Sabtu, 25 September 2010

Penyakit Yang Sembuh Dengan Bekam

Penyakit apa saja yang dapat diobati dengan bekam?
Thomas W. Anderson telah menulis sebuah buku berjudul 100 Diseases Treated by Cupping Methode. Beberapa diantara penyakit yang berespon cukup baik dengan Terapi bekam adalah Hipertensi, hiperuricemia (Gout/Pirai), hiperkolesterolemia, stroke, parkinson, epilepsy, migrain, vertigo, gagal ginjal, varises, wasir (hemoroid), dan semua keluhan sakit (rematik, ischialgia/sciatica, nyeri pinggang bawah), penyakit darah (leukemia, thalasemia), tinnitus, asma, alergi, penyakit sistim imun (SLE, HIV), infeksi (Hepatitis, elefantiasis), Glaukoma, Insomnia, enuresis/mengompol, mania, skizofren dan trans (gangguan sihir/jin), dll. Begitu juga bekam untuk kesuburan (fertilitas) dan kecantikan (menghilangkan jerawat, komedo, vitiligo, menurunkan berat badan, dll).
Apakah terdapat kontraindikasi efek samping yang terjadi akibat bekam? Orang dalam kondisi seperti apa yang tidak boleh dibekam?
Pada beberapa kasus dimana syarat pembekaman kurang terpenuhi, kadang-kadang muncul efek samping berupa mual/muntah (jika terlalu dekat jaraknya dengan makan/<2jam setelah makan), lemas (jika pembekaman terlalu banyak titik), keluarnya bula/gelembung (jika pembekaman terlalu lama dan kekuatan pompa terlalu kuat). Adapun jika dilakukan sesuai “aturan main” maka efek samping tersebut jarang sekali terjadi.
Orang yang ditunda pembekamannya adalah : Wanita hamil (pada daerah perut dan punggung bawah), wanita menstruasi dan nifas, orang yang sedang mengkonsumsi obat pengencer darah, sedang cuci darah, baru melakukan donor darah, penderita dengan kondisi yang sangat lemah dan tekanan darah sangat rendah, serta orang yang sedang kelaparan/kenyang/gugup (fobia).
Siapa saja yang boleh dibekam? Dan kisaran usia berapa?
Semua orang bisa dibekam pada kisaran umur 4 tahun keatas, yang penting pasiennya bisa kooperatif. Pada orang tua yang sudah renta, ibu hamil dan anak-anak pembekaman dilakukan dengan hati-hati, dengan sayatan yang tipis, tekanan kop yang ringan dan titik bekam yang terbatas.


Download Now

Cara Bekam

Cara melakukan Bekam :
1. Mempersiapkan semua peralatan yang sudah disterilkan dengan alat sterilisator standar.
2. Mulai dengan do’a dan mensterilkan bagian tubuh yang akan dibekam dengan desinfektan (misalnya. Iodin)
3. Dilanjutkan dengan penghisapan kulit menggunakan “kop/gelas” bekam, kekuatan penghisapan pada setiap pasien berbeda-beda. Lama penghisapan selama 5 menit, tindakan ini sekaligus berfungsi sebagai Anestesi (pembiusan) lokal. Diutamakan mendahulukan bagian tubuh sebelah kanan dan jangan melakukan penghisapan lebih dari 4 titik bekam sekaligus.
4. Dengan menggunakan pisau bedah standar kemudian dilakukan syartoh /penyayatan (jumlah sayatan 5-15 untuk satu titik tergantung diameter kop yang dipakai, panjang sayatan 0,3-0,5 cm, tipis dan tidak boleh terlalu dalam, dilakukan sejajar dengan garis tubuh). Salahsatu tanda bahwa sayatannya baik adalah sesaat setelah disayat, kulit tidak mengeluarkan darah akan tetapi setelah disedot dengan alat maka darahnya baru keluar.
5. Lakukan penghisapan kembali dan biarkan “darah kotor” mengalir di dalam kop selama 5 menit.
6. Bersihkan dan buang darah yang tertampung dalam kop dan jika perlu bisa lakukan penghisapan ulang seperti tadi. Tidak boleh dilakukan pengulangan sayatan.
7. Bersihkan bekas luka dan oleskan minyak habbatus sauda yang steril. Umumnya bekas bekam akan hilang setelah 2-5 hari.
8. Ucapkan Alhamdulillah dan rasakan keajaiban “mukjizat” medis bekam.
9. Setiap pasien dianjurkan untuk memiliki alat bekam sendiri. Kop/alat bekam tidak boleh digunakan untuk pasien lain pada penderita hepatitis, ODHA, dan penyakit menular lainnya.
Ada sekitar 12 titik utama yang disebutkan dalam hadits, selebihnya merupakan pengembangan dari itu. Beberapa ahli bekam juga menggunakan titik akupuntur untuk dilakukan pembekaman sedangkan yang lainnya menggunakan pendekatan anatomi organ tubuh dan patofisiologis suatu penyakit.
Bagian tubuh yang dibekam diantaranya adalah Titik di kepala (Ummu Mughits, Qomahduwah, Yafukh, Hammah, dzuqn, udzun), Leher dan punggung (Kaahil, al-akhda’ain, alkatifain, naqroh,munkib), kaki (Wirk, Fakhd, Zhohrul qodam, iltiwa’) dan lain sebagainya.

Download Now

Waktu Berbekam

Pengobatan Galih Gumelar - Sebaiknya berbekam dilakukan pada pertengahan bulan , karena darah kotor berhimpun dan lebih terangsang (darah sedang pada puncak gejolak). Anas bin Malik radhiallaahu 'anhu menceritakan bahwa : "Rasulullah SAW biasa melakukan hijamah pada pelipis dan pundaknya. Ia melakukannya pada hari ketujuhbelas, kesembilanbelas atau keduapuluhsatu." (Diriwayatkan oleh Ahmad).
Pemilihan waktu bekam adalah sebagai tindakan preventif untuk menjaga kesehatan dan penjagaan diri terhadap penyakit. Adapun untuk pengobatan penyakit, maka harus dilakukan kapan pun pada saat dibutuhkan. Dalam hal ini Imam Ahmad melakukan bekam pada hari apa saja ketika diperlukan.
Imam asy-Syuyuthi menukil pendapat Ibnu Umar, bahwa berbekam dalam keadaan perut kosong itu adalah paling baik karena dalam hal itu terdapat kesembuhan. Maka disarankan bagi yang hendak berbekam untuk tidak makan-makanan berat 2-3 jam sebelumnya. 1. Dari Abu Hurairah radhiallaahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa berbekam pada hari ke-17, 19 dan 21 (tahun Hijriyah), maka ia akan sembuh dari segala macam penyakit.” (Shahih Sunan Abu Dawud, II/732, karya Imam al-Albani) 2. Dari Abdullah bin Mas’ud radhiallaahu 'anhu, Rasulullah SAW bersabda: “ Sesungguhnya sebaik-baik bekam yang kalian lakukan adalah hari ke-17, ke-19, dan pada hari ke-21.” (Shahih Sunan at-Tirmidzi, Syaikh al-Albani (II/204)) 3. Dari Anas bin Malik radhiallaahu 'anhu, dia bercerita: ” Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam biasa berbekam di bagian urat merih (jugular vein) dan punggung. Ia biasa berbekam pada hari ke-17, ke-19, dan ke-21.” (HR, Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, sanad shahih) 4. Dari Ibnu Abbas RA, ia berkata: “Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda: ‘Berbekamlah pada hari ke-17 dan ke-21, sehingga darah tidak akan mengalami hipertensi yang dapat membunuh kalian’.” (Kitab Kasyful Astaar ‘an Zawaa-idil Bazar, karya al-Haitsami (III/388))
Ibnu Sina di dalam kitabnya Al-Qaanun mengatakan : “Diperintahkan untuk tidak berbekam di awal bulan karena cairan-cairan tubuh kurang aktif bergerak dan tidak normal, dan tidak diakhir bulan karena bisa jadi cairan-cairan tubuh mengalami pengurangan. Oleh karena itu diperintahkan melakukan bekam pada pertengahan bulan ketika cairan-cairan tubuh bergolak keras dan mencapai puncak penambahannya karena bertambahnya cahaya di bulan”.

Jenis Bekam

Pengobatan Galih Gumelar - Bekam kering atau bekam angin (Hijamah Jaaffah), yaitu menghisap permukaan kulit dan memijat tempat sekitarnya tanpa mengeluarkan darah kotor. Bekam kering ini berkhasiat untuk melegakan sakit secara darurat atau digunakan untuk meringankan kenyerian urat-urat punggung karena sakit rheumatik, juga penyakit-penyakit penyebab kenyerian punggung. Bekam kering baik bagi orang yang tidak tahan suntikan jarum dan takut melihat darah. Kulit yang dibekam akan tampak merah kehitam-hitaman selama 3 hari.

Bekam basah (Hijamah Rothbah), yaitu pertama kita melakukan bekam kering, kemudian kita melukai permukaan kulit dengan jarum tajam (lancet), lalu di sekitarnya dihisap dengan alat cupping set dan hand pump untuk mengeluarkan darah kotor dari dalam tubuh. Lamanya setiap hisapan 3 sampai 5 menit, dan maksimal 9 menit, lalu dibuang darah kotornya. Penghisapan tidak lebih dari 7 kali hisapan. Darah kotor berupa darah merah pekat dan berbuih. Dan selama 3 jam setelah di-bekam, kulit yang lebam itu tidak boleh disiram air. Jarak waktu pengulangan bekam pada tempat yang sama adalah 3 minggu sahaja

Sejarah Bekam

Hijamah/bekam/cupping/Blood letting/kop/chantuk dan banyak istilah lainnya sudah dikenal sejak zaman dulu, yaitu kerajaan Sumeria, kemudian terus berkembang sampai Babilonia, Mesir, Saba, dan Persia. Pada zaman Rasulullah, beliau menggunakan kaca berupa cawan atau mangkuk tinggi.
Pada zaman China kuno mereka menyebut hijamah sebagai “perawatan tanduk” karena tanduk menggantikan kaca. Pada kurun abad ke-18 (abad ke-13 Hijriyah), orang-orang di Eropa menggunakan lintah sebagai alat untuk hijamah. Pada satu masa, 40 juta lintah diimpor ke negara Perancis untuk tujuan itu. Lintah-lintah itu dilaparkan tanpa diberi makan. Jadi bila disangkutkan pada tubuh manusia, dia akan terus menghisap darah tadi dengan efektif. Setelah kenyang, ia tidak berupaya lagi untuk bergerak dan terus jatuh lantas mengakhiri upacara hijamahnya.
Seorang herbalis Ge Hong (281-341 M) dalam bukunya A Handbook of Prescriptions for Emergencies menggunakan tanduk hewan untuk membekam/mengeluarkan bisul yang disebut tehnik “jiaofa”, sedangkan di masa Dinasti Tang, bekam dipakai untuk mengobati TBC paru-paru . Pada kurun abad ke-18 (abad ke-13 Hijriyah) , orang-orang di Eropa menggunakan lintah (al ‘alaq) sebagai alat untuk bekam (dikenal dengan istilah Leech Therapy) dan masih dipraktekkan sampai dengan sekarang. .
Kini pengobatan ini dimodifikasi dengan sempurna dan mudah pemakaiannya sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah dengan menggunakan suatu alat yang praktis dan efektif.Disebutkan oleh Curtis N, J (2005), dalam artikel Management of Urinary tract Infections: historical perspective and current strategies: Part 1-before antibiotics. Journal of Urology. 173(1):21-26, January 2005. Bahwa catatan Textbook Kedokteran tertua Ebers Papyrus yang ditulis sekitar tahun 1550 SM di Mesir kuno menyebutkan masalah Bekam. .
Hippocrates (460-377 SM), Celsus (53 SM-7 M), Aulus Cornelius Galen (200-300 M) mempopulerkan cara pembuangan secara langsung dari pembuluh darah untuk pengobatan di zamannya. Dalam melakukan tehnik pengobatan tersebut, jumlah darah yang keluar cukup banyak, sehingga tidak jarang pasien pingsan. Cara ini juga sering digunakan oleh orang Romawi, Yunani, Byzantium dan Itali oleh para rahib yang meyakini akan keberhasilan dan khasiatnya..
Kapan Hijamah dikenal dan berkembang di Indonesia?

Tidak ada catatan resmi mengenai kapan metode ini masuk ke Indonesia, diduga kuat pengobatan ini masuk seiring dengan masuknya para pedagang Gujarat dan Arab yang menyebarkan agama Islam..
Metode ini dulu banyak dipraktekkan oleh para kyai dan santri yang mempelajarinya dari “kitab kuning” dengan tehnik yang sangat sederhana yakni menggunakan api dari kain/kapas/kertas yang dibakar untuk kemudian ditutup secepatnya dengan gelas/bekas botol. Waktu itu banyak dimanfaatkan untuk mengobati keluhan sakit/pegal-pega di badan, dan sakit kepala atau yang dikenal dengan istilah “masuk angin”..
Tren pengobatan ini kembali berkembang pesat di Indonesia sejak tahun 90-an terutama dibawa oleh para mahasiswa/pekerja Indonesia yang pernah belajar di Malaysia, India dan Timur Tengah. Kini pengobatan ini dimodifikasi dengan sempurna dan mudah pemakaiannya sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah dengan menggunakan suatu alat yang higienis, praktis dan efektif..

BEKAM

Bekam atau hijamah adalah teknik pengobatan dengan jalan membuang darah kotor (racun yang berbahaya) dari dalam tubuh melalui permukaan kulit.Perkataan Al Hijamah berasal dari istilah bahasa arab : Hijama (حجامة) yang berarti pelepasan darah kotor. Sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan cupping, dan dalam bahasa melayu dikenal dengan istilah Bekam. Di Indonesia dikenal pula dengan istilah kop atau cantuk..
“Cupping used to : drain excess fluids and toxins, loosen adhesions and lift connective tissue, bring blood flow to stagnant skin and muscles and stimulate the peripheral nervous system”.
Dengan melakukan penghisapan/vakum maka terbentuklah tekanan negatif di dalam cawan/kop sehingga terjadi drainase cairan tubuh berlebih (darah kotor) dan toksin, menghilangkan perlengketan/adhesi jaringan ikat dan akan mengalirkan darah “bersih” ke permukaan kulit dan jaringan otot yang mengalami stagnasi serta merangsang sistem syaraf perifer..
Dalam beberapa literatur disebutkan bahwa bekam bekerja dengan cara merangsang atau mengaktifkan : (1) sistem kekebalan tubuh, (2)Pengeluaran Enkefalin,(3)Pelepasan neurotransmiter, (4) Penyempitan dan pelebaran pembuluh darah serta (5) “the gates for pain” pada Sistim Syaraf Pusat (CNS) yang berfungsi mengartikan sensasi rasa nyeri.
Apabila dilakukan pembekaman pada titik bekam, maka akan terjadi kerusakan mast cell dan lain-lain pada kulit, jaringan bawah kulit ( sub kutis), fascia dan ototnya. Akibat kerusakan ini akan dilepaskan beberapa mediator seperti serotonin, histamine, bradikinin, slow reacting substance (SRS), serta zat-zat lain yang belum diketahui. Zat-zat ini menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler dan arteriol, serta flare reaction pada daerah yang dibekam. Dilatasi kapiler juga dapat terjadi di tempat yang jauh dari tempat pembekaman. Ini menyebabkan terjadinya perbaikan mikrosirkulasi pembuluh darah. Akibatnya timbul efek relaksasi (pelemasan) otot-otot yang kaku serta akibat vasodilatasi umum akan menurunkan tekanan darah secara stabil. Yang terpenting adalah dilepaskannya corticotrophin releasing factor (CRF), serta releasing factors lainnya oleh adenohipofise. CRF selanjutnya akan menyebabkan terbentuknya ACTH, dan corticosteroid. Corticosteroid ini mempunyai efek menyembuhkan peradangan serta menstabilkan permeabilitas sel.
Penelitian lain menunjukkan bekam pada titik tertentu dapat menstimulasi kuat syaraf permukaan kulit yang akan dilanjutkan pada cornu posterior medulla spinalis melalui syaraf A-delta dan C, serta traktus spinothalamicus kearah thalamus yang akan menghasilkan endorphin. Sedangkan sebagian rangsang lainnya akan diteruskan melalui serabut aferen simpatik menuju ke motor neuron dan menimbulkan reflek intubasi nyeri.
Berbekam merupakan metode pengobatan klasik yang telah digunakan dalam mengobati berbagai kelainan penyakit seperti hemophilia, hipertensi, gout, reumatik arthritis, sciatica, back pain (sakit punggung), migraine, vertigo, anxietas (kecemasan) serta penyakit umum lainnya baik bersifat fisik maupun mental..
Bekam merupakan pengobatan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, sebagaimana dijelaskan dalam hadist Bukhari :
Dari Ibnu Abbas r.a. Rasulullah bersabda : "Kesembuhan (obat) itu ada pada tiga hal: dengan minum madu, pisau hijamah (bekam), dan dengan besi panas. Dan aku melarang ummatku dengan besi panas." (Hadist Bukhari)

Senin, 20 September 2010

Batu ginjal penyebab dan cara pencegahannya

Pengobatan Galih Gumelar - Apakah anda pernah mendengar tentang penyakit "Batu Ginjal" ? atau bahkan anda pernah mengalami atau mungkin juga hingga saat ini masih mengidap penyakit batu ginjal ?

Batu Ginjal adalah massa keras seperti batu yang terbentuk di sepanjang saluran kemih dan bisa menyebabkan nyeri, perdarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ini bisa terbentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Proses pembentukan batu ini disebut urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis).
Siapa saja yang bisa terkena batu ginjal ? batu ginjal dijumpai pada 1 dari 1.000 orang, biasanya lebih banyak dijumpai pada pria (berumur 30-50 tahun) ketimbang wanita. Juga banyak dijumpai di daerah tertentu. Walaupun secara pasti tidak diketahui penyebab batu ginjal, kemungkinannya adalah bila urine menjadi terlalu pekat dan zat-zat yang ada di dalam urine membentuk kristal batu. Penyebab lain adalah infeksi, adanya obstruksi, kelebihan sekresi hormon paratiroid, asidosis pada tubulus ginjal, peningkatan kadar asam urat (biasanya bersamaan dengan radang persendian), kerusakan metabolisme dari beberapa jenis bahan di dalam tubuh, terlalu banyak mempergunakan vitamin D atau terlalu banyak memakan kalsium.

Penyakit batu ginjal biasanya sulit dideteksi pada awalnya karena tidak menimbulkan gejala, penyumbatan atau infeksi, biasanya tidak perlu diobati. Pada umunya gejala penyakit bagtu ginjal adalah sebagai berikut :

    * rasa sakit pada bagian belakang atau sisi tubuh
    * darah dalam urin
    * muntah
    * demam
    * sering berkemih atau ingin berkemih
    * rasa nyeri saat berkemih

Lalu bagaimana kita mengetahuinya ? biasanya Dokter akan menanyakan gejala yang dialami, kemudian melakukan tes sebagai berikut:

1.Foto sinar X dari ginjal, ureter, dan kandung kemih untuk menunjukkan adanya batu ginjal.
2.Ultrasound ginjal, merupakan tes noninvasif yang mempergunakan gelombang frekuensi tinggi akan mendeteksi obstruksi dan perubahannya.
3.Pemberian intravena zat pewarna dan scan memberi konfirmasi diagnosis dan menentukan ukuran dan lokasi batu ginjal.
4.Analisis batu untuk mengetahui kandungan mineralnya.
5.Analisis kultur urine untuk menunjukkan jenis bakteri penyebab infeksi, dan lain-lain.

Jika batu ginjal masih kecil bentuknya, biasanya minum banyak cairan akan meningkatkan pembentukan air kemih dan membantu membuang beberapa batu dan jika batu telah terbuang, maka tidak perlu lagi dilakukan pengobatan segera. Namun kadangkala, batu yang berukuran terlalu besar tidak bisa keluar begitu saja lewat urin. Bila hal ini terjadi maka menimbulkan rasa sakit dan mungkin dapat menimbulkan obstruksi (sumbatan) akibat terhambatnya aliran urin keluar.

Bila batu ginjal berpindah ke bagian pelvis ginjal, dapat menyumbat aliran urin dan ginjal pun dapat membengkak, sehingga dapat mengganggu kerja ginjal.

Cara untuk pencegahan batu ginjal tergantung kepada komposisi batu ginjal yang ditemukan pada penderita. Batu ginjal tersebut dianalisa dan dilakukan pengukuran kadar bahan yang bisa menyebabkan terjadinya batu ginjal di dalam air kemih. Biasanya komposisi pembentuk batu ginjal adalah kalsium dan asam urat.

Jika komposisi pembentuk batu ginjal adalah kalsium maka dianjurkan untuk banyak minum air putih (8 - 10 gelas/hari) dan melakukan diet rendah kalsium dan mengkonsumsi natrium selulosa fosfat. Sebagian besar penderita batu kalsium mengalami hiperkalsiuria, dimana kadar kalsium di dalam air kemih sangat tinggi. Obat diuretik thiazid (misalnya trichlormetazid) akan mengurangi pembentukan batu yang baru.

Komposisi kedua pembentuk batu ginjal adalah asam urat.Batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena itu untuk menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa), bisa diberikan kalium sitrat. Dan sangat dianjurkan untuk banyak minum air putih.Selain itu Dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, karena makanan tersebut menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di dalam air kemih.

Hasil Penelitian Mengenai Minyak Zaitun


Pengobatan Gailh Gumelar - Sebuah penelitian di amerika serikat menunjukkan bahwa minyak zaitun (olive oil) memiliki efek anti inflamasi (anti peradangan) yang sama dengan obat ibuprofen dalam hal mengurangi rasa sakit dan kekakuan pagi hari (morning stiffness) pada pasien-pasien rheumatoid arthritis.

Penelitian yang dilakukan oleh Monell Chemical Senses Center in Philadelphia, memperlihatkan bagaimana pemberian minyak zaitun (extra-virgin olive oil) dosis 4 sendok teh per hari selama 12 minggu dapat mengurangi rasa sakit. Para peneliti melaporkan bahwa kunci keampuhan minyak zaitun tersebut adalah kandungan oleocanthoal.

Abstrak penelitian tersebut menegaskan bahwa :
“ Perasan segar minyak zaitun (extra-virgin olive oil) mengandung oleocanthoal- suatu senyawa yang merangsang perasaan kering yang kuat di tenggorokan, seperti halnya yang disebabkan oleh cairan AINS dari obat ibuprofen. Kami menyatakan hal tersebut disini untuk menunjukkan bahwa adanya kesamaan rasa/persepsi tersebut memberikan indikator adanya aktifitas farmakologis yang sama, dimana oleocanthoal bekerja sebagai senyawa anti inflamasi alamiah yang memiliki potensi dan kesamaan profil dengan ibuprofen. Walaupun memiliki perbedaan struktur namun kedua molekul tersebut menghambat enzim siklooksigenase dalam jalur biosintesis prostaglandin”.
Beauchamp G K, Keast R S J, Morel, D, Lin J, Pika J, Han Q, Lee C H, Smith A B, Breslin P A S, Phytochemistry: Ibuprofen-like activity in extra-virgin olive oil, Nature 437, 45-46 (1 September 2005).

Secara ringkas, oleocanthoal- suatu substansi hasil isolasi dari minyak zaitun dan ibuprofen memiliki kesamaan efek manfaat dalam penanganan inflamasi. Walaupun memiliki kesamaan efek, namun ibuprofen dapat memicu terjadinya perdarahan dan kerusakan saluran pencernaan, sedangkan minyak zaitun tidaklah demikian. Sehingga minyak zaitun sangat baik untuk anda.

Suatu penelitian di Kanada menunjukkan bahwa penggunaan ibuprofen setiap hari dapat mengakibatkan tingginya risiko perdarahan yang berbahaya pada orang sehat. Hal ini menjadikan suatu peringatan dan kehati-hatian terhadap klaim yang mengatakan bahwa ibuprofen merupakan obat AINS yang paling aman!

Penelitian tersebut adalah hasil analisis dari penelitian placebo-controlled trials, dimana kelompok pertama mendapatkan ibuprofen 800mg dengan dosis 3 kali sehari dan kelompok kedua mendapatkan placebo. Selama 1 minggu sebelum dilakukan penelitian dan 4 minggu selama periode penelitian tersebut berlangsung dilakukan pengamatan terjadinya perdarahan (blood loss) dengan menggunakan analisis radioaktif yang dapat mengidentifikasi adanya sel-sel darah dalam sampel tinja.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata terjadi perdarahan (blood loss) pada kelompok yang memperoleh ibuprofen lebih tinggi 3 1/2 kali lipat dibanding kelompok placebo. Selain itu banyaknya perdarahan (blood loss) pada kelompok ibuprofen berkisar antara 1/5 bahkan sampai satu gelas hanya dalam kurun waktu 4 minggu penelitian.

Dosis ibuprofen 2400mg sehari termasuk tinggi, apalagi jika digunakan dalam jangka waktu yang lama. Akan tetapi dosis tersebut biasa digunakan pada pasien arthritis dan pasien lain yang mengalami rasa sakit kronis. Dalam kenyataannya, karena memiliki reputasi keamanan di mata masyarakat menyebabkan banyak pasien menggunakan ibuprofen dalam jangka waktu lama bersamaan dengan obat penghilang rasa sakit (analgetik) lain. (Hunt R H, Bowen B, Mortensen E R, Simon T J,James C, Cagliola A, Quan H, Bolognese J A. A randomized trial measuring fecal blood loss after treatment with rofecoxib, ibuprofen, or placebo in healthy subjects. 2000 The American Journal of medicine Volume 109, Issue 3, Pages 201-206.)

Serangkaian penelitian menunjukkan akan besarnya khasiat medis dari Minyak Zaitun, terutama extra-virgin olive oil (yang dihasilkan dari perasan pertama zaitun tanpa pemanasan). Salahsatu penelitian melaporkan bahwa Minyak Zaitun mengandung Vitamin E dan Fenol yang tinggi. Fenol mengandung Flavonoid- berperan aktif secara biologis sebagai antioksidan yang sangat kuat.Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa Minyak Zaitun dapat menghambat proses oksidasi dari LDL (kolesterol jahat).

Gimeno E, Fitó M, Lamuela-Raventós R M, Castellote A I, Covas M, Farré M,Torre-Boronat M C, López-Sabater M C. Effect of ingestion of virgin olive oil on human low-density lipoprotein composition. 2002, European Journal of Clinical nutrition, Volume 56, No 2, P 114-120. Penelitian lain memperlihatkan bahwa “…Makanan Timur Tengah dapat mengurangi insidensi penyakit jantung koroner yang diantaranya disebabkan adanya efek protektif dari unsur fenol, termasuk yang terkandung dalam extra virgin Minyak Zaitun.”
Bogani P, Galli C, Villa M, Visioli F. Postprandial anti-inflammatory and antioxidant effects of extra virgin olive oil. Department of Pharmacological Sciences, 2007 Jan ;190(1):181-6.
SUMBER : http://www.healthymuslim.com/articles/kmhcu-reduce-inflammation-and-pain-with-olive-oil.cfm
Edisi Selasa, 13 januari 2009 diterjemahkan oleh dr.Abu Hana untuk http://kaahil.wordpress.com

Penyakit gatal-gatal

Pengobatan Galih Gumelar - Musim pancaroba atau musim peralihan dari musim hujan ke musim panas atau kemarau biasanya juga membawa dampak pada tubuh. Perubahan cuaca dan suhu turut mempengaruhi tubuh dan terutama kulit. Keluhan yang biasanya terjadi adalah penyakit gatal pada kulit.


Penyakit Gatal-gatal (Pruritus) adalah suatu perasaan yang secara otomatis membuat tangan melakukan penggarukan.Kegiatan penggarukan yang dilakukan secara terus menerus bisa menyebabkan kemerahan dan goresan dalam pada kulit. Jangan anda kira jika anda menggaruk kulit yang gatal, maka rasa gatal tersebut akan hilang. Penggarukan secara terus menerus pada kulit bisa mengiritasi kulit yang selanjutnya akan menyebabkan bertambahnya rasa gatal dan bahkan jangka panjang bisa menyebabkan terjadinya jarungan parut dan penebalan pada kulit sehingga terkadang membentuk bentol-bentol yang berisi pada kulit yang gatal tersebut.
 Penyebab Gatal bisa bermacam-macam. Bisa disebabkan oleh suatu penyakit kulit maupun penyakit sistemik, dan bisa juga disebabkan oleh beberapa hal seperti karena gigitan serangga, kaligata, dermatitik atopik,dermatitis kontak, dermatitis alergika dan infestasi parasit seperti skabies dan pedikulosis.

Selain sebab di atas, gatal-gatal juga dapat terjadi karena alergi dan juga kontak dengan bahan pakaian tertentu seperti wol dan sebagainya. Cuaca yang panas juga bisa menyebabkan gatl-gatal terutama pada daerah lembab seperti selangkangan karena banyaknya keringat.

Untuk mengatasi penyakit gatal maka kita perlu mengetahui penyebab dari gatal-gatal tersebut untuk kemudian dilakukan tindakan pengobatan.Dengan diketahuinya sebab penyakit gatal, maka bisa diberikan jenis pengobatan yang tepat. Jika kulit meradang, bisanya diberikan krim atau lotion pelembab yang tidak berbau dan berwarna, sebab pewarna atau aroma tambahan bisa mengiritasi kulit dan menyebabkan gatal-gatal.

Untuk krim,Bisa juga diberikan Krim corticosteroid yang bisa membantu mengurangi peradangan dan mengendalikan gatal-gatal, hanya digunakan jika gatal-gatal terbatas pada suatu daerah yang kecil.Selain itu dapat juga memberikan obat yang mengandung mentol, kamper, kamomil, eukaliptus dan kalamin.

Untuk obat yang diminum bisa menggunakan Antihistamin (misalnya hydroxizin dan diphenhydramine) bisa membantu mengurangi gatal-gatal, tetapi obat ini menyebabkan kantuk. Untuk Antihistamin biasanya tidak diberikan dalam bentuk olesan langsung ke kulit karena bisa menyebabkan reaksi alergi.

Minggu, 05 September 2010

Gondongan


Pengobatan Galih Gumelar - Gondongan adalah infeksi virus menular yang menyebabkan pembengkakan pada kelenjar liur yang disertai dengan rasa nyeri.

Penyebab

Gondongan disebabkan oleh paramyxovirus. Virus ini ditularkan melalui percikan ludah yang berasal dari bersin atau batuk penderita. Atau karena bersentuhan langsung dengan benda yang sudah terkontaminasi dengan ludah penderita.

Gondongan tidak terlalu menular jika dibandingkan dengan campak atau cacar air. Penyakit ini biasanya menyerang anak diatas usia dua tahun. Jarang ditemukan gondongan pada anak dibawah usia dua tahun.

Gejala

Virus ini biasanya menyerang kelenjar parotis, yaitu kelenjar ludah yang terletak diantara telinga dan rahang. Pada orang dewasa, infeksi ini bisa menyerang testis, sistem saraf pusat, pankreas, prostat, payudara, dan organ lainnya.

Gejala yang dapat timbul antara lain menggigil, sakit kepala, nafsu makan berkurang, demam ringan hingga sedang, nyeri ketika menelan atau mengunyah makanan, nyeri testis, pembengkakan kantung buah zakar

Penanganan

Pasien akan diberi makanan lunak karena mengalami gangguan menelan dan mengunyah. Pasien juga disarankan untuk menghindari minuman asam karena dapat menimbulkan nyeri. Daerah pipi dan leher bisa dikompres bergantian dengan suhu panas dan dingin. Untuk mengatasi sakit kepala dan rasa tidak enak badan bisa digunakan obat pereda nyeri seperti asetaminofen dan ibuprofen.

Jika mengalami pembengkakan testis, penderita sebaiknya banyak berbaring. Untuk mengurangi rasa nyeri, bisa dikompres dengan es batu.

Pencegahan

Gondongan bisa dicegah dengan pemberian vaksinasi pada masa kanak-kanak. Pemberian vaksin gondongan biasanya satu paket dengan vaksin campak dan rubella (MMR) yang disuntikkan di otot paha atau lengan atas.

HIV/ AIDS


Pengobatan Galih Gumelar - Penyakit yang nama panjangnya Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah infeksi virus yang secara progresif menghancurkan sel-sel darah putih dan mengakibatkan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome).AIDS adalah suatu keadaan dimana penurunan sistem kekebalan tubuh sehingga mempermudah penyakit lain untuk menyerang. Seseorang yang baru terinfeksi HIV, bisa jadi tidak mengalami AIDS.
AIDS bisa jadi baru muncul setelah beberapa tahun terinfeksi.

Penyebab

Penyebab terjadinya infeksi adalah virus HIV-1 dan virus HIV-2. Infeksi virus ini bisa disebabkan karena hubungan seksual (terutama pada orang yang sering berganti pasangan), jarum suntik tidak steril, tranfusi darah, dan persalinan bayi yang orangtuanya mengidap HIV/AIDS.

Gejala Infeksi yang terjadi pada bayi, tidak langsung menampakkan gejala. Sekitar 20 persen kasus HIV pada bayi, baru memperlihatkan gejala ketika anak berusia 1-2 tahun. Selebihnya, gejala baru terlihat bertahun-tahun kemudian.

Gejala awal yang bisa ditemukan pada anak yang terinfeksi HIV; pertumbuhan yang jelek, penurunan berat badan, demam yang berlangsung lama atau berulang, diare yang menetap atau berulang, pembengkakan kelenjar getah bening, pembesaran hati dan limpa, pembengkakan dan peradangan kelenjar liur di pipi, infeksi jamur yang menetap atau berulang (thrush) di mulut atau daerah yang tertutup popok, infeksi bakteri berulang (misalnya infeksi telinga tengah, pneumonia dan meningitis), infeksi oportunistik virus, jamur dan parasit, keterlambatan atau kemunduran perkembangan sistem saraf.

Pada anak-anak yang terinfeksi oleh HIV, bisa terjadi infeksi oportunistik berikut:

· Pneumonia pneumokistik

· Pneumonia interstisial limfoid (pneumonia yang menjadi kronis dan kadang ditandai dengan batuk serta sesak nafas)

· Infeksi bakteri

· Meningitis

· Infeksi jamur

· Esofagitis (peradangan kerongkongan)

· Kandidiasis (infeksi jamur)

· Infeksi virus

· Herpes

· Herpes zoster

· Infeksi parasit.

Penanganan

Pada saat ini sudah banyak obat yang bisa digunakan untuk menangani infeksi HIV:

1. Nucleoside reverse transcriptase inhibitor - AZT (zidovudin) - ddI (didanosin) - ddC (zalsitabin) - d4T (stavudin) - 3TC (lamivudin) - Abakavir

2. Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor - Nevirapin - Delavirdin - Efavirenz

3. Protease inhibitor - Saquinavir - Ritonavir - Indinavir - Nelfinavir.

Semua obat-obatan tersebut ditujukan untuk mencegah reproduksi virus sehingga memperlambat progresivitas penyakit. HIV akan segera membentuk resistensi terhadap obat-obatan tersebut bila digunakan secara tunggal.

Pengobatan paling efektif adalah kombinasi antara 2 obat atau lebih, Kombinasi obat bisa memperlambat timbulnya AIDS pada penderita HIV positif dan memperpanjang harapan hidup. Dokter kadang sulit menentukan kapan dimulainya pemberian obat-obatan ini. Tapi penderita dengan kadar virus yang tinggi dalam darah harus segera diobati walaupun kadar CD4+nya masih tinggi dan penderita tidak menunjukkan gejala apapun.

AZT, ddI, d4T dan ddC menyebabkan efek samping seperti nyeri abdomen, mual dan sakit kepala (terutama AZT). Penggunaan AZT terus menerus bisa merusak sumsum tulang dan menyebabkan anemia. ddI, ddC dan d4T bisa merusak saraf-saraf perifer. ddI bisa merusak pankreas. Dalam kelompok nucleoside, 3TC tampaknya mempunyai efek samping yang paling ringan.

Ketiga protease inhibitor menyebabkan efek samping mual dan muntah, diare dan gangguan perut. Indinavir menyebabkan kenaikan ringan kadar enzim hati, bersifat reversibel dan tidak menimbulkan gejala, juga menyebabkan nyeri punggung hebat (kolik renalis) yang serupa dengan nyeri yang ditimbulkan batu ginjal.

Ritonavir dengan pengaruhnya pada hati menyebabkan naik atau turunnya kadar obat lain dalam darah. Kelompok protease inhibitor banyak menyebabkan perubahan metabolisme tubuh seperti peningkatan kadar gula darah dan kadar lemak, serta perubahan distribusi lemak tubuh (protease paunch).

Penderita AIDS diberi obat-obatan untuk mencegah infeksi oportunistik. Penderita dengan kadar limfosit CD4+ kurang dari 200 sel/mL darah mendapatkan kombinasi trimetoprim dan sulfametoksazol untuk mencegah pneumonia pneumokistik dan infeksi toksoplasma ke otak.

Penderita dengan limfosit CD4+ kurang dari 100 sel/mL darah mendapatkan azitromisin seminggu sekali atau klaritromisin atau rifabutin setiap hari untuk mencegah infeksi Mycobacterium avium. Penderita yang bisa sembuh dari meningitis kriptokokal atau terinfeksi candida mendapatkan flukonazol jangka panjang. Penderita dengan infeksi herpes simpleks berulang mungkin memerlukan pengobatan asiklovir jangka panjang.

Depresi


Pengobatan Galih Gumelar - Merupakan kondisi yang terdiri dari campuran perasaan tak menyenangkan entah itu sedih, kecewa, trauma yang mendalam

Bisa terjadi setelah kehilangan seseorang atau mengalami peristiwa yang memukul mental lainnya. Sekitar 10 persen orang yang memeriksakan diri ke dokter untuk keluhan fisik ternyata mengalami depresi.

Jenis depresi Depresi situasional : depresi yang terjadi setelah peristiwa traumatik. Misalnya kematian orang yang sangat disayang. Holiday blues : depresi yang terjadi ketika sedang berlibur atau merayakan sesuatu. Sifatnya hanya sementara. Depresi endogenous : depresi tanpa penyebab yang pasti.

Penyebab

Penyebab depresi belum sepenuhnya diketahui. Namun sejumlah faktor dapat memperbesar risiko seseorang terkena depresi, misalnya :

- Faktor keturunan

- Efek samping obat-obatan

- Kepribadian introvert

- Peristiwa emosional

Gejala

Gejala depresi muncul secara bertahap selama beberapa hari atau minggu. Penderita bisa menarik diri dari lingkungan, jarang bicara, susah makan dan tidur, gelisah, banyak bicara, dan sering meremas-remas tangannya. Bahkan banyak penderita yang merasa tak berdaya dan putus asa sehingga berpikir untuk bunuh diri.

Penanganan

Depresi tidak harus dirawat di rumah sakit. Penderita depresi yang harus dirawat di rumah sakit adalah penderita yang memiliki kecenderungan untuk bunuh diri, kondisi fisiknya lemah, dan memiliki risiko terkena gangguan jantung.

Pemberian obat-obatan adalah langkah pertama untuk mengatasi depresi. Cara lain adalah dengan psikoterapi dan terapi elektrokonvulsif. Seringkali ketiga cara ini digabungkan untuk mendapat hasil optimal ketika mengatasi depresi.

Hati - Hati Menggunakan Obat tetes Mata


Pengobatan Galih Gumelar - Hati-hati menggunakan tetes mata, apalagi untuk anak di bawah umur. Bisa-bisa, penglihatannya justru terganggu. Mata berair memang kerap dialami setiap orang, pada usia berapa pun. Mata berair bisa disebabkan berbagai faktor, di antaranya debu, angin, dan wangi-wangian yang tajam. Namun, jangan pernah samakan mata berair pada orang dewasa dengan anak-anak. Secara klinis sebenarnya sama, hanya penyebabnya berbeda ujar spesialis mata dari Jakarta Eye Center, dr Damayanti Siswoyo, SpM. Pada orang dewasa dan anak-anak, masalah mata berair sama-sama disebabkan oleh kelopak mata bagian bawah yang bergulir. Yang membedakan, pada orang dewasa, mata berair terjadi karena kelopak mata sudah mengalami kelonggaran, sedangkan pada anak-anak, mata berair terjadi karena faktor bawaan atau genetis. Bila ini terjadi pada anak-anak, jangan berikan tetes mata terus-menerus. Pemakaian tetes mata haruslah dibatasi dan di bawah pengawasan dokter. Tetes mata mengandung bahan preservatif yang dapat menekan bola bota. Damayanti bercerita, suatu kali ada kasus, seorang anak mempunyai masalah pada matanya, lalu diberi obat tetes mata terus-menerus oleh ibunya. Lama-kelamaan, anak tersebut mengalami gangguan pada penglihatannya. Ia merasa pandangannya sangat buram, bahkan hampir tidak bisa melihat sama sekali. Sebenarnya ini bukan karena kelainan matanya, melainkan efek yang ditimbulkan dari tetes mata tersebut. Oleh karena itu, mulai sekarang sebaiknya Anda berhati-hati menggunakan obat tetes mata, terutama pada anak-anak. Bila anak Anda mengalami gangguan pada matanya, sebaiknya segera bawa dia dan konsultasikan kepada ahlinya.

Malaria


Pengobatan Galih Gumelar - Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera dan primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin menggigil) serta demam berkepanjangan. Malaria adalah penyakit yang menyerang manusia, burung, kera dan primata lainnya, hewan melata dan hewan pengerat, yang disebabkan oleh infeksi protozoa dari genus Plasmodium dan mudah dikenali dari gejala meriang (panas dingin menggigil) serta demam berkepanjangan.
Dengan munculnya program pengendalian yang didasarkan pada penggunaan residu insektisida, penyebaran penyakit malaria telah dapat diatasi dengan cepat. Sejak tahun 1950, malaria telah berhasil dibasmi di hampir seluruh Benua Eropa dan di daerah seperti Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Namun penyakit ini masih menjadi masalah besar di beberapa bagian Benua Afrika dan Asia Tenggara. Sekitar 100 juta kasus penyakit malaria terjadi setiap tahunnya dan sekitar 1 persen diantaranya fatal. Seperti kebanyakan penyakit tropis lainnya, malaria merupakan penyebab utama kematian di negara berkembang.
Pertumbuhan penduduk yang cepat, migrasi, sanitasi yang buruk, serta daerah yang terlalu padat, membantu memudahkan penyebaran penyakit tersebut. Pembukaan lahan-lahan baru serta perpindahan penduduk dari desa ke kota (urbanisasi) telah memungkinkan kontak antara nyamuk dengan manusia yang bermukim didaerah tersebut.

Penyakit Malaria yang terjadi pada manusia
Penyakit malaria memiliki 4 jenis, dan masing-masing disebabkan oleh spesies parasit yang berbeda. Gejala tiap-tiap jenis biasanya berupa meriang, panas dingin menggigil dan keringat dingin. Dalam beberapa kasus yang tidak disertai pengobatan, gejala-gejala ini muncul kembali secara periodik. Jenis malaria paling ringan adalah malaria tertiana yang disebabkan oleh Plasmodium vivax, dengan gejala demam dapat terjadi setiap dua hari sekali setelah gejala pertama terjadi (dapat terjadi selama 2 minggu setelah infeksi).
Demam rimba (jungle fever ), malaria aestivo-autumnal atau disebut juga malaria tropika, disebabkan oleh Plasmodium falciparum merupakan penyebab sebagian besar kematian akibat malaria. Organisme bentuk ini sering menghalangi jalan darah ke otak, menyebabkan koma, mengigau, serta kematian. Malaria kuartana yang disebabkan oleh Plasmodium malariae, memiliki masa inkubasi lebih lama daripada penyakit malaria tertiana atau tropika; gejala pertama biasanya tidak terjadi antara 18 sampai 40 hari setelah infeksi terjadi. Gejala tersebut kemudian akan terulang kembali setiap 3 hari. Jenis ke empat dan merupakan jenis malaria yang paling jarang ditemukan, disebabkan oleh Plasmodium ovale yang mirip dengan malaria tertiana.
Pada masa inkubasi malaria, protozoa tumbuh didalam sel hati; beberapa hari sebelum gejala pertama terjadi, organisme tersebut menyerang dan menghancurkan sel darah merah sejalan dengan perkembangan mereka, sehingga menyebabkan demam.

Penanganan
Sejak tahun 1638 malaria telah diatasi dengan getah dari batang pohon cinchona, yang lebih dikenal dengan nama kina, yang sebenarnya beracun dan menekan pertumbuhan protozoa dalam jaringan darah. Pada tahun 1930, ahli obat-obatan Jerman berhasil menemukan Atabrine ( quinacrine hydrocloride ) yang pada saat itu lebih efektif daripada quinine dan kadar racunnya lebih rendah. Sejak akhir perang dunia kedua, klorokuin dianggap lebih mampu menangkal dan menyembuhkan demam rimba secara total, juga lebih efektif dalam menekan jenis-jenis malaria dibandingkan dengan Atabrine atau quinine. Obat tersebut juga mengandung kadar racun paling rendah daripada obat-obatan lain yang terdahulu dan terbukti efektif tanpa perlu digunakan secara terus menerus.
Namun baru-baru ini strain Plasmodium falciparum, organisme yang menyebabkan malaria tropika memperlihatkan adanya daya tahan terhadap klorokuin serta obat anti malaria sintetik lain. Strain jenis ini ditemukan terutama di Vietnam, dan juga di semenanjung Malaysia, Afrika dan Amerika Selatan. Kina juga semakin kurang efektif terhadap strain plasmodium falciparum. Seiring dengan munculnya strain parasit yang kebal terhadap obat-obatan tersebut, fakta bahwa beberapa jenis nyamuk pembawa (anopheles) telah memiliki daya tahan terhadap insektisida seperti DDT telah mengakibatkan peningkatan jumlah kasus penyakit malaria di beberapa negara tropis. Sebagai akibatnya, kasus penyakit malaria juga mengalami peningkatan pada para turis dari Amerika dan Eropa Barat yang datang ke Asia dan Amerika Tengah dan juga diantara pengungsi-pengungsi dari daerah tersebut. Para turis yang datang ke tempat yang dijangkiti oleh penyakit malaria yang tengah menyebar, dapat diberikan obat anti malaria seperti profilaksis (obat pencegah).
Obat-obat pencegah malaria seringkali tetap digunakan hingga beberapa minggu setelah kembali dari bepergian. Mefloquine telah dibuktikan efektif terhadap strain malaria yang kebal terhadap klorokuin, baik sebagai pengobatan ataupun sebagai pencegahan. Namun obat tersebut saat ini tengah diselidiki apakah dapat menimbulkan efek samping yang merugikan. Suatu kombinasi dari sulfadoxine dan pyrimethamine digunakan untuk pencegahan di daerah-daerah yang terjangkit malaria yang telah kebal terhadap klorokuin. Sementara Proguanil digunakan hanya sebagai pencegahan.
Saat ini para ahli masih tengah berusaha untuk menemukan vaksin untuk malaria. Beberapa vaksin yang dinilai memenuhi syarat kini tengah diuji coba klinis guna keamanan dan keefektifan dengan menggunakan sukarelawan, sementara ahli lainnya tengah berupaya untuk menemukan vaksin untuk penggunaan umum. Penyelidikan tengah dilakukan untuk menemukan sejumlah obat dengan bahan dasar artemisin, yang digunakan oleh ahli obat-obatan Cina untuk menyembuhkan demam. Bahan tersebut terbukti efektif terhadap Plasmodium falciparum namun masih sangat sulit untuk diperbanyak jumlahnya.

Malaria adalah penyakit yang dapat bersifat cepat maupun lama prosesnya, malaria disebabkan oleh parasit malaria / Protozoa genus Plasmodium bentuk aseksual yang masuk kedalam tubuh manusia ditularkan oleh nyamuk malaria ( anopeles ) betina ( WHO 1981 ) ditandai dengan deman, muka nampak pucat dan pembesaran organ tubuh manusia. Parasit malaria pada manusia yang menyebabkan Malaria adalah Plasmodium falciparum, plasmodium vivax, plasmodium ovale dan plasmodium malariae.Parasit malaria yang terbanyak di Indonesia adalah Plasmodium falciparum dan plasmodium vivax atau campuran keduanya, sedangkan palsmodium ovale dan malariae pernah ditemukan di Sulawesi, Irian Jaya dan negara Timor Leste. Proses penyebarannya adalah dimulai nyamuk malaria yang mengandung parasit malaria, menggigit manusia sampai pecahnya sizon darah atau timbulnya gejala demam. Proses penyebaran ini akan berbeda dari setiap jenis parasit malaria yaitu antara 9 ? 40 hari ( WHO 1997 )
Siklus parasit malaria adalah setelah nyamuk Anopheles yang mengandung parasit malaria menggigit manusia, maka keluar sporozoit dari kelenjar ludah nyamuk masuk kedalam darah dan jaringan hati. Parasit malaria pada siklus hidupnya, membentuk stadium sizon jaringan dalam sel hati ( ekso-eritrositer ). Setelah sel hati pecah akan keluar merozoit / kriptozoit yang masuk ke eritrosit membentuk stadium sizon dalam eritrosit ( stadium eritrositer ), mulai bentuk tropozoit muda sampai sison tua / matang sehingga eritrosit pecah dan keluar merosoit. Merosoit sebagian besar masuk kembali ke eritrosit dan sebagian kecil membentuk gametosit jantan dan betina yang siap untuk diisap oleh nyamuk malaria betina dan melanjutkan siklus hidup di tubuh nyamuk (stadium sporogoni). Pada lambung nyamuk terjadi perkawinan antara sel gamet jantan (mikro gamet) dan sel gamet betina (makro gamet) yang disebut zigot. Zigot akan berubah menjadi ookinet, kemudian masuk ke dinding lambung nyamuk berubah menjadi ookista. Setelah ookista matang kemudian pecah, maka keluar sporozoit dan masuk ke kelenjar liur nyamuk yang siap untuk ditularkan ke dalam tubuh manusia. Khusus P. Vivax dan P. Ovale pada siklus parasitnya di jaringan hati (sizon jaringan), sebagian parasit yang berada dalam sel hati tidak melanjutkan siklusnya ke sel eritrosit tetapi tertanam di jaringan hati disebut Hipnosoit (lihat bagan siklus), bentuk hipnosoit inilah yang menyebabkan malaria relapse. Pada penderita yang mengandung hipnosoit, apabila suatu saat dalam keadaan daya tahan tubuh menurun misalnya akibat terlalu lelah/sibuk/stres atau perobahan iklim (musim hujan), maka hipnosoit akan terangsang untuk melanjutkan siklus parasit dari dalam sel hati ke eritrosit. Setelah eritrosit yang berparasit pecah akan timbul gejala penyakitnya kembali. Misalnya 1 ? 2 tahun yang sebelumnya pernah menderita P. Vivax/Ovale dan sembuh setelah diobati, suatu saat dia pindah ke daerah bebas malaria dan tidak ada nyamuk malaria, dia mengalami kelelahan/stres, maka gejala malaria muncul kembali dan bila diperiksa SD-nya akan positif P. Vivax/Ovale.
Pada P. Falciparum dapat menyerang ke organ tubuh dan menimbulkan kerusakan seperti pada otak, ginjal, paru, hati dan jantung, yang mengakibatkan terjadinya malaria berat/komplikasi, sedangkan P. Vivax, P. Ovale dan P. Malariae tidak merusak organ tersebut. P. falciparum dalam jaringan yang mengandung parasit tua di dalam otak, peristiwa ini yang disebut sekuestrasi. Pada penderita malaria berat, sering tidak ditemukan plasmodium dalam darah tepi karena telah mengalami sekuestrasi. Meskipun angka kematian malaria serebral mencapai 20 ? 50 %, hampir semua penderita yang tertolong tidak menunjukkan gejala sisa neurologis (sekuele) pada orang dewasa. Malaria pada anak sebagian kecil dapat terjadi sekuele. Pada daerah hiperendemis atau immunitas tinggi apabila dilakukan pemeriksaan SD sering dijumpai SD positif tanpa gejala klinis pada lebih dari 60 % jumlah penduduk.

PENATALAKSANAAN MALARIA BERAT
Selalu lakukan pemeriksaan secara legaartis, yang tdd :
Anamnesis secara lengkap (allo dan/ auto anamnesis bila memungkinkan)

Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan laboratorium : parasitologi, darah tepi lengkap, uji fungsi hati, uji fungsi ginjal dan lain-lain untuk mendukung/menyingkirkan diagnosis/komplikasi lain, misal :: punksi lumbal, foto thoraks, dan lain-lain.

Penatalaksanaan malaria berat secara garis besar mempunyai 3 komponen penting yaitu :
Terapi spesifik dengan kemoterapi anti malaria.
Terapi supportif (termasuk perawatan umum dan pengobatan simptomatik)

Pengobatan terhadap komplikasi
Pada setiap penderita malaria berat, maka tindakan yang dilakukan di puskesmas sebelum dirujuk adalah :
A. Tindakan umum
B. Pengobatan simptomatik
C. Pemberian anti malaria pra rujukan : dosis I Kinin antipirin 10 mg/KgBB IM (dosis tunggal)
A. Tindakan umum ( di tingkat Puskesmas ) :
Persiapkan penderita malaria berat untuk dirujuk ke rumah sakit/fasilitas pelayanan yang lebih tinggi, dengan cara :
Jaga jalan nafas dan mulut untuk menghindari terjadinya asfiksia, bila diperlukan beri oksigen (O2)
Perbaiki keadaan umum penderita (beri cairan dan perawatan umum)
Monitoring tanda-tanda vital antara lain : keadaan umum, kesadaran, pernafasan, tekanan darah, suhu, dan nadi setiap 30 menit (selalu dicatat untuk mengetahui perkembangannya)
Untuk konfirmasi diagnosis, lakukan pemeriksaan SD tebal. Penilaian sesuai kriteria diagnostik mikroskopik.
Bila hipotensi, tidurkan dalam posisi Trendenlenburg dan diawasi terus tensi, warna kulit dan suhu, laporkan ke dokter segera.
Kasus dirujuk ke rumah sakit bila kondisi memburuk
Buat / isi status penderita yang berisi catatan mengenai : identitas penderita, riwayat perjalanan penyakit, riwayat penyakit dahulu, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium (bila tersedia), diagnosis kerja, diagnosis banding, tindakan & pengobatan yang telah diberikan, rencana tindakan/pengobatan, dan lain-lain yang dianggap perlu (misal : bila keluarga penderita menolak untuk dirujuk maka harus menandatangani surat pernyataan yang disediakan untuk itu). Catatan vital sign disatukan kedalam status penderita.

B. Pengobatan simptomatik :

Pemberian antipiretik untuk mencegah hipertermia : parasetamol 15 mg/KgBB/x, beri setiap 4 jam dan lakukan juga kompres hangat.
Bila kejang, beri antikonvulsan : Dewasa : Diazepam 5-10 mg IV (secara perlahan jangan lebih dari 5 mg/menit) ulang 15 menit kemudian bila masih kejang. Jangan diberikan lebih dari 100 mg/24 jam.
Bila tidak tersedia Diazepam, sebagai alternatif dapat dipakai Phenobarbital 100 mg IM/x
(dewasa) diberikan 2 x sehari.

C. Pemberian obat anti malaria spesifik :
Kina intra vena (injeksi) masih merupakan obat pilihan (drug of choice) untuk malaria berat. Kemasan garam Kina HCL 25 % injeksi, 1 ampul berisi 500 mg / 2 ml.
Pemberian anti malaria pra rujukan (di puskesmas) : apabila tidak memungkinkan pemberian kina perdrip maka dapat diberikan dosis I Kinin antipirin 10 mg/KgBB IM (dosis tunggal).

Cara pemberian :

Kina HCL 25 % (perdrip), dosis 10mg/Kg BB atau 1 ampul (isi 2 ml = 500 mg) dilarutkan dalam 500 ml dextrose 5 % atau dextrose in saline diberikan selama 8 jam dengan kecepatan konstan 2 ml/menit, diulang dengan cairan yang sama setiap 8 jam sampai penderita dapat minum obat.
Bila penderita sudah dapat minum, Kina IV diganti dengan Kina tablet / per oral dengan dosis 10 mg/Kg BB/ x dosis, pemberian 3 x sehari (dengan total dosis 7 hari dihitung sejak pemberian infus perdrip yang pertama).

Catatan :

Kina tidak boleh diberikan secara bolus intra vena, karena dapat menyebabkan kadar dalam plasma sangat tinggi dengan akibat toksisitas pada jantung dan kematian.
Bila karena berbagai alasan Kina tidak dapat diberikan melalui infus, maka dapat diberikan IM dengan dosis yang sama pada paha bagian depan masing-masing 1/2 dosis pada setiap paha (jangan diberikan pada bokong). Bila memungkinkan untuk pemakaian IM, kina diencerkan dengan normal saline untuk mendapatkan konsentrasi 60-100 mg/ml
Apabila tidak ada perbaikan klinis setelah pemberian 48 jam kina parenteral, maka dosis maintenans kina diturunkan 1/3 - 1/2 nya dan lakukan pemeriksaan parasitologi serta evaluasi klinik harus dilakukan.
Total dosis kina yang diperlukan :
Hari 0 : 30 mg/Kg BB
Hari I : 30 mg/Kg BB
Hari II dan berikutnya : 15-20 mg/Kg BB.
Dosis maksimum dewasa : 2.000 mg/hari.
Hindari sikap badan tegak pada pasien akut selama terapi kina untuk menghindari hipotensi postural berat.
Bila tidak memungkinkan dirujuk, maka penanganannya : lanjutkan penatalaksanaan sesuai protap umum Rumah Sakit (seperti telah diuraikan diatas), yaitu :
Pengobatan spesifik dengan obat anti malaria.
Pengobatan supportif/penunjang (termasuk perawatan umum dan pengobatan simptomatik)
Ditambah pengobatan terhadap komplikasi.

PENATALAKSANAAN KOMPLIKASI

1. Malaria cerebral
Didefinisikan sebagai unrousable coma pada malaria falsiparum, suatu perubahan sensorium yaitu manifestasi abnormal behaviour/kelakuan abnormal pada seorang penderita dari mulai yang paling ringan sampai koma yang dalam. Terbanyak bentuk yang berat.
Diantaranya berbagai tingkatan penurunan kesadaran berupa delirium, mengantuk, stupor, dan ketidak sadaran dengan respon motorik terhadap rangsang sakit yang dapat diobservasi/dinilai. Onset koma dapat bertahap setelah stadium inisial konfusi atau mendadak setelah serangan pertama. Tetapi ketidak sadaran post iktal jarang menetap setelah lebih dari 30-60 menit. Bila penyebab ketidaksadaran masih ragu-ragu, maka penyebab ensefalopahty lain yang lazim ditempat itu, seperti meningoensefalitis viral atau bakterial harus disingkirkan.

Manifestasi neurologis ( 1 atau beberapa manifestasi ) berikut ini bisa ada :
Ensefalopathy difus simetris.
Kejang umum atau fokal.
Tonus otot dapat meningkat atau turun.
Refleks tendon bervariasi.
Terdapat plantar fleksi atau plantar ekstensi.
Rahang mengatup rapat dan gigi kretekan (seperti mengasah).
Mulut mencebil (pouting) atau timbul refleks mencebil bila sisi mulut dipukul.
Motorik abnormal seperti deserebrasi rigidity dan dekortikasi rigidity.
Tanda-tanda neurologis fokal kadang-kadang ada.

Manifestasi okular : pandangan divergen (dysconjugate gaze) dan konvergensi spasme sering terjadi. Perdarahan sub konjunctive dan retina serta papil udem kadang terlihat.
Kekakuan leher ringan kadang ada. Tetapi tanda Frank (Frank sign) meningitis, Kernigs (+) dan photofobia jarang ada. Untuk itu adanya meningitis harus disingkirkan dengan pemeriksaan punksi lumbal (LP).
Cairan serebrospinal (LCS) jernih, dengan < a="Airway," b="Breathing," c="Circulation)" d="Drug"> 90 ml/jam, kurangi intake cairan untuk mencegah overload yang mengakibatkan udem paru.
2. Anemia berat ( Hb < kg =" 10">50 %), sedangkan gagal ginjal renal akibat tubuler nekrosis akut hanya terjadi pada 5-10 % penderita. Namun ARF sering terdeteksi terlambat setelah pasien sudah mengalami overload (dekompensasi kordis) akibat rehidrasi yang berlebihan (overhidrasi) pada penderita dengan oliguria/anuria, dan karena tidak tercatatnya balans cairan secara akurat.
Pada pasien severe falciparum malaria, bila memungkinkan sebaiknya kadar serum kreatinin diperiksa 2-3 x/minggu.

Bila terjadi oliguria (volume urin <> 6,5 mEq/L, hiperkalemia dapat juga didiagnosis melalui EKG)
Peningkatan ureum dengan uremic syndrome.

6. Perdarahan & gangguan pembekuan darah (coagulopathy)
Perdarahan dan koagulopathi jarang ditemukan di daerah endemis pada negara-negara tropis. Sering terjadi pada penderita yang non-imun terhadap malaria. Biasanya terjadi akibat trombositopenia berat ditandai manifestasi perdarahan pada kulit berupa petekie, purpura, hematom atau perdarahan pada hidung, gusi dan saluran pencernaan.
Gangguan koagulasi intra vaskuler jarang terjadi.
Tindakan :
Beri vitamin K injeksi dengan dosis 10 mg intravena bila protrombin time atau partial tromboplastin time memanjang.
Periksa Hb : bila <> output
CVP Normal Meninggi
Tekanan A. Pulmonal Normal Meninggi
JVP Normal Meninggi

Tindakan :
Bila ada tanda udema paru akut penderita segera dirujuk, dan sebelumnya dilakukan tindakan sebagai berikut :
1. Akibat ARDS
a. Pemberian oksigen
b. PEEP (positive end-respiratory pressure) bila tersedia.
2. Akibat over hidrasi :
- Pembatasan pemberian cairan
- Pemberian furosemid 40 mg i.v bila perlu diulang 1 jam kemudian atau dosis ditingkatkan sampai 200 mg (maksimum) sambil memonitor urin output dan tanda-tanda vital.
- Rujuk segera bila overload tidak dapat diatasi.
- Untuk kondisi mendesak (pasien kritis) dimana pernafasan sangat sesak, dan tidak cukup waktu untuk merujuk pasien, lakukan :
? Posisi pasien ½ duduk.
? Venaseksi, keluarkan darah pasien kedalam kantong transfusi/donor sebanyak 250-500 ml akan sangat membantu mengurangi sesaknya. Apabila kondisi pasien sudah normal, darah tersebut dapat dikembalikan ketubuh pasien.

8. Jaundice ( bilirubin > 3 mg%)
Manifestasi ikterus pada malaria berat sering dijumpai di Asia dan Indonesia yang mempunyai prognosis jelek.
Tindakan :
1. Tidak ada terapi khusus untuk jaundice. Bila ditemukan hemolisis berat dan Hb sangat menurun maka beri transfusi darah.
2. Bila fasilitas tidak memadai penderita sebaiknya segera di rujuk.

9. Asidosis metabolik
Asidosis dalam malaria dihasilkan dari banyak proses yang berbeda, termasuk diantaranya : obstruksi mikrosirkulasi, disfungsi renal, peningkatan glikolisis, anemia, hipoksia, dan lain-lain. Oleh karena itu asidosis metabolik sering ditemukan bersamaan dengan komplikasi lain seperti : anemia berat, ARF, hipovolemia, udem paru dan hiperparasitemia yang ditandai dengan peningkatan respirasi (cepat dan dalam), penurunan PH dan bikarbonat darah. Penyebabnya karena hipoksia jaringan dan glikolisis anaerobik. Diagnosis dan manajemen yang terlambat akan mengakibatkan kematian.
Tindakan :
a. Lakukan pemeriksaan kadar Hb. Bila penyebabnya karena anemia berat (Hb <> 5 % dan adanya skizontaemia sering berhubungan dengan malaria berat. Tetapi di daerah endemik tinggi, sebagian anak-anak imun dapat mentoleransi densitas parasit tinggi (20-30 %) sering tanpa gejala.
Penderita dengan parasitemia tinggi akan meningkatkan resiko terjadinya komplikasi berat.
Tindakan :
1. Segera berikan kemoterapi anti malaria inisial.
2. Awasi respon pengobatan dengan memeriksa ulang parasitemianya.
3. Indikasi transfusi tukar (Exchange Blood Transfusion/EBT) adalah :
? Parasitemia > 30 % tanpa komplikasi berat
? Parasitemia > 10 % disertai komplikasi berat lainnya seperti : serebral malaria, ARF, ARDS, jaundice dan anemia berat.
? Parasitemia > 10 % dengan gagal pengobatan setelah 12-24 jam pemberian kemoterapi anti malaria yang optimal.
? Parasitemia > 10 % disertai prognosis buruk (misal : lanjut usia, adanya late stage parasites/skizon pada darah perifer)
4. Pastikan darah transfusi bebas infeksi (malaria, HIV, Hepatitis)

V. PENGOBATAN PENCEGAHAN (KEMOPROFILAKSIS)

Obat yang dipakai untuk tujuan ini pada umumnya bekerja terutama pada tingkat eritrositer, hanya sedikit yang berefek pada tingkat eksoeritrositer (hati). Obat harus digunakan terus-menerus mulai minimal 1 ? 2 minggu sebelum berangkat sampai 4 ? 6 minggu setelah keluar dari daerah endemis malaria.
OAM yang dipakai dalam kebijakan pengobatan di Indonesia adalah :
Klorokuin : banyak digunakan karena murah, tersedia secara luas, dan relatif aman untuk anak-anak, ibu hamil maupun ibu menyusui. Pada dosis pencegahan obat ini aman digunakan untuk jangka waktu 2-3 tahun. Efek samping : gangguan GI Tract seperti mual, muntah, sakit perut dan diare. Efek samping ini dapat dikurangi dengan meminum obat sesudah makan.

Pencegahan pada anak :
OAM yang paling aman untuk anak kecil adalah klorokuin. Dosis : 5 mg/KgBB/minggu. Dalam bentuk sediaan tablet rasanya pahit sehingga sebaiknya dicampur dengan makanan atau minuman, dapat juga dipilih yang berbentuk suspensi.
Untuk mencegah gigitan nyamuk sebaiknya memakai kelambu pada waktu tidur.
Obat pengusir nyamuk bentuk repellant yang mengandung DEET sebaiknya tidak digunakan untuk anak berumur <> 15 2

Pencegahan kelompok
Ditujukan pada sekelompok penduduk, khususnya pendatang non-imun yang sedang berada di daerah endemis malaria. Pencegahan kelompok memerlukan pengawasan yang lebih baik. Obat diberikan melalui unit pelayanan kesehatan, pos-pos pengobatan malaria yang dibentuk sendiri oleh penduduk di wilayah tersebut, atau melalui pos obat desa (POD) yang di dalmnya menyediakan obat-obatan lain selain obat anti malaria.
Dosis dan cara pengobatan sama seperti pengobatan pencegahan perorangan.

VI. PROGNOSIS
1. Prognosis malaria berat tergantung kecepatan diagnosa dan ketepatan & kecepatan pengobatan.
2. Pada malaria berat yang tidak ditanggulangi, maka mortalitas yang dilaporkan pada anak-anak 15 %, dewasa 20 %, dan pada kehamilan meningkat sampai 50 %.
3. Prognosis malaria berat dengan kegagalan satu fungsi organ lebih baik daripada kegagalan 2 fungsi organ
? Mortalitas dengan kegagalan 3 fungsi organ, adalah > 50 %
? Mortalitas dengan kegagalan 4 atau lebih fungsi organ, adalah > 75 %
? Adanya korelasi antara kepadatan parasit dengan klinis malaria berat yaitu:
? Kepadatan parasit <> 100.000, maka mortalitas > 1 %
? Kepadatan parasit > 500.000, maka mortalitas > 50 %

VI. RUJUKAN PENDERITA

Semua penderita malaria berat dirujuk / ditangani RS Kabupaten.
Apabila penderita tidak bersedia dirujuk dapat dirawat di puskesmas rawat inap dengan
konsultasi kepada dokter RS Kabupaten.
Bila perlu RS kabupaten dapat pula merujuk kepada RS Propinsi.
Cara merujuk :
1) Setiap merujuk penderita harus disertakan surat rujukan yang berisi tentang diagnosa, riwayat penyakit, pemeriksaan yang telah dilakukan dan tindakan yang sudah diberikan.
2) Apabila dibuat preparat SD malaria, harus diikutsertakan.

Kriteria penderita malaria yang dirawat inap :
Bila salah satu atau lebih dari gejala dibawah ini :
1. Malaria dengan komplikasi
2. Malaria congenital pada bayi
3. Hiperparasitemia. (Parasitemia > 5 %)

Diare


Pengobatan Galih Gumelar - Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB ( Kejadian Luar Biasa ) seperti halnya Kolera dengan jumlah penderita yang banyak dalam waktu yang singkat.Namun dengan tatalaksana diare yang cepat, tepat dan bermutu kematian dpt ditekan seminimal mungkin. Pada bulan Oktober 1992 ditemukan strain baru yaitu Vibrio Cholera 0139 yang kemudian digantikan Vibrio cholera strain El Tor di tahun 1993 dan kemudian menghilang dalam tahun 1995-1996, kecuali di India dan Bangladesh yang masih ditemukan. Sedangkan E. Coli 0157 sebagai penyebab diare berdarah dan HUS ( Haemolytic Uremia Syndrome ). KLB pernah terjadi di USA, Jepang, Afrika selatan dan Australia. Dan untuk Indonesia sendiri kedua strain diatas belum pernah terdeksi.

Defenisi
Suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi dari tinja , yang melembek sampai mencair dan bertambahnya frekwensi berak lebih dari biasanya. (3 kali atau lebih dalam 1 hari.

Faktor yang mempengaruhi diare :
Lingkungan Gizi Kependudukan
Pendidikan Sosial Ekonomi dan Prilaku Masyarakat
Penyebab terjadinya diare :
Peradangan usus oleh agen penyebab :

1. Bakteri , virus, parasit ( jamur, cacing , protozoa)
2. Keracunan makanan/minuman yang disebabkan oleh bakteri maupun bahan kimia
3. Kurang gizi
4. Alergi terhadap susu
5. Immuno defesiensi

Cara penularan :
Infeksi oleh agen penyebab terjadi bila makan makanan / air minum yang terkontaminasi tinja / muntahan penderita diare. Penularan langsung juga dapat terjadi bila tangan tercemar dipergunakan untuk menyuap makanan.

Istilah diare :
Diare akut = kurang dari 2 minggu
Diare Persisten = lebih dari 2 minggu
Disentri = diare disertai darah dengan ataupun tanpa lendir
Kholera = diare dimana tinjanya terdapat bakteri Cholera
Tatalaksana penderita diare yang tepat dan efektif :
Tatalaksana penderita diare di rumah
Meningkatkan pemberian cairan rumah tangga (kuah sayur, air tajin, larutan gula garam, bila ada berikan oralit)
Meneruskan pemberian makanan yang lunak dan tidak merangsang serta makanan ekstra sesudah diare.
Membawa penderita diare ke sarana kesehatan bila dalam 3 hari tidak membaik atau :
1. buang air besar makin sering dan banyak sekali
2. muntah terus menerus
3. rasa haus yang nyata
4. tidak dapat minum atau makan
5. demam tinggi
6. ada darah dalam tinja

Kriteria KLB/Diare :
Peningkatan kejadian kesakitan/kematian karena diare secara terus menerus selama 3 kurun waktu berturut-turut (jam, hari, minggu). - Peningkatan kejadian/kematian kasus diare 2 kali /lebih dibandingkan jumlah kesakitan/kematian karena diare yang biasa terjadi pada kurun waktu sebelumnya (jam, hari, minggu). - CFR karena diare dalam kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% atau lebih dibandingkan priode sebelumnya.

Prosedur Penanggulangan KLB/Wabah.

1. Masa pra KLB
Informasi kemungkinan akan terjadinya KLB / wabah adalah dengan melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini secara cermat, selain itu melakukakukan langkah-langkh lainnya :
1. Meningkatkan kewaspadaan dini di puskesmas baik SKD, tenaga dan logistik.
2. Membentuk dan melatih TIM Gerak Cepat puskesmas.
3. Mengintensifkan penyuluhan kesehatan pada masyarakat
4. Memperbaiki kerja laboratorium
5. Meningkatkan kerjasama dengan instansi lain

Tim Gerak Cepat (TGC) :
Sekelompok tenaga kesehatan yang bertugas menyelesaikan pengamatan dan penanggulangan wabah di lapangan sesuai dengan data penderita puskesmas atau data penyelidikan epideomologis. Tugas /kegiatan :

Pengamatan :
Pencarian penderita lain yang tidak datang berobat.
Pengambilan usap dubur terhadap orang yang dicurigai terutama anggota keluarga
Pengambilan contoh air sumur, sungai, air pabrik dll yang diduga tercemari dan sebagai sumber penularan.
Pelacakan kasus untuk mencari asal usul penularan dan mengantisipasi penyebarannya
Pencegahan dehidrasi dengan pemberian oralit bagi setiap penderita yang ditemukan di lapangan.
Penyuluhahn baik perorang maupun keluarga
Membuat laporan tentang kejadian wabah dan cara penanggulangan secara lengkap

2. Pembentukan Pusat Rehidrasi
Untuk menampung penderita diare yang memerlukan perawatan dan pengobatan.
Tugas pusat rehidrasi :
Merawat dan memberikan pengobatan penderita diare yang berkunjung.
Melakukan pencatatan nama , umur, alamat lengkap, masa inkubasi, gejala diagnosa dsb.
Memberikan data penderita ke Petugas TGC
Mengatur logistik
Mengambil usap dubur penderita sebelum diterapi.
Penyuluhan bagi penderita dan keluarga
Menjaga pusat rehidrasi tidak menjadi sumber penularan (lisolisasi).
Membuat laporan harian, mingguan penderita diare yang dirawat.(yang diinfus, tdk diinfus, rawat jalan, obat yang digunakan dsb.


Kusta

Pengobatan Galih Gumelar

Pengertian
Kusta adalah penyakit kronis yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium Leprae, yang pertama menyerang saraf tepi, selanjutnya menyerang kulit, mukosa mulut, saluran napas bagian atas, sistem muskulo retikulo endotelia, mata, otot, tulang, dan testis.

Etiologi

Mycobacterium Leprae atau basil Hansen, ditemukan oleh GH. Armauer Hansen (Norwegia) tahun 1987. Mycobacterium leprae bersifat tahan asam, bentuk batang, ukuran p=1-2 mikron, l=0.2-0.5 mikron. Hidup dalam jaringan yang bersuhu dingin dan tidak dapat dikultur dalam media buatan

Patogenesis

Cara masuk belum pasti, namun beberapa penelitian memperlihatkan bahwa yang sering melalui kulit yang lecet dan mukosa nasal. Pengaruh terhadap kulit bergantung pada faktor imunitas seseorang, kemampuan hiidup pada suhu rendah, waktu regenerasi lama, sifat basal yang avirulen dan nontoksis. Mycobacterium merupakan parasit obligat intraseluler, terutama pada makrofag disekitar pembuluh darah superfisial pada dermis atau sel schwan di jaringan saraf. Basil masuk ke tubuh, tubuh bereaksi mengeluarkan makrofag (berasal dari sel monosit darah, sel mononuklear, histiosit). Pada tipe LL menyebabkan kelumpuhan sistem imunitas akibatnya makrofag tidak dapat menghancurkan basil. Pada tipe TT, fungsi imunitas masih tinggi dan makrofag mampu menghancurkan basil. Sel Schwan meruapakan sel target untuk pertumbuhan M.Leprae, berfungsi sebagai demielinisasi dan sedikit fungsinya sebagai fagositosis. Gangguan imunitas tubuh dalam sel schwan, basil bermigrasi dan beraktivasi, akibatnya regenerasi sel saraf berkurang dan terjadi kerusakan saraf yang progresif

Klasifikasi

Klasifikasi bertujuan menentukan regimen therapi, prognosis dan komplikasi, serta perencanaan operasional. Klasifikasi dibagi menurut Internasional (Madrid, 1953), Ridley-Jopling (1992), dan WHO (1981) dan modifikasi (1988).

Internasional (Madrid 1953)
- Indeterminate
- Tuberkuloid
- Boderline
- Lepromatosa

Ridley-Jopling(1992)
- Tuberkuloid – tuberkuloid (TT)
- Boderline – Tuberkuloid (BT)
- Boderline – Boderline (BB)
- Boderline – Lepromatosa (BL)
- Lepromatosa – Lepromatosa (LL)

WHO(1981) dan modifikasi (1988)
Paucibasiler (PB); termasuk TT, BT, I, T, dengan BTA (-)

Multibasiler (MB); termasuk BB, BL, LL, B, L, dengan BTA (+)

Perbedaan Tipe PB dan MB

Tipe Paucibasiler (PB)
1. Lesi Kulit (makula datar, papula yg meninggi, nodus)
Satu sampai lima lesi, hipopigmentasi/eritema, distribusi tidak simetris, dan hilang
sensasi yang jelas.
2. Kerusakan Saraf; hanya satu cabang


Tipe Multibasiler (MB)
1. Lesi Kulit (makula datar, papula yg meninggi, nodus)
Lesi lebih dari lima tempat, distribusi lebih simetris, dan hilang sensasi
2. Kerusakan Saraf; banyak cabang

Saraf Tepi Terkena dan Kelainannya

1. N. Fasialis; lagoptalmus, mulut mencong
2. N.Trigeminus; anestesi kornea
3. N.Aurikularis magnus; cuping telinga menebal (megalobule)
4. N.Radialis; tangan lunglai (drop wrist)
5. N.Ulnaris; anestesi dan parese/paralisis otot jari V dan sebagian jari IV
6. N.Medianus; anestesi, parese/paralisis otot jari tangan I,II,III, sbgian IV, jari kiting (claw toes), tangan cakar (claw hand)
7. N.Proneus komunis; kaki semper (drop foot)
8. N.Tibialis posterior; anestesi telapak kaki, claw toes

Diagnosis

Diagnosis ditegakkan pada penemuan gejala utama (Cardinal Sign) usta, yaitu :
1. Kulit dg bercak putih/kemerahan dg mati rasa
2. Penebalan saraf tepi disertai kelainan fungsinya berupa mati rasa & kelemahan pada otot tangan, kaki dan mata
3. Apusan kulit BTA positif.

Pemeriksaan Fisik

1. Anamnesis
2. Inspeksi
3. Palpasi
- Kelainan kulit, nodus, ulkus,dan sebagainya.
- Kelainan saraf; bandingkan kanan - kiri, membesar atau tidak, bentuk oval/bulat, pembesaran reguler/ireguler, perabaan kenyal/keras, nyeri atau tidak.

Tes Fungsi Saraf
Gunakan kapas, jarum, tabung hangat dan dingin.
• Tes Sensoris :
- Raba "dengan kapas"; rasa nyeri " dengan jarum"; rasa suhu " dengan tabung 40oC/20oC.
- Tes Anhidrosis (gangguan berkeringat pada makula).
Tes Gunawan(dengan pensil tinta); pensil tinta digariskan dari kulit normal melewati makula yg diduga hingga kulit normal.
Tes Histamin; daerah kulit pada makula dan perbatasannya disuntik dengan histamin SC: tampak kulit normal berkeringat, sebaliknya anhidrosis tidak berkeringat
• Tes motoris: Voluntary Muscle Test

Pemeriksaan Bakteriologis

• Bakteriologis Indeks (BI), dan Morfologis Indeks (MI)
• Tempat sering diambil: cuping telinga, lengan, punggung, bokong, dan paha (minimun tiga tempat: cuping telinga kiri, cuping telinga kanan, bercak paling aktif).


Pengobatan Kusta

Pengobatan kusat dikenal dengan pengobatan MDT (multi drug therapi), yang terbagi menjadi MDT Tipe-PB dan MDT Tipe-MB.

Multi Drug Therapi –tipe PB

Obat
Dewasa
Anak
BB <>
BB > 35 kg
10-14Tahun
Rifampisin Dapson(Swakelola)450mg/bln(diawasi)
50 mg/hr
1-2mg/kgBB/hr
600mg/bln
100 mg/hr
450mg/bln
(12-15mg/kgBB
50 mg/hr
1-2mg/kgBB/hr

Multi Drug Therapi –tipeMB
Obat
Dewasa
Anak
BB <>
BB > 35 kg
10-14Tahun
Rifampisin

Klofasimin
Dapson(Swakelola)
450mg/bln
(diawasi)
300mg/bln,
Teruskan
50mg/hr
50 mg/hr
1-2mg/kgBB/hr
600mg/bln
300mg/bln
Teruskan
50mg/hr
100 mg/hr
450mg/bln
(12-15mg/kgBB
200mg/bln
teruskan
50mg selang sehari
50 mg/hr
1-2mg/kgBB/hr

Reaksi
Reaksi kusta adalah suatu reaksi eksaserbasi akut (mendadak menjadi parah) yang terjadi dari penyakit itu sendiri. Penyebab reaksi belum diketahui, kemungkinan menggambarkan reaksi hipersensitivitas akut terhadap antigen basil, sehingga terjadi gangguan keseimbangan imunitas.

Faktor Pencetus Reaksi
Setelah pengobatan antikusta yang intensif.
Infeksi rekuren.
Pembedahan.
Stress fisik.
Imunisasi.
Kehamilan.
Post partum awal.

Tipe Reaksi Kusta
1.Reaksi Tipe I (Reversal); hipersensitivitas seluler.
Bercak pada kulit mendadak menjadi lebih merah, bengkak, panas, dan sakit, kemudian timbul bercak baru.
2.Reaksi Tipe II (ENL, eritema nodusum leprosum); hipersensitivitas humoral;
Timbul nodul-nodul berwarna merah, sakit, biasanya pada lengan dan kaki

Penanganan Reaksi
1.Mengatasi neuritis untuk mencegah agar tidak berlanjut menjadi paralisis atau kontraktur.
2.Secepatnya dilakukan tindakan untuk mencegah kebutaan bila mengenai mata.
3.Membunuh kuman.
4.Mengatasi nyeri.

Derajat Cacat Kusta (WHO, 1988)
1.Cacat pada tangan dan kaki
Tingkat O : anestesi T,kelainan anatomis T
Tingkat 1 : anestesi R,kelainan anatomis T
Tingkat 2 : kelainan anatomis R

2.Cacat pd mata
Tingkat O : kelainan mata/visus T
Tingkat 1 : kelainan mata R tapi tidak terlihat, visus berkurang.
Tingkat 2 : lagoptalmus R, visus 6/60 (hitung jari jarak 6 meter.

Pencegahan Primer Cacat Kusta
1.Diagnosa dini
2.Terapi teratur & adekuat
3.Penatalaksanaan neuritis, termasuk silent neuritis
4.Penanganan reaksi

Pencegahan Sekunder Cacat Kusta
1.Perawatan diri sendiri untuk mencegah luka.
2.Latihan fisioterapi.
3.Bedah rekonstruksi.
4.Bedah septik untuk mengurangi perluasan infeksi.
5.Perawatan mata, tangan, kaki yang anestesi/lumpuh.

Sumber : DITJEN PP&PL