Jumat, 09 Januari 2009

Penyakit Hepatitis B

Pengertian

Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh “Virus Hepatitis B” (VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Jika sudah berkembang menjadi kanker hati, pada seluruh bagian hati akan terbentuk jaringan-jaringan ikat serta tonjolan-tonjolan regenerasi, sehingga struktur jaringan hati menjadi kacau. Hepatitis B merupakan penyakit hati yang paling banyak diderita dibanding Hepatitis lainnya di dunia. Di seluruh dunia kira-kira 350 juta orang menderita penyakit Hepatitis B, dimana lebih dari 250.000 meninggal dari penderita yang berhubungan dengan hati per tahunnya. Oleh karena itu, Hepatitis B dianggap sangat berbahaya.

Menurut para pakar sirosis, ada lebih dari satu juta carrier hepatitis B ( terutama ras Vietnam dan China ) di AS. Sekitar 200.000 di antaranya berlanjut menjadi kronis, sirosis, bahkan kanker hati. Penelitian lain sekitar tiga tahun lalu menyatakan, lebih dari satu miliar penduduk dunia terinfeksi hepatitis B, dan 80% di antaranya tinggal di Asia Pasifik. Ras kulit kuning merupakan penduduk yang paling banyak diserang. Belum diketahui penyebabnya.

Wanita hamil yang terinfeksi Hepatitis B dapat menyebarkan virus ini ketika bayinya lahir. Virus tinggal di hati pada sebagian orang selama hidupnya dan dapat berkembang menjadi sirosis atau kanker.

Diagnosis

Sekitar 40% penderita Hepatitis, tidak tahu bagaimana atau kapan mereka terinfeksi virus ini. Sebab, gejala baru muncul beberapa minggu atau bulan setelah kemasukan virus. Pada hepatitis akut, gejalanya memang jelas. Tapi pada hepatitis kronis, gejalanya sangat samar dan baru muncul jelas setelah organ hati dalam keadaan cukup parah.

Karena itu perlu dijaga agar Hepatitis B jangan sampai menjadi kronis. Hepatitis B kronis ditandai dengan HBsAg dan Igm antiHbc positif. Namun, sering terjadi setelah 2-3 bulan mendapat serangan Hepatitis B akut dan kesehatan penderita tampak membaik. Setelah dilakukan pemeriksaan kadar HBs Ag dalam darah menunjukkan hasil negatif. Bukan berarti sudah sembuh total. Karena itu cek darah seharusnya terus dilakukan sebab sekitar 10% penyakit Hepatitis B bisa menjadi menahun. Dalam hal ini tubuh tidak membentuk antibodi terhadap VHB. Virus tetap ngedon di dalam hati sehingga penderita menjadi carrier positif.

Penderita baru dinyatakan sembuh total jika anti-HBs menjadi positif atau reaktif. Kalau itu yang terjadi, penderita tidak akan mendapat lagi serangan penyakit tersebut. Karena itu, jangan sampai penyakitnya berkembang menjadi kronis. Sebab penderita ini berisiko tinggi untuk menderita sirosis hati atau ahkan kanker hati di kemudian hari.

Penyebab

Penyebab Hepatitis bisa melalui bermacam-macam media atau cara. Bisa lewat barang yang tercemar VHB sesudah digunakan para carrier positif atau penderita hepatitis B, seperti jarum suntik yang tidak sekali pakai, pisau cukur, jarum tato, jarum tusuk kuping, sikat gigi, bahkan jarum bor gigi, keracunan obat, dan paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri modern, bisa juga menyebabkan Hepatitis. Obat-obatan jenis tersebut adalah obat-obatan yang dapat merusak hati (liver).

Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit penderita. Menetralkan suatu racun yang beredar di dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain. Karena virus ini menular melalui darah maka disebut virus blood-borne.

Selain diatas, penyebab tertularnya Hepatitis B sebagai berikut :

1. Berhubungan seksual tanpa kondom atau berciuman dengan penderita.

2. Berbagi jarum suntik dengan orang yang tertular Hepatitis B

3. Bayi yang baru lahir tertular dari ibu penderita Hepatitis B

Bagi kelompok yang bekerja di laboratorium atau ruang darurat rumah sakit, dan kamar mayat seperti dokter, perawat, guru, paramedis, atau polisi diharapkan untuk vaksinasi. VHB memang tidak menular melalui singgungan kulit, namun kalau ada luka terbuka di kulit lalu terkontaminasi darah yang mengandung VHB, penularan bisa terjadi.

Akibat

Pasien yang menderita Hepatitis B, biasanya dominan disertai oleh demam, badan terasa lemas dan letih, perut kembung, kurang nafsu makan karena mual, dan awal-awalnya dapat di cek pada mata, area di bawah lidah (frenulum), bahkan kulit di seluruh tubuh apakah mengalami kekuningan atau tidak sebagai akibat tingginya Bilirubin di dalam darah. Yang dapat menimbulkan warna urin sampai coklat seperti air the

Penderita yang sudah sampai tahap sirosis (rusaknya sel-sel hati) akan muntah darah karena terjadi varises (pelebaran pembuluh darah vena/balikpada esofagus (kerongkongan) dan pada anus. Dan apabila pembuluh darah vena ini pecah pada kerongkongan dapat menyebabkan muntah darah, dan berak darah pada anus.

Bendungan aliran darah tidak ditimbulkan oleh tonus sekitar kerongkongan tapi akibat terjadinya gangguan sirkulasi masuknya darah ke hati. Hati yang mengalami sirosis sering memacetkan saluran interseluler yang berfungsi menyaring darah yang mengalir ke sana. Akibatnya, aliran darah melalui hati tidak lancar serta pembuluh vena melebar. Inilah yang menyebabkan terbentuknya tonjolan-tonjolan pembuluh vena pada esophagus atau lambung. Kalau pembuluh itu pecah, darah akan keluar melalui mulut atau dubur.

Dengan obat-obatan tertentu, dokter selalu mengupayakan jangan sampai terjadi varises agar penderita tidak semakin parah. Walaupun fungsi hati penderita sirosis bisa berangsur-angsur membaik kalau dirawat dengan baik, tapi tidak lagi sempurna karena organ hati terlanjur mengerut.

Pencegahan

Hepatitis B dapat dicegah dengan vaksinasi. Orang yang sudah divaksinasi diharapkan dalam darahnya terkandung anti-HBs sehingga tidak akan terkena Hepatitis B. Namun, bagi yang sudah terkena penyakit ini, vaksin tidak ada gunanya. Semua bayi yang lahir dari ibu carrier atau tidak (si bayi bukan carrier), mutlak harus diberi vaksinasi agar tidak tertular dari ibunya.

Pelaksanaan vaksinasi dilaksanakan dalam tiga tahap. Pertama, berikan setelah bayi dilahirkan. Kedua, setelah bayi berusia 1 bulan. Ketiga, ketika bayi berusia 5-6 bulan. Efek sampingan suntikan vaksin ini berupa demam ringan. Kini vaksin Hepatitis B ( terutama untuk bayi ) sudah bisa dicapai diseluruh pelosok tanah air. Meskipun anak sudah berumur 11-12 tahun, tetap disarankan untuk dilakukan vaksinasi.

Selain vaksinasi, berikut ini beberapa tips agar tidak tertular Hepatitis B :
1. Menggunakan kondom jika pasangan mu terinfeksi Hepatitis B
2. Hindari kontak dengan darah dan cairan dari badan penderita Hepatitis B
3. Jangan menggunakan jarum suntik yang sudah pernah digunakan
4. Menutupi bagian tubuh yang terluka atau tergores
5. Penderita Hepatitis tidak boleh berbagi alat cukur, sikat gigi, jarum suntik, atau barang yang dapat langsung kontak dengan darah.

Khusus Penderita Wanita Ibu Hamil

Sesudah melahirkan bayi, perlu diketahui bahwa virus Hepatitis dapat masuk ke bayi lewat asi. Menyusui akan meningkatkan resiko bayi terserang penyakit. Ketika seorang ibu mengidap Hepatitis B disarankan agar ibu tersebut tidak menyusui anaknya yang dapat menyebabkan penyebaran melalui asi ketika terjadi luka pada payudara.

Sangat penting untuk menyadari bahwa pengecekan harus terus dilakukan, ibu harus menjamin bahwa anaknya tidak tertular penyakit Hepatitis B walaupun tidak menyusui anaknya. Banyak sisa-sisa obat yang dikonsumsi sang ibu keluar dari asi yang dapat berakibat buruk pada bayi. Ibu yang menyusui harus selalu bertanya jika obat-obatan ini dapat menyebabkan efek pada bayinya atau apakah harus mencari obat lain atau kah berhenti menyusui anaknya. Banyak ibu sering melupakan untuk mengatakan bahwa mereka menyusui ketika konsultasi dengan dokter di klinik. Ingat !! Ini penting sekali.

Perawatan

Radang hati merupakan penyakit yang sangat mudah menular sehingga penderita harus benar-benar diasingkan selama taraf penyakit masih aktif. Penyakit ini umumnya akan sembuh setelah 6-8 minggu, namun akan dapat kambuh kembali apabila penderita langsung melakukan aktivitas berat. Penderita Hepatitis harus istirahat di tempat tidur selama masih ada gejala-gejala penyakit ini. Makanannya harus mengandung banyak protein dan hidrat arang, tetapi sedikit kadar lemaknya. Makanan yang dapat Anda berikan untuk penderita Hepatitis antara lain makaroni, telur, tahu, daging yang tidak bergajih, ayam, ikan, kentang, sayur-sayuran yang mudah dicerna, agar-agar dan buah-buahan apa saja kecuali alpukat. Penderita juga sebaiknya diberi vitamin B kompleks untuk menolong mengembalikan nafsu makannya yang sudah hilang, dan menolong menyembuhkan hati. Penderita harus berhati-hati untuk tidak melakukan aktivitas yang terlalu berat.

Bagi seorang carrier aktif tidak bisa hidup seenaknya tanpa terus dipantau kesehatannya. Disarankan jika mengkonsumsi minuman beralkohol, rokok serta obat penenang atau bius, harus dibawah pengawasan dokter.

Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.


EmoticonEmoticon