Gejala-gejala hepatitis B kronis akan didiskusikan dibawah 5 katagori-katagori berikut; hepatitis B kronis, sirosis hati, sirosis hati yang lanjut, kanker hati, dan keterlibatan dari organ-organ diluar hati (extrahepatic). Diagnosis terakhir dari infeksi virus hepatitis B, bagaimanapun, dibuat berdasarkan tes-tes darah yang adalah spesifik untuk virus hepatitis B. Diagnosis virus hepatitis B didiskusikan pada bagian berikutnya.
Hepatitis B kronis
Diagnosis hepatitis B kronis dapat dibuat, menurut definisi, hanya setelah enam bulan dari timbulnya hepatitis B akut. Adalah seringkali sulit untuk mencurigai diagnosis hepatits B kronis berdasarkan hanya pada gejala-gejala pasien. Penyebab untuk kesulitan ini adalah bahwa individu-individu yang mengembangkan hepatitis B kronis, seperti diindikasikan sebelumnya, adalah biasanya individu-individu yang sama yang mempunyai sedikit atau tidak ada gejala-gejala untuk mengisyaratkan timbulnya hepatitis B akut mereka.
Lebih dari itu, kebanyakan individu-individu dengan infeksi hepatitis B kronis tetap bebas gejala (asimptomatik) bertahun-tahun, bahkan sampai dua atau tiga dekade. Selama waktu ini, tes-tes darah pasien ini biasanya paling banyak abnormalnya ringan dan peradangan dan luka parut (fibrosis) hati majunya sedikit, jika memang ada. Adakalanya, bagaimanapun, individu-individu ini yang jika tidak dengan hepatitis B kronis yang tidak aktif mungkin mengembangkan pengaktifan-pengaktifan kembali (flares) dari gejala-gejala akut, tes-tes darah hati yang meningkat, dan peradangan hati. Pengaktifan-pengaktifan kembali ini menyerupai hepatitis akut, namun mereka dapat menyebabkan kemajuan dari luka parut (fibrosis) hati yang kronis. Mereka cenderung terjadi pada pria-pria yang mendapat infeksi kronis pada umur mudanya.
Sirosis hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B
Pada beberapa titik, bagaimanapun, hepatitis kronis dapat maju ke sirosis (luka parut atau fibrosis yang parah) hati. Pasien-pasien ini kemudian dapat mengembangkan gejala-gejala dan tanda-tanda (penemuan-penemuan yang abnormal pada pemeriksaan fisik) dari sirosis. Contohnya, mereka dapat menjadi lemah, lelah, dan peka terhadap infeksi-infeksi. Mereka dapat juga kehilangan massa otot, terutama pada pundak-pundak dan kaki-kaki bagian atas. Faktanya, mereka dapat mengembangkan nutrisi yang buruk dan kehilangan berat badan dari pencernaan yang abnormal, penyerapan yang kurang baik/malabsorpsi, atau metabolisme nutrisi hati yang abnormal. Jadi, kekurangan-kekurangan dapat terjadi, contohnya, dari vitamin A, yang menyebabkan gangguan penglihatan waktu malam, atau dari vitamin D, yang menyebabkan penipisan tulang belakang (spine)atau tulang-tulang pinggul (osteopenia). Pasien-pasien dengan sirosis juga seringkali mengembangkan bukti yang nyata (stigmata) dari sirosis, termasuk payudara-payudara yang bengkak (gynecomastia), buah-buah pelir yang kecil (atrophic), telapak-telapak tangan yang merah (palmar erythema), dan pembuluh-pembuluh yang membesar secara karakteristik pada kulit (spider angioma).
Sirosis hati yang lanjut yang disebabkan oleh virus hepatitis B
Akhirnya, kemajuan dari sirosis menjurus pada apa yang disebut sirosis yang telah lanjut, yang dikarakteristikan oleh perkembangan dari komplikasi-komplikasi tertentu. Sirosis yang telah lanjut adakalanya dirujuk sebagai stadium akhir sirosis atau gagal hati kronis. Beberapa dari para ahli juga menggunakan istilah, decompensated cirrhosis, sebagai yang bersinonim dengan sirosis yang telah lanjut. Yang lainnya, bagaimanapun, mencadangkan istilah, decompensated cirrhosis, untuk sirosis yang telah lanjut yang termasuk secara spesifik komplikasi-komplikasi apa saja yang berakibat terutama dari hipertensi portal (didiskusikan dibawah). Beberapa dari komplikasi-komplikasi sirosis yang telah lanjut dapat mempunyai beragam penyebab-penyebab. Perbedaan dalam terminologi ini berarti sedikit karena pertimbangan yang penting dalam segala kasus tertentu adalah hanya untuk menetapkan mana dari komplikasi-komplikasi sirosis yang dipakai.
Sesuai dengan itu, komplikasi-komplikasi sirosis yang mengindikasikan kehadiran sirosis yang telah lanjut didiskusikan dalam dua paragraf berikutnya. Komplikasi-komplikasi ini termasuk yang berakibat terutama dari hipertensi portal (penahanan cairan, encephalopathy, perdarahan saluran pencernaan, hypersplenism, dan sindrom hepatorenal), dan juga coagulopathy, jaundice, dan sindrom hepatopulmonary.
Hipertensi portal adalah istilah untuk tekanan yang meningkat dalam sistim vena portal yang terjadi pada pasien-pasien dengan sirosis yang telah lanjut. (Sistim vena portal mengalirkan darah dari organ-organ usus dan perut ke hati). Komplikasi-komplikasi sirosis yang paling umum yang berasal terutama dari hipertensi portal adalah penahanan cairan, hepatic (hati) encephalopathy, dan perdarahan saluran pencernaan/gastrointestinal (GI). Penahanan cairan menjurus pada pergelangan-pergelangan kaki yang bengkak (edema) dan suatu perut yang bengkak (ascites). Adakalanya, ciaran didalam perut menjadi terinfeksi (spontaneous bacterial peritonitis) dan menyebabkan demam dan sakit perut. Hepatic encephalopathy menyebabkan keadaan mengantuk, kebingungan, dan bahkan koma. Vena-vena yang membesar (varices) dalam kerongkongan dan lambung yang pecah dapat menyebabkan perdarahan saluran pencernaan. Sebagai akibatnya, pasien mungkin muntah darah merah yang segar atau mengeluarkan darah yang berwarna gelap.
Beberapa pasien-pasien mengembangkan hypersplenism, suatu komplikasi yang disebabkan, paling sedikit sebagian, oleh hipertensi portal. Pasien-pasien mempunyai suatu limpa yang membesar (splenomegaly), pengurangan sel-sel darah merah (anemia), pengurangan sel-sel darah puth (leucopenia), dan pengurangan platelet-platelet (thrombocytopenia). Anemia menyebabkan kelemahan; leucopenia menyumbang pada infeksi-infeksi; dan thrombocytopenia mengganggu pembekuan darah. Pasien-pasien dengan hipertensi portal juga dapat mengembangkan suatu persoalan yang serius dengan kefungsian ginjal-ginjal mereka tanpa kerusakan yang sesungguhnya pada ginjal-ginjal itu sendiri (hepatorenal syndrome).
Pada sirosis yang telah lanjut, seperti yang telah disebutkan, komplikasi-komplikasi penting lainnya dapat terjadi diluar dari yang terutama disebabkan oleh hipertensi portal. Contohnya, beberapa pasien-pasien cenderung mendapat memar dan perdarahan, sebagian besar karena gangguan fungsi hati menyebabkan kelainan-kelainan dalam proses pembekuan darah (coagulopathy). Pasien-pasien dengan sirosis yang telah lanjut dapat juga mengembangkan jaundice karena hati nyang rusak tidak mampu untuk mengeliminasi/menghilangkan secara memadai suatu senyawa kuning yang disebut bilirubin. Lebih jarang lagi, beberapa pasien-pasien dapat mengembangkan kesulitan bernapas karena hormon-hormon tertentu yang dilepas pada sirosis yang telah lanjut menyebabkan berfungsinya paru-paru yang abnormal (hepatopulmonary syndrome).
Kanker Hati Primer Virus Hepatitis B (hepatocellular carcinoma)
Akhirnya, kanker hati dapat berkembang pada pasien-pasien yang terinfeksi virus hepatitis B kronis sebagai suatu komplikasi dari sirosis yang telah lanjut. Kanker hati primer (berasal dari hati) ini paling mungkin terjadi pada orang-orang dengan reproduksi virus hepatitia B yang aktif, terutama pada individu-individu Chinese dan Hitam. Cara bagaimana kanker berkembang tidak dimengerti sepenuhnya. Diperkirakan, bagaimanapun, bahwa DNA virus hepatitis B entah bagaimana menjadi menyatu kedalam DNA sel hati pasien.
Gejala-gejala dan tanda-tanda yang paling umum dari kanker hati adalah sakit perut dan suatu hati yang bengkak dan membesar, kehilangan berat badan, dan demam. Sebagai tambahan, tumor-tumor hati dapat menghasilkan dan melepaskan sejumlah senyawa-senyawa, termasuk satu yang menyebabkan peningkatan sel-sel darah merah (erythrocytosis), gula darah yang rendah (hypoglycemia), dan kalsium darah yang tinggi (hypercalcemia). Tes-tes penyaringan (screening) diagnostik yang paling bermanfaat untuk kanker hati adalah suatu tes darah alpha-fetoprotein dan suatu studi gambar ultrasound dari hati.
Kelibatan virus hepatitis B dari organ-organ diluar hati (extra-hepatic)
Jarang, infeksi hepatitis B kronis dapat menjurus pada kelainan-kelainan yang mempengaruhi organ-organ lain daripada hati. Endapan dari kompleks-kompleks imun virus hepatitis B pada beragam organ-organ biasanya menyebabkan kelainan-kelainan ini. Suatu kompleks imun virus hepatitis B adalah suatu kesatuan yang berakibat dari pengikatan bersama dari suatu antibodi virus hepatitis B dan suatu antigen virus hepatitis B. (Suatu antigen adalah suatu senyawa yang adalah asing untuk tubuh dan suatu antibodi adalah suatu protein khusus yang dihasilkan oleh sel-sel darah putih dalam merespon pada antigen).
Kompleks-kompleks imun virus hepatitis B yang menempati atau mengendap dalam arteri-arteri kecil diseluruh tubuh dapat berakibat pada suatu peradangan pembuluh-pembuluh ini (vasculitis), disebut polyarteritis nodosa. Kondisi ini dapat menyebabkan suatu batasan yang lebar dari gejala-gejala, termasuk kelemahan otot, kerusakkan syaraf (neuropathy), borok-borok kulit yang dalam, persoalan-persoalan ginjal dengan kehilangan protein dalam urin (proteinuria), dan adakalanya gagal ginjal, hipertensi, demam-demam yang tidak dapat dijelaskan, dan sakit perut. Kompleks-kompleks imun virus hepatitis B dapat menyebabkan kerusakkan pada ginjal-ginjal dalam cara yang lain. Yaitu, kompleks-kompleks imun dapat diendapkan dalam glomeruli (elemen-elemen penyaring) dari ginjal, menyebabkan glomeronephritis, yang adalah suatu penyakit yang berbeda dari polyarteritis nodosa.
EmoticonEmoticon