Minggu, 19 Desember 2010

Asma Mempengaruhi Pernapasan

Asma menyebabkan suatu penyempitan saluran-saluran udara pernapasan, yang bertentangan dengan pergerakan normal udara yang masuk dan keluar paru-paru. Asma melibatkan hanya tabung-tabung bronchial dan tidak mempengaruhi kantung-kantung udara atau jaringan paru-paru. Penyempitan yang terjadi pada asma disebabkan oleh tiga faktor utama: peradangan (inflammation), kejang broncho (bronchospasm), dan hiperreaktivitas (hyperreactivity).

Peradangan (Inflammations)

Faktor pertama dan paling penting yang menyebabkan penyempitan tabung-tabung bronchial adalah peradangan. Tabung-tabung bronchial menjadi merah, teriritasi, dan bengkak. Peradangan terjadi sebagai tanggapan pada suatu alergen atau pengganggu (irritant) dan berakibat dari aksi penengah-penengah kimia (histamine, leukotrienes, dan lain-lain). Jaringan-jaringan yang meradang menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan dari lendir yang kental kedalam tabung-tabung. Lendir dapat menggumpal bersama dan membentuk "sumbatan" yang dapat menyumbat saluran-saluran udara yang lebih kecil. Sel-sel khusus alergi dan peradangan (eosinophils dan sel-sel darah putih), yang terkumpul ditempat, menyebabkan kerusakan jaringan. Sel-sel yang rusak ini ditumpahkan kedalam saluran-saluran udara, dengan demikian mengkontribusi pada penyempitan.

Bronchospasm

Otot-otot disekeliling tabung-tabung bronchial mengetat selama suatu serangan asma. Penyempitan otot saluran udara ini disebut bronchospasm. Bronchospasm menyebabkan saluran-saluraan udara menyempit lebih jauh. Penengah-penengah kimia (Chemical mediators) dan syaraf-syaraf didalam tabung-tabung bronchial menyebabkan otot-otot menyempit.

Hyperreactivity (Hypersensitivity)

Pada pasien-pasien dengan asma, saluran-saluran udara yang menyempit dan meradang kronis menjadi sangat peka (sensitif), atau reaktif, pada pemicu-pemicu seperti alergen-alergen, irritants, dan infksi-infeksi. Ekspose pada pemicu-pemicu ini dapat berakibat pada semakin peradangan dan penyempitannya.
Kombinasi dari ketiga faktor ini berakibat pada kesulitan pembuangan napas (breathing out, or exhaling). Hasilnya, udara perlu dikeluarkan dengan paksa untuk mengatasi penyempitan, dengan demikian menyebabkan suara khas mencuit-cuit (wheezing sound). Orang-orang dengan asma juga seringkali batuk dalam suatu usaha untuk mengeluarkan sumbatan lendir yang tebal. Mengurangi aliran udara dapat berakibat pada lebih sedikit oksigen yang lewat kedalam aliran darah dan jika sangat berat, karbon dioksida dapat berbahaya terakumulasi didalam darah.

Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.


EmoticonEmoticon