BANYAK orang pasti jijik dan takut melihat lintah. Tapi tak banyak yang tahu bahwa lintah bisa menyembuhkan banyak penyakit. Salah satunya adalah penyakit Diabetes Mellitus.
Menurut Alie, terapis dari Klinik Hirudo, Jakarta Barat, lintah sebetulnya sudah digunakan beerabad-abad lamanya. Manfaat hirudin asli dari lintah sebagai antikoagulan pada kardiovaskular sangat baik untuk mengobati penyakit. Hasilnya, selain untuk melancarkan aliran darah, lintah juga dapat mengurangi rasa sakit.
Terapi Hirudo Medicinalis Leech dan Herbal telah dijalankan Alie sejak tahun 2000. Proses penyembuhannya sendiri dapat dirasakan hari demi hari dan sangat cepat. Banyak penyakit yang dapat disembuhkan dengan terapi ini, mulai dari Diabetes Mellitus, migrain, jantung koroner sampai kelenjar tiroid.
Diabetes Melitus
Diabetes Mellitus adalah penyakit yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula. Kadar gula darah yang ada di dalam tubuh manusia itu sendiri sebetulnya terbagi atas tiga bagian. Pertama, kadar gula darah ketika pasien selesai makan. Kadar gula puasa artinya si penderita harus menjalani puasa selama 10-12 jam dan tidak diperbolehkan makan dan minum yang manis-manis (ada gangguan jika kadar gula darahnya melebihi 126 mg). Kadar gula darah yang normal pada pasien sesudah makan adalah 140 mg. Kedua, ketika pasien akan diperiksa. Jika nilainya lebih dari 250 mg/dl, pasien menderita Diabetes Mellitus. Ketiga, kelebihan gula yang kronis dalam darah yang disebut dengan hiperglikemia.
Masuknya glukosa ke dalam sel dibantu oleh insulin, yaitu sejenis hormon yang diproduksi oleh kelenjar pankreas. Pada penderita Diabetes Mellitus, gula tidak dapat atau sulit masuk ke dalam sel karena sedikitnya hormon insulin yang diproduksi oleh kelenjar pankreas, meskipun jumlah insulinnya sangat cukup.
Penderita Diabetes Mellitus tipe 1 biasanya mengalami gejala seperti sering buang air kecil, terutama pada tengah malam, bisa lebih dari tujuh kali dalam semalam, lapar dan haus, berat badan menurun, kelelahan, penglihatan kabur, infeksi pada kulit yang bertulang, meningkatnya kadar gula dalam darah dan air seni. Biasanya yang terkena Diabetes Mellitus tipe 1 ini adalah mereka yang berusia di bawah 20 tahun. Gejala ini mirip dengan tahap awal Diabetes Mellitus tipe 2 yang biasanya terjadi pada usia di atas 40 tahun. Sekarang ini prevelensinya semakin tinggi pada anak dan remaja.
Biasanya penderita tidak menyadari datangnya ancaman penyakit itu saat mengalami gejala pre-diabetes, yaitu kondisi pendahuluan dari munculnya Diabetes Mellitus tipe 2. Ini karena penderita belum mengalami gejala fisik Diabetes Mellitus, tetapi kadar gula darah puasa dalam tubuhnya sudah di atas normal. Gejala lain yang timbul pada penderita, antara lain, penglihatan kabur sehingga mengakibatkan kebutaan, luka yang lama sembuh, kaki yang terasa kebas, geli atau terbakar, infeksi jamur pada saluran reproduksi perempuan, dan impotensi pada pria.
Menurut perkiraan, lebih dari 50 persen penderita Diabetes Mellitus tipe 2 ini tidak terdiagnosis. Umumnya baru diketahui ketika berobat atau memeriksakan diri karena penyakit lain. Hal ini dapat mengakibatkan komplikasi Diabetes Mellitus serius yang, antara lain, ditandai dengan hilangnnya kesadaran, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, gangguan ketajaman penglihatan sampai mengakibatkan kebutaan, kerusakan jaringan (gangren) sampai harus diamputasi agar tidak menjalar ke jaringan lain.
Terapi Lintah
Tak jarang, jalan terakhir yang ditempuh oleh pasien yang mengidap penyakit ini pada stadium terakhir adalah amputasi. Dengan terapi lintah, pasien tak harus diamputasi.
Di kerongkongan tempat isapnya itu terdapat tiga rahang yang berbentuk seperti setengah gergaji yang dihiasi sampai 100 gigi kecil. Dalam waktu 30 menit, lintah bisa menyedot darah sebanyak 15 ml, kuota yang cukup untuk hidupnya setengah tahun. Bahkan, air ludahnya pun mengandung zat aktif yang sekurang-kurangnya berisi 15 unsur. Contohnya adalah zat putih telur hirudin yang bermanfaat untuk mengencerkan darah. Hirudin ini mengandung penisilin.
Terapi ini tidak hanya menggunakan lintah semata, tapi juga campuran herbal yang berguna untuk memperbaiki atau menghidupkan jaringan saraf yang tersumbat maupun mati. Biasanya terdapat di sekitar telapak kaki sampai lutut. " kalo Cuma lintah aja, ya, nggak akan bisa," terang Alie. Lintah yang sudah dicampur dengan herbal itu diletakkan pada bagian tubuh yang sakit.
Ramuan herbal yang digunakan adalah ramuan herbal khusus yang merangsang kerja pankreas sehingga produksi insulin akan berangsur normal kembali. Ramuan ini pun sangat baik untuk sistem saraf dan sirkulasi darah pada daerah yang terserang diabetes. Keluhan kesemutan, mati rasa, kaku, bengkak (diabetes kering) akan membaik pada terapi berikutnya. Luka yang tidak bisa sembuh pun akan terlihat setelah terapi pada minggu kedua. Cairan nanah dan pendarahan pada luka akan berkurang dan mengering. "Jadi, tanpa perlu dioperasi, kalau pun sudah terlanjur diamputasi dan tidak juga bisa menutup, dengan terapi lintah ini semua bisa dilakukan," jelasnya.
Menurut Alie, terapis dari Klinik Hirudo, Jakarta Barat, lintah sebetulnya sudah digunakan beerabad-abad lamanya. Manfaat hirudin asli dari lintah sebagai antikoagulan pada kardiovaskular sangat baik untuk mengobati penyakit. Hasilnya, selain untuk melancarkan aliran darah, lintah juga dapat mengurangi rasa sakit.
Terapi Hirudo Medicinalis Leech dan Herbal telah dijalankan Alie sejak tahun 2000. Proses penyembuhannya sendiri dapat dirasakan hari demi hari dan sangat cepat. Banyak penyakit yang dapat disembuhkan dengan terapi ini, mulai dari Diabetes Mellitus, migrain, jantung koroner sampai kelenjar tiroid.
Diabetes Melitus
Diabetes Mellitus adalah penyakit yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula. Kadar gula darah yang ada di dalam tubuh manusia itu sendiri sebetulnya terbagi atas tiga bagian. Pertama, kadar gula darah ketika pasien selesai makan. Kadar gula puasa artinya si penderita harus menjalani puasa selama 10-12 jam dan tidak diperbolehkan makan dan minum yang manis-manis (ada gangguan jika kadar gula darahnya melebihi 126 mg). Kadar gula darah yang normal pada pasien sesudah makan adalah 140 mg. Kedua, ketika pasien akan diperiksa. Jika nilainya lebih dari 250 mg/dl, pasien menderita Diabetes Mellitus. Ketiga, kelebihan gula yang kronis dalam darah yang disebut dengan hiperglikemia.
Masuknya glukosa ke dalam sel dibantu oleh insulin, yaitu sejenis hormon yang diproduksi oleh kelenjar pankreas. Pada penderita Diabetes Mellitus, gula tidak dapat atau sulit masuk ke dalam sel karena sedikitnya hormon insulin yang diproduksi oleh kelenjar pankreas, meskipun jumlah insulinnya sangat cukup.
Penderita Diabetes Mellitus tipe 1 biasanya mengalami gejala seperti sering buang air kecil, terutama pada tengah malam, bisa lebih dari tujuh kali dalam semalam, lapar dan haus, berat badan menurun, kelelahan, penglihatan kabur, infeksi pada kulit yang bertulang, meningkatnya kadar gula dalam darah dan air seni. Biasanya yang terkena Diabetes Mellitus tipe 1 ini adalah mereka yang berusia di bawah 20 tahun. Gejala ini mirip dengan tahap awal Diabetes Mellitus tipe 2 yang biasanya terjadi pada usia di atas 40 tahun. Sekarang ini prevelensinya semakin tinggi pada anak dan remaja.
Biasanya penderita tidak menyadari datangnya ancaman penyakit itu saat mengalami gejala pre-diabetes, yaitu kondisi pendahuluan dari munculnya Diabetes Mellitus tipe 2. Ini karena penderita belum mengalami gejala fisik Diabetes Mellitus, tetapi kadar gula darah puasa dalam tubuhnya sudah di atas normal. Gejala lain yang timbul pada penderita, antara lain, penglihatan kabur sehingga mengakibatkan kebutaan, luka yang lama sembuh, kaki yang terasa kebas, geli atau terbakar, infeksi jamur pada saluran reproduksi perempuan, dan impotensi pada pria.
Menurut perkiraan, lebih dari 50 persen penderita Diabetes Mellitus tipe 2 ini tidak terdiagnosis. Umumnya baru diketahui ketika berobat atau memeriksakan diri karena penyakit lain. Hal ini dapat mengakibatkan komplikasi Diabetes Mellitus serius yang, antara lain, ditandai dengan hilangnnya kesadaran, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, gangguan ketajaman penglihatan sampai mengakibatkan kebutaan, kerusakan jaringan (gangren) sampai harus diamputasi agar tidak menjalar ke jaringan lain.
Terapi Lintah
Tak jarang, jalan terakhir yang ditempuh oleh pasien yang mengidap penyakit ini pada stadium terakhir adalah amputasi. Dengan terapi lintah, pasien tak harus diamputasi.
Di kerongkongan tempat isapnya itu terdapat tiga rahang yang berbentuk seperti setengah gergaji yang dihiasi sampai 100 gigi kecil. Dalam waktu 30 menit, lintah bisa menyedot darah sebanyak 15 ml, kuota yang cukup untuk hidupnya setengah tahun. Bahkan, air ludahnya pun mengandung zat aktif yang sekurang-kurangnya berisi 15 unsur. Contohnya adalah zat putih telur hirudin yang bermanfaat untuk mengencerkan darah. Hirudin ini mengandung penisilin.
Terapi ini tidak hanya menggunakan lintah semata, tapi juga campuran herbal yang berguna untuk memperbaiki atau menghidupkan jaringan saraf yang tersumbat maupun mati. Biasanya terdapat di sekitar telapak kaki sampai lutut. " kalo Cuma lintah aja, ya, nggak akan bisa," terang Alie. Lintah yang sudah dicampur dengan herbal itu diletakkan pada bagian tubuh yang sakit.
Ramuan herbal yang digunakan adalah ramuan herbal khusus yang merangsang kerja pankreas sehingga produksi insulin akan berangsur normal kembali. Ramuan ini pun sangat baik untuk sistem saraf dan sirkulasi darah pada daerah yang terserang diabetes. Keluhan kesemutan, mati rasa, kaku, bengkak (diabetes kering) akan membaik pada terapi berikutnya. Luka yang tidak bisa sembuh pun akan terlihat setelah terapi pada minggu kedua. Cairan nanah dan pendarahan pada luka akan berkurang dan mengering. "Jadi, tanpa perlu dioperasi, kalau pun sudah terlanjur diamputasi dan tidak juga bisa menutup, dengan terapi lintah ini semua bisa dilakukan," jelasnya.
EmoticonEmoticon