Pengobatan Ust. Galih Gumelar - Semua wanita akan mengharapkan kehamilannya berjalan lancar dengan janin tumbuh sehat di dalam rahimnya. Namun bagaimana dengan seorang ibu hamil yang juga menderita asma? Dalam kasus ini asalkan asma sang ibu terkontrol dengan baik, kehamilan akan tetap berjalan lancar baik bagi ibu maupun bagi sang jabang bayi. Sumber : www.goodhousekeeping.com
Asma sendiri memiliki pengertian penyakit gangguan saluran pernapasan yang ditandai oleh sesak napas disertai bunyi ngik-ngik (mengi) dan / atau batuk persisten yang disebabkan penyempitan otot saluran pernapasan akibat peradangan dan produksi lendir berlebihan.
Asma dan kehamilan
Asma yang dapat membahayakan kehamilan adalah asma berat yang tidak terkontrol. Pada serangan asma berat, komplikasi dapat terjadi baik bagi ibu maupun bagi janin. Komplikasi asma dalam kehamilan dapat berupa turunnya asupan oksigen ke janin, berat badan janin rendah, pertumbuhan janin terhambat, kelahiran prematur, sampai kematian janin. Pada ibu, asma berat yang tidak terkontrol dapat berujung pada kematian ibu.
Apabila seorang wanita memiliki asma dan sedang hamil, maka sangatlah penting mendiskusikan hal ini dengan dokter dalam hal perencanaan pengobatan asma dalam kehamilan sampai mencegah serangan asma.
Asma sendiri dapat membaik, memburuk, atau tidak berubah selama kehamilan. Variasi derajat serangan asma ini dipengaruhi oleh berbagai hal, baik perubahan kadar hormonal, paparan antigen janin, sampai perubahan kekebalan tubuh sang ibu.
Pada kebanyakan wanita, serangan asma umumnya terjadi pada tiga bulan terakhir dari masa kehamilan. Sebelum hal ini terjadi, pastikan ibu sudah mendiskusikan hal ini dengan dokter agar asma dapat terkontrol dengan baik.
Untuk mencegah risiko gangguan kesehatan pada janin akibat asma, terdapat beberapa hal yang dapat ibu lakukan :
Obat yang aman selama kehamilan
Selama kehamilan trimester pertama, sebaiknya memang tidak menggunakan obat-obatan dikarenakan trimester ini adalah masa pembentukan organ si kecil sehingga sangat rentan akan terjadinya kelainan kongenital atau kecacatan pada janin.
Penelitian membuktikan bahwa obat-obatan asma dalam bentuk inhalasi (inhaler) atau obat yang dihirup, aman diberikan selama masa kehamilan dan tidak berefek teratogenik (menyebabkan kecacatan pada janin). Hal ini disebabkan karena kadar obat di dalam satu ‘puff’ inhalasi tersebut tidak besar dan langsung bekerja ke paru sehingga tidak berbahaya bagi janin.
Pilihan obat inhalasi dapat berupa kortikosteroid inhalasi dan bronkodilator inhalasi. Kortikosteroid inhalasi adalah pengendali proses peradangan saluran pernapasan pada asma. Jenis kortikosteroid inhalasi diantaranya adalah beklometason (Vanceril, Beclovent, Qvar) atau budesonid (pulmicort). Kromolin inhalasi juga direkomendasikan sebagai obat profilaksis atau pencegahan asma selama kehamilan.
Bronkodilator (pelega saluran pernapasan) yang banyak digunakan di dalam serangan asma adalah jenis β2 agonis, diantaranya adalah jenis terbutalin, albuterol (ventolin), dan meta proteronol. Obat jenis antikolinergik seperti ipratropium bromide (Atrovent, Combivent) dapat digunakan pada wanta hamil dengan asma yang tidak memberikan respon terhadap terapi β2 agonis. Meskipun inhaler untuk serangan asma tergolong aman, tentunya penggunaan obat-obatan ini tetap harus di bawah pengawasan dokter.
Apabila ibu membutuhkan obat oral untuk pengendali serangan asma, maka berkonsultasilah terlebih dahulu dengan dokter. Obat oral asma tidak seaman obat inhalasi, karena itu apabila memungkinkan, obat ini sebaiknya tidak diminum pada trimester pertama karena terdapat kemungkinan mengakibatkan gangguan pada janin.
Obat asma juga aman digunakan saat melahirkan (apabila serangan terjadi) dan saat menyusui. Apabila serangan asma datang, lakukanlah langkah-langkah berikut ini :
Sabtu, 01 Agustus 2009
Asma Saat Hamil
Related Posts
Kreatif Inovatif
Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon