bereaksi pada alergi termasuk mata-mata, hidung, paru-paru, kulit, dan perut. Walaupun beragam penyakit-penyakit alergi dapat timbul berbeda, mereka semua berasal dari tanggapan/reaksi imun yang berlebihan pada bahan-bahan asing pada orang-orang yang sensitif. Uraian-uraian singkat berikut akan menyajikan ikhtisar dari kelainan-kelainan alergi yang umum.

Alergi Rhinitis

Alergi Rhinitis ("hay fever") adalah yang paling umum dari penyakit-penyakit alergi dan merujuk pada gejala-gejala hidung musiman yang disebabkan oleh serbuk sari. Alergi rhinitis sepanjang tahun atau alergi rhinitis abadi (perennial) umumnya disebabkan oleh allergen-allergen didalam rumah/ruangan, seperti tungau (dust mites), dander binatang, atau jamur-jamur. Juga dapat disebabkan oleh serbuk sari. Gejala-gejala berasal dari peradangan dari jaringan yang melapisi bagian dalam hidung (pelapis atau selaput-selaput lendir) setelah allergens dihirup. Area-area yang berdekatan, seperti telinga-telinga, sinus-sinus, dan tenggorokan dapat juga terlibat. Gejala-gejala yang paling umum termasuk:
  • Hidung meler
  • Hidung mampet
  • Bersin
  • Hidung gatal
  • Telinga-telinga dan tenggorokan yang gatal
  • Post nasal drip
Pada tahun 1819, seorang dokter inggris, John Bostock, pertama kali menggambarkan hay fever dengan merinci gejala-gejala hidung musiman sendirinya, yang dia sebut "summer catarrh". Kondisi disebut hay fever karena diperkirakan disebabkan oleh "new hay".

Asma

Asma adalah persoalan pernapasan yang berasal dari peradangan dan kekejangan (spasm) dari saluran udara paru-paru (bronchial tubes). Peradangan menyebabkan penyempitan dari saluran-saluran udara, yang mana membatasi aliran udara kedalam dan keluar dari paru-paru. Asma paling sering, namun tidak selalu, dihubungkan dengan alergi-alergi. Gejala-gejala umum termasuk:
  • Sesak Napas
  • Mencuit-cuit (Wheezing)
  • Batuk
  • Sesak Dada

Alergi Mata-Mata

Alergi mata-mata (allergic conjunctivitis) adalah peradangan dari lapisan-lapisan jaringan (membranes) yang menutupi permukaan dari bola mata dan permukaan bawah dari kelopak mata. Peradangan terjadi sebagai hasil dari reaksi alergi dan mungkin dapat menghasilkan gejala-gejala berikut:
  • Kemerahan dibawah kelopak dan mata keseluruhannya
  • Mata-mata yang berair dan gatal
  • Pembengkakkan dari membran-membran

Siapa Berisiko Terkena Alergi dan Mengapa ?

Alergi dapat berkembang pada umur berapa saja, kemungkinan bahkan didalam kandungan. Mereka umumnya terjadi pada anak-anak namun mungkin dapat menimbulkan gejala-gejala untuk pertama kalinya pada waktu dewasa. Asmamungkin berlangsung lama pada orang-orang dewasa sedangkan alergi hidung cenderung berkurang di usia tua.
Kenapa, mungkin anda tanya, beberapa orang sensitif (peka) terhadap allergen-allergen tertentu dimana kebanyakan tidak peka? Mengapa orang-orang alergi menghasilkan lebih banyak IgE dari pada yang tidak alergi? Kelihatannya faktor utama yang membedakannya adalah keturunan. Untuk beberapa waktu, telah diketahui bahwa kondisi-kondisi alergi cenderung berkelompok/berkerumun didalam keluarga-keluarga. Risiko anda sendiri mengembangkan alergi berhubungan dengan sejarah alergi dari orang tua anda. Jika tidak ada satupun orang tua anda alergi, kesempatan anda mendapat alergi adalah kira-kira 15%. Jika satu orang tua alergi, risiko anda meningkat sampai 30% dan jika kedua-duanya alergi, risiko anda lebih besar dari 60%.
Walaupun anda mungkin mewarisi kecenderungan mengembangkan alergi, anda mungkin kenyataanya tidak pernah mempunyai gejala-gejala. Anda juga tidak seharusnya mewarisi alergi yang sama atau penyakit-penyakit yang sama seperti orang tua anda. Masih belum jelas apa yang menentukan bahan-bahan apa yang memicu reaksi pada orang yang alergi. Apalagi, penyakit-penyakit yang mana mungkin dapat berkembang atau berapa beratnya gejala-gejala yang mungkin terjadi, belum diketahui.
Potongan utama lainnya dari teka-teki alergi adalah lingkungan. Adalah jelas bahwa anda harus mempunyai tendensi genetik dan di ekspose pada allergen sehingga mengembangkan alergi. Sebagai tambahan, lebih hebat dan ber-ulang-ulang ekspose pada allergen dan lebih awal terjadi didalam kehidupan, lebih mungkin alergi akan berkembang.
Ada pengaruh-pengaruh penting lainnya yang dapat berkomplot untuk menyebabkan kondisi-kondisi alergi. Beberapa dari ini termasuk merokok, polusi, infeksi, dan hormon-hormon.

Penyebab Alergi

Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, marilah kita lihat pada beberapa contoh-contoh rumah tangga yang umum. Beberapa bulan setelah kedatangan seekor kucing didalam rumah, ayah mulai mendapat mata-mata yang gatal dan episode-episode dari bersin. Satu dari tiga anak mengembangkan batuk dan mencuit-cuit, terutama ketika kucing itu masuk kedalam kamar tidurnya. Ibu dan kedua anak lainnya tidak mengalami reaksi apa saja terhadap kehadiran kucing. Bagaimana kita menjelaskan ini ?

Sistim imun adalah mekanisme pertahanan yang diorganisir oleh tubuh melawan penyerbu-penyerbu asing, terutama infeksi-infeksi. Pekerjaannya adalah mengenali dan bereaksi terhadap bahan-bahan asing ini, yang disebut antigens. Antigens adalah bahan-bahan yang mampu menyebabkan produksi dari antibodi-antibodi. Antigens mungkin dapat atau tidak dapat menjurus pada reaksi alergi. Allergens adalah antigens tertentu yang menyebabkan reaksi alergi dan produksi dari IgE.
Tujuan dari sistim imun adalah memobilisasi kekuatannya pada tempat penyerangan dan menghancurkan musuh. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menciptakan protein-protein pelindung yang disebut antibodi-antibodi yang khusus ditujukan melawan bahan-bahan asing tertentu. Antibodi-antibodi ini, atau immunoglobulins (IgG, IgM, IgA, IgD), adalah pelindung dan membantu menghancurkan partikel asing dengan melekatkan dirinya pada permukaannya, dengan begitu membuat mudah sel-sel imun lainnya untuk menghancurkannya. Bagaimanapun orang yang alergi, mengembangkan tipe spesifik dari antibodi yang disebut immunoglobulin E, atau IgE, sebagai tanggapan pada bahan asing tertentu yang umumnya tidak berbahaya, seperti dander kucing. Ringkasannya, immunoglobulins adalah grup dari molekul-molekul protein yang bekerja sebagai antibodi-antibodi. Ada 5 macam tipe-tipe yang berbeda: IgA, IgM, IgG, IgD, dan IgE. IgE adalah antibodi alergi.
Pada contoh binatang kucing, ayah dan anak perempuan termuda mengembangkan antibodi-antibodi IgE dalam jumlah besar yang ditujukan melawan allergen kucing, dander kucing. Ayah dan anak perempuan kini menjadi sensitif atau cenderung untuk mengembangkan reaksi-reaksi alergi pada ekspose yang berikutnya dan berulang pada allergen kucing. Secara khas, ada periode "sensitifitas" yang berkisar dari bulanan sampai tahunan sebelum reaksi alergi. Walaupun mungkin adakalanya terjadi reaksi alergi pada ekspose pertama kali pada allergen, pasti sebelumnya ada kontak sehingga sistim imun bereaksi dengan cara ini.
IgE adalah antibodi yang dimiliki oleh kita semua dalam jumlah kecil. Orang-orang yang alergi, bagaimanapun, menghasilkan IgE dalam jumlah yang besar. Secara normal, antibodi ini penting dalam melindungi kita dari parasit-parasit, namun tidak dari dander kucing atau allergens. Selama periode sensitifitas, IgE dander kucing diproduksi berlebihan dan melapisi sel-sel tertentu yang berpotensi meledak yang mengandung bahan-bahan kimia. Sel-sel ini mampu menyebabkan rekasi alergi pada ekspose berikutnya pada dander. Ini disebabkan oleh reaksi dari dander kucing dengan dander IgE mengiritasi sel-sel dan menjurus pada pelepasan beragam bahan-bahan kimia, termasuk histamine. Bahan-bahan kimia ini, pada gilirannya, menyebabkan peradangan dan gejala-gejala alergi yang khas. Ini adalah bagaimana sistim imun menjadi berlebihan dan disiapakn untuk menyebabkan reaksi alergi ketika distimulasi oleh allergen.
Waktu ekspose pada dander kucing, ibu dan kedua anak lainnya menghasilkan klas-klas antibodi-antibodi lainnya, tidak satupun darinya menyebabkan reaksi alergi. Dalam anggota keluarga yang tidak alergi, partikel-partikel dander dieliminasi oleh sistim imun dan kucing itu tidak ada pengaruhnya pada mereka.

Alergi

Definisi Alergi

Alergi merujuk pada reaksi berlebihan oleh sistim imun kita sebagai tanggapan pada kontak badan dengan bahan-bahan asing tertentu. Berlebihan karena bahan-bahan asing ini umumnya dipandang oleh tubuh sebagai sessuatu yang tidak membahayakan dan tidak terjadi tanggapan pada orang-orang yang tidak alergi.
Tubuh-tubuh dari orang-orang yang alergi mengenali bahan asing itu dan sebagian dari sistim imun diaktifkan. Bahan-bahan alergi disebut "allergens". Contoh-contoh dari allergens termasuk serbuk sari, tungau, jamur-jamur, dan makanan-makanan. Untuk mengerti bahasa alergi adalah sangat penting untuk mengingat bahwa allergens adalah bahan-bahan yang asing terhadap tubuh dan dapat menyebabkan reaksi alergi pada orang-orang tertentu.
Ketika allergen bersentuhan dengan tubuh, dia menyebabkan sistim imun untuk mengembangkan reaksi alergi pada orang yang alergi terhadapnya. Ketika anda bereaksi secara tidak sesuai pada alergen yang umumnya tidak berbahaya pada orang-orang lain, anda mempunyai reaksi alergi dan dapat dirujuk sebagai alergi atau atopik. Oleh karananya, orang-orang yang cenderung mendapat alergi disebut alergi atau atopik.
Dokter anak austria bernama Clemens Pirquet (1874-1929) pertamakali menggunakan istilah alergi. Ia merujuk pada kedua imunitas yang menguntungkan dan hipersensitifitas yang berbahaya sebagai alergi. Kata alergi berasal dari kata-kata Greek "allos," yang berarti berbeda atau berubah dan "ergos," berarti bekerja atau beraksi. Alergi secara garis besar dirujuk sebagai "reaksi yang berubah". Kata alergi pertama kali digunakan pada tahun 1905 untuk menggambarkan reaksi-reaksi yang merugikan dari anak-anak yang diberikan suntikan-suntikan berulang dari serum kuda untuk melawan infeksi.
Tahun berikutnya, istilah alergi diusulkan untuk menerangkan kereaktifan yang berubah yang tidak diharapkan ini.

Fakta-fakta Alergi

  • Diperkirakan sekitar 50 juta penduduk Amerika dipengaruhi oleh kondisi-kondisi alergi.
  • Biaya dari alergi di Amerika adalah lebih dari US$ 10 milyar setiap tahunnya.
  • Alergi rhinitis (alergi hidung) mempengaruhi sekitar 35 juta penduduk Amerika, 6 juta darinya adalah anak-anak.
  • Asma mempengaruhi 15 juta penduduk Amerika, 5 juta darinya adalah anak-anak.
  • Angka dari kasus-kasus asma berlipat ganda selama 20 tahun terakhir.

Tindakan Untuk Mencegah Hepatitis B

Hepatitis B adalah suatu penyakit yang dapat dicegah. Terpenting, praktek-praktek perlindungan spesifik harus dipromosikan untuk menghindari risiko penularan virus secara seksual atau oleh darah yang tercemar. Sebagai tambahan, dua tipe dariimmunoprophylaxis (pencegahan dengan metode-metode imunologi) tersedia untuk mencegah virus hepatitis B. Yang satu adalah perlindungan pasif, dimana antibodi-antibodi terhadap virus hepatitis B diberikan kepada pasien. Yang lainnya adalah perlindungan aktif, atau vaksinasi, yang menstimulasi tubuh untuk menghasilkan antibodi-antibodinya sendiri.

Keefektifan Hepatitis B Immune Globulin (HBIG) Dalam Mencegah Hepatitis B

Pada metode perlindungan pasif, anti-Hbs, yang adalah antibodi-antibodi spesifik terhadap HBsAg diberikan. Preparat yang tersedia dari antibodi-antibodi sepesifik dikenal sebagai hepatitis B immune globulin atau HBIG (BayHep B). HBIG terbentuk dari plasma (suatu produk darah) yang diketahui mengandung suatu konsentrasi yang tinggi dari antibodi-antibodi permukaan hepatitis B (hepatitis B surface). Perlindungan pasif biasanya diberikan setelah suatu paparan pada virus untuk mencegah seorang yang peka memperoleh virus hepatitis B. Jika diberikan dalam 10 hari dari paparan pada virus, HBIG adalah hampir selalu berhasil dalam mencegah infeksi virus hepatitis B. Bahkan jika diberikan sedikit lebih telat, bagaimanapun, HBIG mungkin mengurangi keparahan dari suatu infeksi virus hepatitis B. Perlindungan terhadap virus hepatitis B berlangsung/bertahan untuk kira-kira tiga minggu setelah HBIG diberikan. Tidak ada kasus-kasus yang didokumentasikan dari penularan HIV yang telah dikaitkan dengan pemberian HBIG.

Keefektifan Vaksinansi Untuk Hepatitis B

Untuk perlindungan aktif, atau vaksinasi, suatu antigen virus hepatitis B virus yang tidak berbahaya diberikan untuk menstimulasi sistim imun tubuh untuk menghasilkan antibodi-antibodi yang melindungi terhadap virus hepatitis B. Vaksin dengan demikian mencegah infeksi virus hepatitis B. Vaksin-vaksin virus hepatitis B yang pertama diturunkan dari plasma yang disatukan (gabungan) yang diperoleh dari orang-orang dengan tingkat-tingkat HBsAg yang tinggi. Vaksin-vaksin yang sekarang tersedia di Amerika dibuat (disintesis) menggunakan teknologi penggabungan-ulang (recombinant) DNA (menggabungkan segmen-segmen DNA). Vaksin-vaksin recombinant hepatitis B ini (Energix-B dan Recombivax-HB) dikonstrusikan mengandung hanya bagian dari HBsAg yang sangat berpotensi dalam menstimulasi sistim imun untuk menghasilkan anti-HBs. Vaksin tidak mengandung komponen virus lainnya dan adalah tidak menular (tidak menyebabkan infeksi).
Vaksin hepatitis B diberikan sebagai suatu rangkaian dari tiga suntikan-suntikan intramuskular. Untuk efek yang maksimal, vaksin harus disuntikan pada otot deltoid (pundak) pada dewasa-dewasa. Lebih dari 95% dari anak-anak dan anak-anak remaja, dan lebih dari 90% dari dewasa-dewasa yang muda dan sehat mengembangkan antibodi-antibodi (anti-HBs) yang memadai dalam responnya pada rangkaian dari tiga dosis yang direkomendasikan. Suatu kekurangan respon pada vaksin-vaksin hepatitis B tampaknya ditentukan oleh gen-gen warisan (diturunkan) yang spesifik dari individu yang mempengaruhi produksi antibodi-antibodi tertentu dari tubuh. Orang-orang yang merespon dengan antibodi-antibodi yang memadai pada vaksin hepatitis B terlindung terhadap hepatitis B. Sebagai tambahan, mereka, oleh karenanya, terlindung terhadap penyakit-penyakit yang tergantung dari virus hepatitis B, seperti hepatitis B kronis, sirosis virus hepatitis B dan komplikasi-komplikasinya (termasuk kanker hati hepatitis B), polyarteritis nodosa, dan hepatitis delta.
Komite Penasehat pada Praktek-Praktek Imunisasi pada Pusat-Pusat Pengontrolan Penyakit merekomendasikan vaksinasi hepatitis B untuk setiap orang berumur 18 tahun atau lebih muda, dan untuk dewasa-dewasa yang berumur lebih dari 18 tahun yang berada pada risiko yang meningkat untuk infeksi virus hepatitis B. Vaksinasi hepatitis B telah direkomendasikan sebagai suatu vaksinasi untuk bayi-bayi sejak 1991 dan untuk remaja-remaja sejak 1995. Dewasa-dewasa yang berada pada risiko yang meningkat untuk infeksi virus hepatitis B, dan mereka, oleh karenanya, harus menerima vaksin termasuk: heteroseksual-heteroseksual yang aktif secar seksual dengan lebih dari satu pasangan seksualnya dalam waktu sebelum enam bulan atau suatu sejarah dari suatu penyakit yang ditularkan secara seksual; pria-pria yang mempunyai hubunga seksual dengan pria-pria; pengguna-pengguna dari obat-obat suntikan yang ilegal (terlarang); orang-orang dengan suatu risiko infeksi dari pekerjaannya (contohnya, pekerja-pekerja pelayanan kesehatan); pasien-pasien hemodialysis; kontak-kontak rumah tangga dan seksual dari orang-orang dengan infeksi virus hepatitis B kronis; dan penghuni-penghuni dan staf dari institusi-institusi kejiwaan dan penjara-penjara.
Kebanyakan orang-orang dengan fungsi imun yang normal yang merespon secara memadai pada rangkaian 3-dosis vaksin hepatitis B akan mungkin tetap terlindungi secara tidak terbatas. Contohnya, mereka terlindungi bahkan ketika tingkat-tingkat anti-HBs dalam darah, yang secara normal berkurang secara perlahan dalam waktu bertahun-tahun, menjadi begitu rendah sehingga mereka tidak terdeteksi oleh tes-tes yang biasanya digunakan. Untuk sebab ini, memonitor tingkat-tingkat darah anti-HBs setelah vaksinasi dan dosis-dosis pendorong (booster) masa depan tidak direkomendsikan pada orang-orang yang sehat.
Diantara pasien-pasien yang tidak merespon pada suatu rangkaian tiga dosis vaksin hepatitis B, 25 sampai 50% dari mereka dengan fungsi imun yang normal akan merespon pada suatu dosis vaksin tambahan dan 50 sampai 75% akan merespon pada tiga dosis tambahan. Seseorang yang tidak merespon pada enam dosis vaksin, bagaimanapun, tidak akan mendapat manfaat dari dosis tambahan dan tidak terlindung dari infeksi virus hepatitis B. Akhirnya, seorang individu yang sistim imunnya terganggu mempunyai suatu angka respon antibodi yang jauh lebih rendah pada vaksin hepatitis B standar. Contoh-contoh dari individu-individu dengan sistim imun yang terganggu termasuk penerima-penerima pencangkokan atau orang-orang dengan infeksi HIV, kanker, atau gagal ginjal kronis.

Post-exposure immunoprophylaxis Untuk Virus Hepatitis B

Pencegahan infeksi dengan virus hepatitis B setelah seseorang terpapar melibatkan pemberian HBIG dan/atau vaksin hepatitis B (recombinant). Ini adalah kedua metode-metode dari immunoprophylaxis. Tipe immunoprophylaxis yang direkomendasikan pada situasi-situasi setelah paparan (post-exposure) tergantung dari tipe paparan (exposure). (Lihat tabel 2).
Tabel 2: Petunjuk pada post-exposure immunoprophylaxis untuk virus hepatitis B
Tipe PaparanImmunoprophylaxis
Peri-natalVaksinasi dan HBIG
Seksual
Infeksi akut
Pembawa kronis
HBIG dengan atau tanpa vaksinasi
Vaksinasi
Kontak rumah tangga
Pembawa kronis
Kasus akut
Kasus akut, paparan yang diketahui
Vaksinasi
Tidak ada, kecuali paparan yang diketahui
HBIG dengan atau tanpa vaksinasi
Bayi (12 bulan)
Kasus akut pada pemberi layanan utama
Inadvertent cutaneous atau mukosal
HBIG dan vaksinasi
Vaksinasi dengan atau tanpa HBIG

Mencegah Penularan Virus Hepatitis B Dari Ibu Ke Bayi Yang Baru Dilahirkan

Peri-natal immunoprophylaxis adalah penting sekali (kritis) untuk mencegah penularan virus hepatitis B dari ibu ke bayi yang baru dilahirkan. Pada satu situasi, jika bayi dilahirkan oleh seorang ibu yang diketahui adalah HBsAg positif, bayi harus menerima HBIG waktu lahir atau dalam 12 jam kelahiran. Pada situasi yang lain, jika ibu tidak disaring sebelumnya untuk HBsAg dan ditemukan positif setelah melahirkan, bayi harus menerima HBIG sesegera mungkin, tidak lebih telat dari satu minggu setelah kelahiran. Pada kedua situasi, bayi harus juga diberikan vaksin hepatitis B (recombinant); menerima dosis pertama waktu kelahiran (dalam 12 jam), yang kedua waktu 1 bulan (tidak lebih telat dari 2 bulan), dan ketiga waktu 6 bulan.

Bekam

Pengobatan Bekampun mampu mencegah terjadinya penyakit Hepatitis B, pengeluaran darah kotor mampu membuat kerja hati menjadi ringan, terutama dalam mefilterisasi darah. Berbekam sebulan sekali dengan mengikuti sunah Rasulullah dapat membuat hati (liver) mampu melakukan rehatd an peratahanan terhadap penyakit.


Definisi Hepatitis Delta

Virus hepatitis delta (HDV) adalah suatu virus RNA, berarti bahwa material genetiknya terbentuk dari ribonucleic acid. Ia adalah suatu virus kecil yang memerlukan virus hepatitis B untuk hidup terus (survive). HDV tidak dapat hidup terus pada dirinya sendiri karena ia memerlukan amplop virus hepatitis B (HBsAg) untuk memungkinkan ia menginfeksi sel-sel hati. Cara-cara HDV ditularkan atau disebarkan, yaitu, dengan paparan pada darah yang tercemar, terutama penggunan obat secara intra vena, dan dengan kontak seksual, adalah pada dasarnya sama seperti untuk virus hepatitis B.
Virus hepatitis B akut dan hepatitis delta akut dapat diperoleh pada waktu yang bersamaan, yang berakibat pada suatu bentuk yang lebih berat dari hepatitis akut. Kebanyakan dari pasien-pasien ini, bagaimanapun, akan membersihkan kedua virus hepatitis B dan virus hepatitis delta sesudah itu. Individu-individu yang telah mempunyai hepatitis B kronis dapat memperoleh hepatitis delta akut. Individu-individu ini, bagaimanapun, biasanya akan terus mengembangkan infeksi hepatitis delta kronis diatas infeksi hepatitis B kronisnya. Lebih jauh, individu-individu yang mempunyai infeksi hepatitis delta kronis (dan ,menurut definisi, infeksi virus hepatitis B kronis) akan hampir selalu mengembangkan sirosis secara cepat.
Hepatitis delta kronis dengan infeksi yang berbarengan dengan infeksi virus hepatitis B kronis adalah sangat sulit untuk dirawat. Pasien-pasien ini memerlukan paling sedikit satu tahun terapi interferon. Meski demikian, kebanyakan pasien-pasien yang dirawat akan mempunyai suatu kekambuhan setelah interferon dihentikan. Lebih jauh, lamivudine (3TC) tidak mempunyai efek pada virus hepatitis delta.

Infeksi Yang Berbarengan (Co-Infection) Dari Virus Hepatits B Dengan Virus Hepatitis C

Sekitar 10% dari pasien-pasien virus hepatitis B kronis terinfeksi berbarengan dengan virus hepatitis C kronis (HCV). Virus hepatitis C lebih sering ditularkan dengan penggunaan obat secara intra vena daripada kontak seksual. Infeksi berbarengan dengan virus hepatitis B dan virus hepatitis C, oleh karenanya, biasanya (namun tidak secara eksklusif) terlihat diantara pengguna-pengguan obat secara intra vena. Pada infeksi berbarengan (co-infection) ini, biasanya satu dari dua infeksi-infeksi ini mendominasi. Contohnya, jika seorang pasien yang diinfeksi berbarengan mepunyai suatu tingkat virus hepatitis B yang tinggi, tingkat virus hepatitis C umumnya adalah rendah. Pada sisi lain, infeksi virus hepatitis B biasanya tidak aktif pada pasien-pasien yang terinfeksi berbarengan dengan tingkat-tingkat virus hepatitis C yang tinggi. Terapi anti-virus, oleh karenanya, harus diarahkan melawan infeksi yang dominan.

Yang Terjadi Pada Infeksi Yang Berbarengan dari Virus Hepatits B Dengan HIV

Human immunodeficiency virus (HIV) dan virus hepatitis B ditularkan pada dasarnya dengan cara yang sama. Kedua virus-virus ditularkan dengan kontak seksual dan paparan pada darah yang tercemar, termasuk penggunaan obat secara intra vena. Tidak mengherankan, oleh karenanya, penanda-penanda (markers) tes darah dari infeksi virus hepatitis B yang lalu atau sekarang ditemukan pada sebanyak 80% dari pasien-pasien dengan AIDS. Selain itu, kira-kira 10% dari pasien-pasien AIDS adalah pembawa-pembawa (carriers) virus hepatitis B; yaitu, mereka mempunyai suatu tes darah HBsAg positif. Memperhatikan co-infection ini dengan cara lain, kira-kira 10% dari pasien-pasien dengan virus hepatitis B kronis juga terinfeksi dengan HIV.
Individu-individu dengan HIV yang mengidap hepatitis B akut lebih mungkin mengembangkan hepatitis B kronis daripada individu-individu yang hanya mengidap hepatitis B akut tanpa HIV. Alasan untuk ini mungkin adalah bahwa penekanan imun yang disebabkan oleh HIV mengurangi kemampuan sistim imun untuk membersihkan virus hepatitis B. Lebih jauh, mungkin untuk alasan yang sama, pasien-pasien yang terinfeksi berbarengan lebih tidak mungkin untuk menjalankan suatu kehilangan HBeAg dan hepatitis B virus DNA secara spontan dibandingkan dengan pasien-pasien hanya dengan virus hepatitis B sendiri saja. Kalau tidak, bagaimanapun, dampak infeksi HIV pada perjalanan alami dari hepatitis B kronis tidak dimengerti dengan baik. Contohnya, studi-studi lebih awal menemukan bahwa pasien-pasien yang terinfeksi berbarengan dengan virus hepatitis B dan virus HIV mempunyai tingkat-tingkat virus hepatitis B yang lebih tinggi, tes-tes hati yang kurang abnormal (serum ALT dan AST), dan kelainan-kelainan yang ringan pada suatu biopsi hati dibanding pada pasien-pasien yang hanya terinfeksi dengan virus hepatitis B saja. Studi-studi yang lebih akhir ini, bagaimanapun, telah mendebatkan penemuan-penemuan ini.
Sebelum tersedianya highly active anti-retroviral therapy (HAART) untuk infeksi HIV, pasien-pasien yang terinfeksi berbarengan virus hepatitis B dan HIV mengalah pada komplikasi-komplkasi AIDS. Sekarang, dengan sukses dari kombinasi-kombinasi anti-virus ini untuk HIV, pasien-pasien yang terinfeksi berbarengan hidup lebih lama dan, oleh karenanya, mengembangkan komplikasi-komplikasi penyakit hati virus hepatitis B mereka. Selain itu, pada infeksi berbarengan HIV dan virus hepatitis B, infeksi virus hepatitis B merespon lebih kurang baik pada perawatan dengan interferon-alpha daripada pada infeksi virus hepatitis B sendiri saja.
Beberapa dari obat-obat yang dikembangkan untuk memperlambat reproduksi HIV (lamivudine, adefovir, dan lobucavir) adalah juga efektif melawan virus hepatitis B. Sesuai dengan itu, banyak pasien-pasien yang terinfeksi berbarengan yang menerima lamivudine sebagai bagian dari cara HAART mereka telah mengembangkan varian YMDD dari virus hepatitis B. Adalah penting, oleh karenanya, untuk mengantisipasi kemungkinan suatu perburukan virus hepatitis B jika lamivudine dihentikan sewaktu suatu penyesuaian dari suatu cara HAART pada pasien-pasien yang terinfeksi berbarengan HIV dan virus hepatitis B.

Efek-Efek Obat-Obat Penekan Imun Pada Virus Hepatitis B

Pasien-pasien dengan infeksi virus hepatitis B kronis harus hati-hati dengan konsumsi segala obat-obat yang menekan sistim imun (immunosuppressants) karena obat-obat ini mengurangi respon imun tubuh terhadap virus. Contoh-contoh dari immunosuppressants adalah prednisone yang digunakan untuk merawat banyak penyakit, termasuk asma, penyakit peradangan usus besar, dan tipe-tipe tertentu dari penyakit kulit dan arthritis; methotrexate, yang digunakan untuk merawat tipe-tipe tertentu penyakit kulit , arthritis, dan kanker; ataucyclophosphamide, yang digunakan untuk merawat beberapa kanker-kanker. Immunosuppressants dapat berakibat pada luka hati yang berat dan bahkan gagal hati pada pasien-pasien dengan infeksi virus hepatitis B kronis. Apa yang terjadi selama penekanan imun adalah bahwa virus hepatitis B mampu untuk ber-reproduksi secara bebas. (Mengukur hepatitis B virus DNA dapat memonitor reproduksi virus). Kemudian, ketika obat penekan imun ditarik, suatu peningkatan respon imun pada tingkat-tingkat virus yang tinggi dalam sel-sel hati menyebabkan luka hati yang berat.



Efek-efek Alkohol Pada Virus Hepatitis B

Pecandu-pecandu minuman alkohol yang juga mempunyai virus hepatitis B kronis mempunyai suatu risko yang lebih besar mengembangkan sirosis dan kanker hati primer (hepatocellular carcinoma) daripada orang-orang yang sakit karena terlalu banyak minum alkohol atau virus hepatitis B kronis sendirian. Selain itu, studi-studi pada pasien-pasien dengan hepatitis C kronis (keadaan yang sangat tidak sama) telah menunjukan bahwa meminum bahkan tidak belebihan dikaitkan dengan luka parut yang lebih banyak dan suatu kemajuan ke sirosis yang lebih cepat dibandingkan dengan pasien-pasien virus hepatitis C yang tidak minum alkohol.
Sayangnya, informasi perbandingan dari efek-efek meminum jumlah-jumlah alkohol yang sedang pada perjalanan hepatitis B kronis masih tidak tersedia. Meskipun demikian, pasien-pasien dengan hepatitis B kronis harus membatasi atau, dengan analogi pada hepatitis C, menghentikan konsumsi alkoholo mereka.


Obat-Obat Yang Digunakan Untuk Merawat Hepatitis B

Infeksi Akut

Infeksi akut dengan hepatitis B biasanya tidak memerlukan perawatan. Pada kasus-kasus yang jarang, bagaimanapun, infkesi mungkin menyebabkan kegagalan hati yang mengancam nyawa. Pasien-pasien dengan kegagalan hati yang disebabkan oleh hepatitis B akut harus dievaluasi untuk transplantasi hati. Studi-studi kecil menyarankan bahwa obat lamivudine (Epivir) mungkin efektif dalam setting ini.

Infeksi Kronis

Jika seorang terinfeksi secara kronis dengan hepatitis B dan mempunyai sedikit tanda-tanda atau gejala-gejala dari komplikasi-komplikasi, obat-obat biasanya tidak digunakan. Pasien-pasien ini diamati secara hati-hati dan diberikan tes-tes darah periodik. Satu tes mengukur 'viral load', yaitu, jumlah dari viral DNA dalam darah. Dokter-dokter akan merekomendasikan perawatan jika ada tanda-tanda bahwa virus mulai menyebabkan kerusakan atau jika viral load tinggi. Alasan lain untuk meresepkan obat adalah jika pasien mempunyai tes yang positif untukHepatitis B e-antigen (HBeAg) dalam darah. HBeAg berhubungan dengan risiko yang meningkat dari kemajuan penyakit hati dan komplikasi-komplikasinya.
Pada hepatitis B kronis, tujuan dari perawatan adalah untuk mengurangi risiko dari komplikasi-komplikasi termasuk sirosis dan gagal hati. Bagaimanapun, itu memakan waktu berdekade-dekade untuk komplikasi-komplikasi terjadi, yang membuatnya sulit untuk mempelajari efek dari obat-obat. Sebagai pengganti untuk menunggu bertahun-tahun untuk menemukan apa yang terjadi, ilmuwan-ilmuwan telah menggunakan tes-tes seperti viral load atau tes-tes fungsi hati untuk mengevaluasi apakah obat-obatnya bekerja. Ini logis karena diketahui bahwa orang-orang yang mempunyai jumlah-jumlah yang besar dari virus dalan darah mereka berada pada risiko yang paling tinggi untuk mendapat sirosis. Sampai dengan satu pertiga dari orang-orang dengan viral loads yang sangat tinggi (lebih dari satu juta viral copies per mililiter darah) akan mengembangkan sirosis melalui satu dekade, dibanding pada hanya 4.5% dari mereka dengan viral loads yang rendah (lebih sedikit dari 300 viral copies per mililiter).
Obat-obat dapat mengurangi jumlah dari virus-virus dalam tubuh dan mungkin mampu untuk mengeliminasi virus dari aliran darah. Secara logis, ini harus menjurus pada mereka untuk mempunyai angka yang rendah dari kemajuan ke sirosis (<1% per tahun), meskipun studi-studi yang besar dan berjangka panjang masih belum dilakukan. Bahkan pada orang-orang yang menghapuskan virus dari darah mereka, jumlah-jumlah yang rendah dari virus-virus tetap hidup dalam hati dan sel-sel lain. Jadi, obat-obat tidak menyembuhkan penyakit, namun mereka dapat mencegah atau menunda komplikasi-komplikasi dan gejala-gejala. Orang-orang yang mempunyai respon yang baik pada perawatan tetap dapat menularkan virus. Dokter-dokter mengikuti tes-tes darah yang mengukur viral load dan fungsi hati dan mereka mungkin merekomendasikan biopsi-biopsi hati untuk mengevaluasi apakah obat-obat bekerja.
Obat-obat yang sekarang dalam penggunaan untuk hepatitis B kronis termasukinterferons dan nucleoside/nucleotide analogues. Agent-aget baru sedang dikembangkan meskipun mereka masih dibawah penyelidikan dan dipertimbangkan sebagai bersifat percobaan. Tidak ada petunjuk-petunjuk yang diterima yang memberitahukan bagaimana setiap pasien harus dirawat. Sebagai akibatnya, perawatan dibedakan dari orang ke orang.

Interferon

Interferon-alpha telah digunakan untuk merawat hepatitis B untuk lebih dari 20 tahun. Interferon-alpha adalah protein yang terjadi secara alami yang dibuat dalam tubuh oleh sel-sel darah putih untuk melawan infeksi-infeksi virus. Sebagai tambahan pada efek-efek anti virus langsungnya, interferon bekerja melawan virus hepatitis B dengan menstimulasi sistim imun tubuh untuk membersihkan virus. Dibanding pada agent-agent interferon alpha yang lebih lama, pegylated interferon alpha, dipasarkan sebagai Pegasys atau Pegintron, mempunyai jadwal pendosisan yang lebih menyenangkan, mungkin sedikit lebih efektif dan menekan virus-virus untuk periode waktu yang lebih lama. Pegylated interferon alpha diberikan sekali setiap minggu untk 48 minggu.
  • Pengurangan yang signifikan dalam viral load atau eliminasi dari DNA virus yang dapat dideteksi dari darah terjadi pada duapertiga dari orang-orang selama perawatan.
  • Tes-tes darah untuk fungsi-fungsi hati kembali normal pada kira-kira 40% orang-orang yang dirawat dengan interferon.
  • Orang-orang yang mempunyai kelainan-kelainan yang signifikan dalam fungsi hati sebelum terapi lebih mungkin merespon pada perawatan.
  • Mereka yang mempunyai tes-tes darah hati yang normal sebelum perawatan kurang mungkin merespon pada terapi interferon.
  • Hasil-hasil biopsi hati menunjukan perbaikan pada kira-kira sepertiga dari pasien-pasien.
Hanya 27%-32% dari orang-orang yang mempunyai Hepatitis B e-antigen (HBeAg) dalam darah mereka akan mampu untuk mengeliminasi HBeAg dan menghasilkan antibodi-antibodi terhadap HBe antigen setelah perawatan dengan interferon. Kekambuhan mungkin terjadi setelah perawatan dihentikan.
Respon yang mendukung (viral load yang tidak dapat dideteksi dalam darah, tes-tes fungsi hati yang normal) terjadi pada kira-kira 15% sampai 30% dari pasien-pasien setelah obat dihentikan. Meskipun ini bukan penyembuhan (beberapa virus tetap hidup dalam hati dan ditempat lain), orang-orang dengan respon yang mendukung berada pada risiko yang rendah untuk komplikasi-komplikasi dari penyakit hati. Jika sistim imun dari respon dikompromikan, contohnya melalui penggunaan dari steroids atau memperoleh HIV, penyakit dapat berulang. Pengamatan periodik dari tes-tes darah dapat membantu menkonfirmasi bahwa respon berlanjut dipertahankan.

Efek-Efek Sampingan Interferon

Interferon menyebabkan beberapa efek-efek sampingan termasuk:
  • kelelahan, sakit-sakit otot keseluruhan, demam, kedinginan dan kehilangan nafsu makan. Gejala-gejala seperti flu ini terjadi pada kira-kira 80% dari pasien-pasien yang dirawat;
  • turun naiknya suasana hati, depresi, ketakutan dan efek-efek neuropsychiatric lain mungkin terjadi; dan
  • kelainan-kelainan kelenjar tiroid yang berakibat ada hypothyroidism (terlalu sedikit hormon tiroid);
  • penindasan yang signifikan dari sumsum tulang dan produksi dari sel-sel darah;
  • infeksi;
  • atau kehilangan rambut (rontok) mungkin terjadi.
Efek-efek sampingan mungkin cukup parah sehingga pasien tidak mampu untuk meneruskan perawatan. Selama perawatan, respon imun normal pada virus distimulasi dan mungkin menyebabkan perburukan peradangan dalam hati. Ini normalnya adalah sinyal yang baik yang menunjukan bahwa interferon bekerja, namun respon-respon yang lebih ekstrim mungkin pada kasus-kasus yang jarang menyebabkan kegagalan hati. Jadi, dokter-dokter akan memonitor tes-tes darah secara ketat selama terapi. Orang-orang dengan penyakit hati yang tidak stabil yang disebabkan oleh sirosis biasanya harus tidak mengambil interferon karena risiko yang meningkat dari kegagalan hati.

Nucleoside/Nucleotide Analogues

Nucleoside/nucleotide analogues (NAs) adalah kimia-kimia yang dibuat manusia yang meniru nucleosides dan nucleotides yang digunakan untuk membuat DNA. Ketika virus mencoba untuk menggunakan analogues untuk membuat DNAnya sendiri, ia tidak mampu untuk membuat DNA dan, oleh karenanya, tidak dapat reproduksi. Contoh-contoh dari agent-agent ini termasuk adefovir (Hepsera),entecavir (Baraclude)lamivudine (Epivir-HBV, Heptovir, Heptodin)telbivudine (Tyzeka) dan tenofovir (Viread).
  • Pada pasien-pasien yang mempunai HBeAg dalam darah mereka, NAs mengurangi viral load, meyebabkan virus menjadi tidak terdeteksi pada 21% sampai 67% dari pasien-pasien.
  • Normalisasi dari tes-tes darah hati terjadi pada 40% sampai 77%, dan kehilangan dari HBeAg terjadi pada kira-kira 12% sampa 22% dari kasu-kasus setelah satu tahun perawatan.
  • Hasil-hasil adalah lebih baik pada pasien-pasien yang tidak mempunyai HBeAg dalam darah mereka, dengan 50% sampai 90% mempunyai virus yang tidak dapat terdeteksi dan 60% sampai 80% mempunyai normalisasi dari tes-tes fungsi hati.
Pada studi tahun 2004 pada orang-orang yang telah mempunyai sirosis dari hepatitis B, perawatan dengan lamivudine memotong risiko kanker hati dan kegagalan hati yang progresif dengan lebih dari 50%. NAs yang lebih baru seperti entecavir (Baraclude) dan telbivudine (Tyzeka) nampak mempunyai angka-angka respon yang lebih tinggi daripada agent-agent yang lebih lama seperti lamivudine (Epivir-HBV, Heptovir, Heptodin), namun ada lebih sedikit pengalaman dengan NAs ini.
Sayangnya, virus hepatitis B mungkin menjadi resisten pada NAs melalui waktu (lihat bawah). Adefovir mungin efektif terhadap strain-strain dari virus yang telah menjadi resisten pada lamivudine dan mungkin ditambahkan pada lamivudine jika resisten nampak. Hanya mengubah dari satu NA ke lainnya tidak direkomendasikan karena ini menjurus pada starin-strain virus yang resisten pada banyak obat-obat.
Sekarang ini, durasi yang optimal dari perawatan dengan nucleoside/nucleotide analogues tidak pasti. Orang-orang dengan HBeAg mungkin dirawat sampai enam bulan setelah HBeAg menghilang dari darah dan digantikan oleh antibodi-antibodi (anti-HBe), jika ini terjadi. Pada orang-orang tanpa HBeAg, titik-titik akhir adalah kurang jelas. Beberapa ahli-ahli mendukung perawatan hingga viral load (viral DNA) tidak terdeteksi dan surface antigen (HbsAg) telah dibersihkan dari darah. Yang lain-lain menyarankan meneruskan obat-obat untuk periode-periode yang berkepanjangan untuk menekan virus. Semua dari strategi-strategi ini dihambat oleh risiko dari virus menjadi resisten pada obat-obat. Pasien-pasien yang menghentikan perawatan dengan NAs harus dimonitor secara hati-hati untuk hepatitis yang berulang, yang mungkin adalah parah.

Mengapa Virus Hepatitis B Menjadi Resisten Terhadap Nucleoside/Nucleotide Analogues ?

Tantangan utama yang berhubungan dengan terapi jangka panjang dengan NAs adalah perkembangan dari resisten virus pada NAs. Resisten ini berakibat dari perubahan (mutasi) dalam materi genetik virus.
  • Untuk lamivudine (Epivir-HBV, Heptovir, Heptodin), kejadian dari resisten adalah 25% setelah satu tahun dan setinggi 50% setelah tiga tahun perawatan.
  • Dengan telbivudine (Tyzeka), angka-angka resisten adalah 5% sampai 11% setelah satu tahun.
Oleh karenanya, beberapa petunjuk-petunjuk tidak merekomendasikan lamivudine atau telbivudine sendirian sebagai perawatan pertama untuk hepatitis B kronis.
Untuk NAs lain seperti adefovir (Hepsera), resisten adalah kurang umum setelah satu tahun terapi namun meningkat sampai 30% setelah lima tahun. Hasil-hasil awal dengan entecavir (Baraclude) menyarankan bahwa resisten mungkin tidak umum dengan agnet ini. Jika resisten terjadi, viral load mungkin naik atau tes-tes darah hati mungkin menjadi abnormal.

Adakah Perawatan Yang Lebih Disukai Untuk Hepatitis B Kronis ?

Tidak ada petunjuk-petunjuk yang jelas untuk merekomendasikan agent mana yang digunakan pertama dalam merawat hepatitis B kronis. Interferon diberikan untuk periode waktu yang tertentu dan mungkin mempunyai respon yang lebih berkepanjangan setelah obat-obat dihentikan daripada NAs. Bagaimanapun, interferon diberikan sebagai suntikan, dan efek-efek sampingan seringkali menyusahkan. NAs diberikan sebagai pil dan mempunyai sedikit efek-efek sampingan, namun durasi perawatan tidak jelas, dan terapi yang berkepanjangan mungkin diperlukan. NAs mungkin disukai pada pasien-pasien dengan penyakit yang tidak stabil dan sirosis karena mereka diperkirakan kurang mungkin menyebabkan flare-flare yang serius dari hepatitis dengan penyakit hati yang lebih parah.Untuk pengobatan alternatif bisa menggunakan madu, hal ini banyak dibuktikan oleh penderita hepatitis B yang berobat pada Ustadz Galih Gumelar yang dengan izin Allah swt melalui teknik beliau dengan metode madu maka bayak penderita Hepatitis b menyukai cara penyembuhannya dan berangsur sembuh.

Kemajuan Alami atau Perjalanan Hepatitis B Kronis

Suatu infeksi virus hepatitis B dapat maju/berkembang dari suatu tahap toleran imun (dimana sistim imun mengabaikan virus), melalui suatu tahap pembersihan imun (dimana sistim imun mencoba untuk mengeliminasi virus), ke suatu tahap diam (dimana virus tidak aktif). Perjalanan hepatitis B kronis, bagaimanpun, bervariasi dan berhubungan dengan beberapa faktor-faktor, termasuk umur pasien waktu infeksi mulai. Jadi, perjalanan virus hepatitis B pada orang-orang yang terinfeksi pada umur yang muda adalah sunguh berbeda dari mereka yang terinfeksi dalam kedewasaannya. Akhirnya, bagaimanapun, perjalanan tergantung sebagian besar dari interaksi atau keseimbangan antara sistim imun dan virus.

Tahap Toleran Imun

Untuk individu-individu yang terinfeksi pada saat umur muda (contohnya, anak-anak yang dilahirkan di Asia Tenggara atau Afrika sub-Sahara), sistim imun pada awalnya tidak mengenali atau bereaksi pada virus hepatitis B. Tahap infeksi ini dikenal sebagai tahap toleran imun karena sistim imun tampaknya mentolerir virus. Banyak faktor-faktor mungkin bertanggung jawab untuk toleransi ini. Untuk satu hal, sistim imun dipaparkan pada virus hepatitis B ketika sistim imun masih belum dewasa/matang dan, oleh karenanya, mungkin tidak mampu untuk mengenali virus hepatitis B sebagai material asing. Untuk hal yang lain, virus mungkin mengungkapkan/menyatakan dirinya dalam sel-sel hati selama tahun-tahun awal infeksi berbeda (contohnya, lebih tidak nyata) daripada tahun-tahun kemudian infeksinya.
Selama tahap toleran imun, sedikit atau tidak ada kerusakkan dilakukan pada hati meskipun adanya tingkat-tingkat virus yang tinggi dalam tubuh. Lebih dari itu, tes-tes darah hati adalah normal dan orang yang dipengaruhinya tidak mempunyai gejala-gejala. Tahap ini secara khas berlangsung bertahun-tahun, bahkan sampai dua atau tiga dekade. Hasil-hasil dari tes-tes darah virus hepatitis B selama tahap ini adalah HBsAg positif, HBeAg positif, dan virus hepatitis B DNA positif. Adalah penting untuk mengetahui bahwa tahap toleran imun biasanya tidak terlihat pada individu-individu yang terinfeksi selama masa dewasa, seperti yang biasanya terjadi di Amerika Utara dan Eropa Barat.

Tahap Pembersihan Imun

Tahap pembersihan imun mulai selama dekade ke-3 sampai ke-4 dari suatu infeksi virus hepatitis B yang didapat waktu masa kanak-kanak. Sistim imun pada pasien-pasien ini tidak lagi mengabaikan infeksi virus. Suatu infeksi virus hepatitis B yang didapat pada masa dewasa, berlawanan dengannya, biasanya mulai dengan tahap pembersihan imun. Pada tahap ini, sistim imun menyerang dan melukai sel-sel hati yang terinfeksi virus hepatitis B. Tahap ini disebut tahap pembersihan imun karena sistim imun mencoba untuk membersihkan atau mengeliminasi virus. Namun, karena luka hati yang berlawanan asas yang terjadi selama tahap ini, tes-tes darah hati standar adalah abnormal (meningkat), terutama ALT dan AST. Sebagai tambahan, biopsi hati mungkin menunjukkan luka hati (peradangan) yang signifikan dan pembentukan luka parut (fibrosis). Keparahan dari perusakkan sel hati dan durasi tahap ini menentukan apakah individu-individu mengembangkan penyakit hati yang signifikan atau bahkan sirosis (luka parut hati yang berat). Lebih parah kerusakkan dan lebih lama tahap, lebih mungkin pengembangan sirosis.

Tahap Diam

Setelah tahap pembersihan imun, infeksi virus masuk tahap diam (diam, tidur, atau tidak aktif). Tingkat-tingkat viris hepatitis B menjadi sangat rendah, tes-tes darah hati standar adalah mendekati normal atau normal, dan sedikit atau tidak ada sel-sel hati yang luka (meradang) terlihat pada biopsi hati. Fibrosis yang telah lanjut atau sirosis yang mungkin telah berkembang lebih awal, bagaimanapun, menetap. Pada tahap diam, individu akan hampir selalu tetap HBsAg positif, menandakan kehadiran infeksi virus hepatitis B yang sedang berlangsung. Pada saat ini, bagaimanapun, penanda-penanda (markers) dari reproduksi virus (HBeAg dan hepatitis B virus DNA) menjadi negatif dan anti-HBe (menandakan suatu keadaan yang lebih tidak aktif dari virus dan lebih tidak berisiko menularkan) menjadi positif.

Pengaktifan-pengaktifan kembali (flares) dan Kemajuan Hepatitis B selam tahap diam

Adakalanya, selama tahap diam, virus dapat menjadi aktif kembali. Pengaktifan kembali seringkali dikaitkan dengan gejala-gejala, tes-tes darah hati yang abnormal, dan luka pada hati. Flares disebabkan olah suatu gangguan dalam keseimbangan yang lembut antara sistim imun dan virus. Mereka dapat menjadi sangat parah dan berakibat pada luka parut hati yang lebih jauh. Pria-pria Asia yang berumur 40 tahun lebih adalah terutama berisiko mendapatkan pengaktifan kembali (flare) dari penyakit virus hepatitis B mereka. Faktanya, penyakit pada banyak individu-individu ini akan maju ke sirosis dan akhirnya ke sirosis yang telah lanjut atau stadium akhir sirosis, dengan komplikasi-komplikasi yang berkaitan dengannya, termasuk kanker hati.
Kemajuan ke sirosis, bagaimanapun, adalah tersembunyi/membahayakan pada kebanyakan incividu-individu dengan virus hepatitis B. Ini berarti bahwa kondisinya maju dengan sedikit atau tidak ada gejala-gejala untuk mengindikasikan keseriusan penyakit. Sekali sirosis terjadi, risiko mengembangkan komplikasi-komplikasi utama dari hipertensi portal (penahanan cairan, hepatic encephalopathy, atau perdarahan dari varices-varices kerongkongan) adalah kira-kira 20 sampai 25% melalui 5 tahun. Yang lebih dari itu, risiko mengembangkan kanker hati primer (hepatocellular carcinoma) adalah kira-kira 200 sampai 300 kali lebih tinggi daripada individu-individu yang sehat tanpa infeksi virus hepatitis B.

Pengidap-Pengidap Sehat Virus Hepatitis B

Individu-individu yang terinfeksi virus hepatitis B yang mempunyai suatu tahap pembersihan imun yang singkat dan ringan sebelum bergerak ke tahap diam cenderung melakukannya sangat baik. Ini berarti bahwa mereka mempunyai tes-tes hati yang normal dan tidak mempunyai gejala-gejala. Mereka dikenal sebagai pembawa-pembawa sehat (healthy carriers) virus hepatitis B. Pembawa-pembawa sehat, bagaimanapun, dapat menularkan infeksi virus hepatitis B kepada yang lain-lainnya. Risiko pembawa-pembawa virus hepatitis B mengembangkan sirosis dan kanker sel hati adalah sangat kecil, meskipun risikonya adalah sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan orang-orang tanpa infeksi virus hepatitis B kronis. Jarang, pembawa-pembawa sehat secara spontan menjadi HBsAg negatif (menandakan suatu ketidakhadiran dari infeksi virus hepatitis B yang sedang berlangsung), meskipun ini hanya terjadi pada individu-individu yang mendapat virus hepatitis B pada masa dewasanya.

Mendiagnosis Hepatitis B

Hepatitis B didiagnosis dari hasil-hasil tes-tes darah spesifik virus hepatitis B (serologi) yang mencerminkan beragam komponen-komponen virus hepatitis B. Suatu diskusi dari setiap tes-tes darah virus hepatitis B menyusul. Tes-tes serologi virus hepatitis B ini berbeda dari tes-tes darah hati standar (seperti ALT/SGPT dan AST/SGOT) yang dapat menjadi abnormal ketika hati dirusak oleh penyebab apa saja, termasuk infeksi virus hepatitis B.

HBsAg dan anti-HBs

Diagnosis infeksi hepatitis B dibuat terutama dengan mendeteksi hepatitis B surface antigen (HBsAg) dalam darah. Kehadiran HBsAg berarti bahwa ada infeksi virus hepatitis B aktif dan ketidakhadiran HBsAg berarti tidak ada infekis virus hepatitis B aktif. Menyusul suatu paparan pada virus hepatitis B, HBsAg menjadi terdeteksi dalam darah dalam waktu empat minggu. Pada inidividu-individu yang sembuh dari infeksi virus hepatitis B akut, eliminasi atau pembersihan dari HBsAg terjadi dalam waktu empat bulan setelah timbulnya gejala-gejala. Infeksi virus hepatitis B kronis didefinisikan sebagai HBsAg yang menetap lebih dari enam bulan.
Setelah HBsAg dieliminasi dari tubuh, antibodi-antibodi terhadap HBsAg (anti-HBs) biasanya timbul. Anti-HBs ini menyediakan kekebalan pada infeksi virus hepatitis B yang berikutnya. Sama juga, individu-individu yang telah berhasil divaksinasi terhadap virus hepatitis B mempunyai anti-HBs yang dapat diukur dalam darah.

Anti-HBc

Hepatitis B core antigen hanya dapat ditemukan dalam hati dan tidak dapat terdeteksi dalam darah. Kehadiran dari jumlah-jumlah yang besar dari hepatitis B core antigen dalam hati mengindikasikan suatu reproduksi virus yang sedang berlangsung. Ini berarti bahwa virusnya aktif. Antibodi terhadap hepatitis B core antigen, dikenal sebagai antibodi hepatitis B core (anti-HBc), bagaimanapun, terdeteksi dalam darah. Sebagai suatu kenyataan, dua tipe dari antibodi-antibodi anti-HBc (IgM dan IgG) dihasilkan.
IgM anti-HBc adalah suatu penanda/indikator (marker/indicator) untuk infeksi hepatitis B akut. IgM anti-HBc ditemukan dalam darah selama infeksi akut dan berlangsung sampai enam bulan setelah timbulanya gejala-gejala. IgG anti-HBc berkembang selama perjalanan infeksi virus hepatitis B akut dan menetap seumur hidup, tidak perduli apakah individunya sembuh atau mengembangkan infeksi kronis. Sesuai dengan itu, hanya tipe IgM dari anti-HBc dapat digunakan secara spesifik untuk mendiagnosis suatu infeksi virus hepatitis B akut. Selain itu, menentukan hanya total anti-HBc (tanpa memisahkan kedua komponennya) adalah sangat tidak bermanfaat.

HBeAg, anti-HBe, dan mutasi-mutasi pre-core

Hepatitis B e antigen (HBeAg) dan antibodi-antibodinya, anti-HBe, adalah penanda-penanda (markers) yang bermanfaat untuk menentukan kemungkinan penularan virus oleh seseorang yang menderita infeksi virus hepatitis B kronis. Mendeteksi keduanya HBeAg dan anti-HBe dalam darah biasanya adalah eksklusif satu sama lain. Sesuai dengan itu, kehadiran HBeAg berarti aktivitas virus yang sedang berlangsung dan kemampuan menularkan pada yang lainnya, sedangkan kehadiran anti-HBe menandakan suatu keadaan yang lebih tidak aktif dari virus dan risiko penularan yang lebih kecil.
Pada beberapa individu-individu yang terinfeksi dengan virus hepatitis B, material genetik untuk virus telah menjalankan suatu perubahan struktur yang tertentu, disebut suatu mutasi pre-core. Mutasi ini berakibat pada suatu ketidakmampuan virus hepatitis B untuk menghasilkan HBeAg, meskipun virusnya reproduksi/replikasi secara aktif. Ini berarti bahwa meskipun tidak ada HBeAg yang terdeteksi dalam darah dari orang-orang dengan mutasi, virus hepatitis B masih tetap aktif pada orang-orang ini dan mereka dapat menularkan pada yang lain-lainnya.

Hepatitis B virus DNA

Penanda yang paling spesifik dari reproduksi/replikasi virus hepatitis B adalah pengukuran dari hepatitis B virus DNA dalam darah. Anda ingat bahwa DNA adalah material genetik dari virus hepatitis B. Tingkat-tingkat yang tinggi dari hepatitis B virus DNA mengindikasikan suatu reproduksi/replikasi virus dan aktivitas virus yang sedang berlangsung. Tingkat-tingkat hepatitis B virus DNA yang rendah atau tidak terdeteksi dikaitkan dengan fase/tahap infeksi virus hepatitis B yang tidak aktif. Beberapa tes-tes laboratorium yang berbeda (assays) tersedia untuk mengukur hepatitis B virus DNA.
PCR (polymerase chain reaction) adalah metode (assay) yang paling sensitif untuk menentukan tingkat hepatitis B virus DNA. Ini berarti bahwa PCR adalah metode yang terbaik untuk mendeteksi jumlah-jumlah yang sangat kecil dari penanda virus hepatitis B. Metode ini bekerja dengan memperbesar material yang sedang diukur sampai semilyar kali untuk mendeteksinya. Metode PCR, oleh karenanya, dapat mengukur sekecil 50 sampai 100 kopi (partikel-partikel) dari virus hepatitis B per mililiter darah. Tes ini, bagaimanapun, sebenarnya terlalu sensitif untuk penggunaan diagnosis yang praktis.
Tujuan mengukur hepatitis B virus DNA biasanya adalah untuk menentukan apakah infeksi virus hepatitis B aktif atau tidak aktif (diam). Perbedaan ini dapat dibuat berdasarkan jumlah hepatitis B virus DNA dalam darah. Tingkat-tngkat yang tinggi dari DNA mengindikasikan suatu infeksi yang aktif, dimana tingkat-tingkat yang rendah mengindikasikan suatu infeksi yang tidak aktif (tidur). Jadi, pasien-pasien denga penyakit yang tidur (tidak aktif) mempunyai kira-kira satu juta partikel-partikel virus per mililiter darah, sedangkan pasien-pasien dengan penyakit yang aktif mempunyai beberapa milyar partikel-partikel per mililiter. Oleh karenanya, siapa saja yang HBsAg positif, bahkan jika infeksi virus hepatitis B tidak aktif, akan mempunyai tingkat-tingkat hepatitis B virus DNA yang dapat terdeteksi dengan metode PCR karena ia begitu sensitif.
Untuk tujuan-tujuan praktis, hepatitis B virus DNA dapat diukur menggunakan suatu metode yang disebut metode hybridization, yang adalah suatu tes yang lebih kuang sensitif daripada PCR. Tidak seperti metode PCR, metode hybridization mengukur material virus tanpa pembesaran. Sesuai dengan itu, tes ini dapat mendeteksi hepatitis B virus DNA hany ketika banyak partikel-partikel virus hadir dalam darah, berarti bahwa infeksinya aktif. Dengan kata lain, dari sudut pandang yang praktis, jika hepatitis B virus DNA terdeteksi dengan suatu metode hybridization, ini berarti bahwa infeksi virus hepatitis B adalah aktif.

Menginterpretasikan Tes-Tes Darah Virus Hepatitis B

Tabel 1 memberikan interpretasi-interpretasi diagnostik untuk beragam kumpulan-kumpulan (sets) dari hasil yang didapatkan dengan suatu deretan tes-tes darah virus (serologi) hepatitis B. Ingat, bagaimanapun, bahwa interpretasi dari tes-tes darah virus hepatitis B harus selalu dibuat dengan pengetahuan dari sejarah medis pasien, pemeriksaan fisik, dan hasil-hasil dari tes-tes darah hati standar yang dapat mengindikasikan kerusakan pada hati.
Tabel 1: Interpretasi tes-tes (+ = positif dan - = negatif) darah (serologi) virus hepatitis B

HBsAgAnti-HBsAnti-Hbc (total)Anti-HBc IgMHBeAgAnti-HBeHBV DNAInterpretasi
+-+++++Tahap awal infeksi akut
+-++-+-Tahap Kemudian infeksi akut
--++-+-Tahap kemudian infeksi akut
-++----Kesembuhan dengan kekebalan
-+-----Vaksinasi yang sukses
+-+-+-+Infeksi kronis dengan reproduksi aktif
+-+--+-Infeksi kronis dalam tahap tidak aktif
+-+--++Infeksi kronis dengan reproduksi aktif
--+--+ atau --Kesembuhan, Hasil positif palsu, atau infeksi kronis

Peran Biopsi Hati pada Hepatitis B Kronis

Suatu biopsi hati adalah suatu bagian yang penting dari pengkajian seorang pasien dengan virus hepatitis B kronis. Tes ini bernilai karena inti yang kecil dari jaringan yang diambil dari hati pada umumnya mewakili keseluruhan dari hati. Lebih jauh, suatu diagnosis dari hepatitis kronis biasanya dapat dibuat dari biopsi. Bagaimanapun, tipe hepatitis kronis (atau sirosis yang diakibatkannya), apakah itu hepatitis B, C, atau hepatitis autoimun, tidak dapat ditentukan secara pasti dari biopsi.
Sejarah medis pasien, pemeriksaan fisik, tes-tes darah hati standar, dan testes darah virus hepatitis B (serologi), bersama dengan biopsi hati, digunakakn semuanya untuk membuat diagnosis dari tipe spesifik hepatitis kronis. Meski demikian, biopsi hati adalah tes yang menunjukan jumlah hati yang luka (peradangan) dan luka parut (fibrosis) pada hepatitis kronis atau sirosis. Informasi yang didapat dari biopsi kemudian digunakan untuk membantu menentukan prognosis (perjalanan dan hasil akhir) dari penyakit dan begitu juga keperluan untuk perawatan anti-virus.